vol • 01

937 81 0
                                    

—on the corner spot

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—on the corner spot.

•—

han jisung tak perlu berpikir dua kali untuk mengajak orang baru berkenalan selama delapan belas tahun dirinya hidup. cukup diawali dengan senyum, sebutkan nama, dan diakhiri dengan cuitan random khas pemuda itu. jisung akan mendapat teman baru setelahnya.

han jisung bahkan tak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana ia beradaptasi di lingkungan baru setelah beberapa hari pindah sekolah, di pertengahan semester lima. seperti rules awal, diawali senyum, menyebutkan nama, dan bercerita tentang hal-hal random apapun.

han jisung sudah dipastikan akan mendapat teman baru.

tapi pemuda berambut hitam yang duduk di pojok ruang kelas itu tanpa disadari berhasil menggagalkan predikat jisung sebagai siswa supel yang bisa mengajak siapapun berteman.

jisung memang masih bisa dikatakan sebagai murid baru sebab dirinya baru pindah dua minggu lalu. namun tak sedikit yang tahu akan eksistensinya sebab titel social butterfly yang disandang pemuda itu.

tapi presensinya seolah mengabur di pandangan satu siswa penghuni pojok kelas itu.

"kim seungmin emang nggak punya temen atau gimana sih? gue nggak pernah liat dia bareng yang lain," cuit jisung mengawali gosip. sepasang mata mungilnya diam-diam melirik pada bangku pojok berisikan seonggok manusia yang nampak lesu.

sepanjang hari datang ke sekolah hanya untuk duduk, menekuk tangan, lalu meletakkan kepala ke atas meja. tidur selama pelajaran, dan bangun ketika hendak pergi ke belakang.

"tuh anak agak aneh kata gue," hyunjin yang duduk di belakang jisung menimpal. suasana jamkos mendukungnya untuk membuka kulit kacang lalu memakannya sebelum lanjut merumpi bersama jisung, felix, dan sunwoo yang mulai membuka bungkus makaroni.

"nih ya, gue udah ngerasa kalau gue tuh manusia ternolep di dunia," hyunjin menelan kacangnya sejenak. mengangkat kaki ke atas permukaan kursi dan melirik singkat pada seungmin yang tidur menghadap tembok. "tapi setelah liat seungmin, kayaknya gue gak nolep-nolep amat."

jisung mengernyit ragu, perlahan kepalanya berputar untuk menatap belakang kepala seungmin--karena hanya itu yang terjangkau oleh pandangannya.

"tapi dia pinter, cuy! dari kelas satu rangking satu terus," kali ini sunwoo yang berseru. lumayan keras sampai felix yang duduk di hadapannya refleks menampol lengan pemuda itu dengan mata melotot.

"jangan keras-keras ngomongnya! nanti seungmin denger gimana?" pekik felix sambil berbisik, curi-curi pandang pada seungmin untuk memastikan jika pemuda itu tak mendengar seruan sunwoo.

"biasa aja kali, alay banget," cibir sunwoo. "kalaupun denger, si seungmin juga gak bakal ngapa-ngapain. gue yakin dia pasti udah denger ribuan gosip soal dirinya. tiap hari digunjing tapi nggak pernah keliatan merasa paling tersakiti. salut sih gue sama mentalnya."

hyunjin mengangguk setuju. "mungkin kalau gue jadi dia, udah dari dulu kali gue minta pindah sekolah."

"minta di-homeschooling-in kali. lo kan cemen," celetukan felix lantas dapat sorakan dari sunwoo. pemuda itu terbahak keras sebelum layangkan tos yang langsung diterima oleh felix. jisung juga ikut tergelak, sementara hyunjin bersungut-sungut setelah diroasting sohibnya sendiri.

"lo pada temen bukan sih?"

"eh eh, lix. lo inget dulu waktu kak minho ngatain dia bencong karena gak sengaja nabrak motornya gak?" sunwoo tiba-tiba mengajak nostalgia, mengingat jaman mereka bertiga masih berstatus sebagai siswa baru.

"inget banget!" seru felix lalu terbahak kencang setelahnya. "gue inget dulu dia sampai nggak mau sekolah karena takut ketemu kak minho."

"heh, lo nggak tau gimana jadi gue, ya!"

adu mulut berlangsung sengit setelah itu. jisung yang jadi penonton karena tak tahu apa-apa, hanya bisa sumbangkan tawa. sampai ekor matanya tak sengaja melirik ke ujung kelas, tawa jisung perlahan terhenti.

tak sengaja ia beradu tatap dengan seungmin yang entah sejak kapan telah berbalik posisi membelakangi tembok. masih dengan kepala terkulai di atas meja, sepasang manik legam itu menubruk iris bulat jisung. buat empunya menelan ludah susah payah.

seungmin benar-benar menatapnya.

hanya sekilas, sebab lima sekon setelahnya pemuda itu memejamkan mata.

hanya sekilas, sebab lima sekon setelahnya pemuda itu memejamkan mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
nothing to be better; seungsung ✓Where stories live. Discover now