"Iya ma,kalau gitu El pergi dulu". Ujar Gabriel.

Gabriel keluar dari rumah. Dia memakai helm nya dan pergi dari sana.

Gabriel pergi menuju ke markas sesuai dengan perjanjian mereka. Sesampainya di markas.

Gabriel masuk kedalam markas. Di sana sudah ada Kiki dan rayen yang sedang menunggunya.

"Sorry gw telat". Ujar Gabriel.

"Santai aja". Ujar Kiki.

"Ada apa Lo manggil kita ke markas?". Tanya rayen.

"Ini tentang bell, bell dalam bahaya sekarang". Jawab Gabriel.

"Apa,bukannya tadi Lo bilang bell baik baik aja". Ujar Kiki.

"Iya. Tadi gw emang ngomong gitu. Tapi pas gw lacak lokasi bell sekarang, dia ke hutan". Ujar Gabriel memperhatikan GPS.

"Ngapain bell ke hutan malam malam gini". Ujar Kiki.

"Entah lah, gw gak tau yang pasti saat ini perasaan gw gak enak". Ujar Gabriel.

"Sebaiknya kita selamatkan bell aja". Ujar rayen.

"Iya. Tapi kita gak punya senjata lengkap kayak bell". Ujar Kiki.

"Gw punya. Di rumah senjata kayak pistol banyak". Ujar rayen.

"Oke. Kita ambil ke rumah rayen". Ujar Gabriel.

"Oke". Ujar Kiki.

Mereka keluar dari markas. Tak lupa mereka juga mengunci pintu markas agar tidak ada yang masuk kedalam markas mereka.

Saat ini. Bell sudah sampai di tengah hutan. Bell masuk kedalam rumah tua itu.

Saat di dalam rumah tua itu, bell melihat seorang perempuan yang mengunakan dress selutut berwarna merah sedang duduk sambil meminum anggur .

"Aku pikir kamu tidak akan datang Queen arabella Agatha". Ujar wanita itu menyebut nama panjang bell.

"Ternyata ini cuma jebakan,ck". Ujar bell.

"Haha,aku punya kejutan untuk mu bell". Ujar gadis itu.

Tiba tiba seorang yang bell kenal muncul dari belakangnya. Orang itu terlihat babak belur.

Sepertinya orang itu baru saja di siksa. Bell menatap gadis itu dengan tatapan datar.

"Apa tujuan Lo nyuruh gw kesini". Ujar bell to the point

"Kamu terlalu buru buru sayang". Ujar gadis itu berdiri di hadapan bell.

"Ck.lo buang buang waktu gw aja". Ujar bell.

"Mulut mu selalu saja kasar. Aku menyuruh mu ke sini karena aku ingin kamu mati di hadapan ku sambil berlutut". Jawab gadis itu.

Bell tersenyum miring.gadis di hadapannya kini benar benar naif.

Sampai kapan pun,bell tidak akan meminta maaf kepada gadis itu. Ya,gadis itu adalah adik kandung Maya.

"Ck,sampai kapan pun itu gak bakalan terjadi".ujar bell.

"Gadis pemberani. Aku sangat menyukainya".ujar gadis itu." aku tidak yakin kamu bisa menghadapi mereka semua bell". Ujar jeni.

Muncullah sekelompok orang berpakaian jas hitam.

Mereka mengepung bell. Bell tidak terkejut dengan situasi di hadapannya.

Bell tetap tenang. Jeni sangat senang melihat bell seperti ini. Mereka menyerang bell secara bersamaan.

Bell menghindari serangan mereka meskipun merelakan anggota tubuhnya terkena serangan mereka.

Bagaimana bisa dia menghindari semua serangan itu. Bahkan dirinya sendirian menghadapi mereka.

Quen Of MafiaWhere stories live. Discover now