Tapi tidak dengan jeongwoo, pemuda itu tersenyum miring sekarang. Ada jalan.

Dengan pelan, jeongwoo bergerak memanggut bibir si manis. Menekan tengkuk haruto memperdalam ciuman yang mana membuat kedua tangan haruto otomatis melingkar di bahu lebarnya.

Keduanya memejamkan mata, saling bertukar Saliva menimbulkan bunyi kecipak basah memenuhi ruangan, dua kepala anak Adam itu memiring ke kanan dan kiri mencari kenikmatan lebih dalam.

Jeongwoo elus pinggang ramping haruto tanpa melepas pangutan yang semakin panas itu.

Haruto jika sudah di hadapkan dengan jeongwoo maka ia lemah, sentuhan-sentuhan jeongwoo membuatnya hilang waras. ia hanya suka jika jeongwoo yang menyentuh.

Ciuman itu semakin dalam, tangan jeongwoo tergerak mengangkat kaki kanan haruto naik mengapit pinggangnya dengan Tangan sebelah kanannya mengelus lembut paha putih si manis.

Pangutan panas itu terlepas, beralih meraup udara rakus tanpa memberi jarak pada tubuh keduanya.

"ngh.." lenguh haruto saat jeongwoo mengelus lembut paha dalamnya yang bertengger di pinggang sang suami.

Pemandangan haruto saat ini membuat libido jeongwoo naik, lihat bibir bengkak mengkilat dan mata sayu itu. Si adik baperan agaknya.

"Sambil berdiri, sayang?." Katanya tengil.

Bugh!

"Adoy!." Gaduh jeongwoo saat haruto memukul bahunya.

"Minggir kamu! Aku mau beres-beres ya mas kamu tuh ganggu mulu!." Kesal haruto, di dorongnya jeongwoo agak keras lalu memperbaiki kaosnya yang sempat tersingkap tadi.

"Kamu kok sering gebuk aku sih dek akhir-akhir ini?." Jeongwoo mengelus bahunya yang di tabok haruto tadi. Lumayan keras dia di slibaw sang istri.

"Gak tau, kamu ngeselin kali." Balas haruto acuh.

"Iyadeh iya, sayangku cintaku duniaku ragaku apa yang bisa ayangmu ini bantu?." Tanya jeongwoo, sudah seharusnya dia membantu memang.

Haruto berpikir sebentar, menelisik sesuatu yang kurang.

"Duh lupa, pakaian dalam mas belum di masukin nih ambil dulu di lemari sana." Perintah haruto, jeongwoo mengangguk lalu berjalan menuju kamar.

Namun pria berbahu lebar itu berhenti di depan pintu kamar dan menoleh pada si manis dengan tatapan tengilnya.

"Dek."

"Apa?."

"Lingering mu di bawa juga gak?."





























"PARK JEONGWOO KAMU AKU GEBUK YA!"

"hihi maung ngamuk."




































































Sekarang jarum jam menunjukkan pukul 7 malam. Dua sejoli ini tengah duduk bersebelahan di kursi tunggu. Jeongwoo mengeratkan jaket Levis yang haruto kenakan, malam ini cuaca agak dingin memang.

Jeongwoo menoleh saat merasakan tangannya di genggam seseorang, haruto kedinginan. Ketara sekali dengan hidung mancung yang memerah itu.

Jeongwoo rangkul bahu haruto membawa tubuh sang istri menyandar pada dada bidangnya. Lalu mengusap Surai haruto lembut dan mengecup lama kening si manis. "Dingin banget, yang? Tambahin pake jaket aku mau?." Tawar jeongwoo.

Haruto menggeleng, nanti jeongwoo yang kedinginan. Salahkan cuaca yang begitu dingin malam ini, jadi membuat haruto ingin cuddle hangat dengan suaminya saja.

"Masih lama ya mas?." Cicitnya.

"Bentar lagi, sabar ya manis." Jeongwoo kecup bibir haruto kilat.

"Ih! Gak tau tempat!." Haruto memukul pelan dada si suami.

Dasar park nyosor Jeongwoo.

Singkatnya, mereka sudah sampai di Bangkok setelah 5 jam perjalanan. Benar, tengah malam mereka sampai di Bangkok.

Ternyata, di bandara sudah ada Lisa dan suaminya yang menunggu mereka. Membuat haruto berlari kecil lalu berhamburan memeluk tubuh si mbak nya.

"Mbak lisaaaaa."

Lisa tertawa gemas, sepupunya ini sangat manis.

"Dateng juga ya kamu haru."

Haruto mengangguk semangat lalu menoleh ke belakang dimana ada jeongwoo yang tengah bertukar sapa dengan hanbin suami Lisa.

"Bisa ambil cuti juga kamu, woo." Hanbin menepuk sekilas bahu jeongwoo.

"Iya bang, si jihoon lagi baik hati." Katanya laku tos keren dengan hanbin.

"Ayo, kita ke rumah mbak udah malem ini kamu ngantuk kan haru."

Haruto mengangguk sambil mengucek matanya, sangad ngantuk, pake d.

Rumah Lisa tidak jauh dari bandara ternyata, jadi mereka bisa dengan cepat sampai.

Ceklek

"Kalau butuh sesuatu panggil mbak ya woo." Kata Lisa saat membukakan pintu kamar untuk jeongwoo yang tengah menggendong haruto karna si manis sudah terlelap di jalan tadi.

"Iya mbak, makasih banyak mbak." Katanya pelan, takut membangunkan si manis yang bersandar nyaman di bahunya.

Jeongwoo membaringkan haruto di kasur dengan hati-hati takut membangunkan si manis, membuka jaket serta sepatu haruto lalu setelahnya mengganti baju anak itu dengan piyama.

Setelahnya ia juga mengganti bajunya dan ikut berbaring di samping haruto yang mana ternyata dia agak berisik hingga di manis menggeliat di tidurnya, "eung.. mas?." 

"Sshh..." Jeongwoo mendekap haruto pelan, mengelus lembut Surai anak itu agar dia kembali terlelap dan perlahan ikut menuju alam mimpi bersama haruto.

Ckck ingin juga.


















































- Have Fun -

Satu lagi, ini horor hehe.

Have Fun  - JeongharuWhere stories live. Discover now