4.Help me

5.5K 196 0
                                    

"siapa pun tolong aku, kumohon". ucapnya lirih, berharap ada yang menolong nya.

"baby, takkan ada yang menolongmu jadi diam dan nikmatilah".

"kumohon jangan".

BRAKK

suara dentuman pintu itu sukses membuat ricky menoleh dan kesempatan itu tidak disia sia kan prilly. ia langsung berlari secepat yang ia bisa untuk menjauh dari Ricky.

namun ia kalah cepat dengan kecepatan vampir karena ricky sudah lebih dulu menangkapnya.

"lepaskan dia". ucap seseorang yang berada di belakang pintu

"untuk apa kau disini digo?, apakah kau menginginkan darahnya juga?
aku dengan senang hati membaginya untukmu".

"kubilang lepaskan dia". bentak digo dengan aura yang mengintimidasi

"oh rupanya kau menantangku?". tanya ricky sinis dengan senyuman meremehkan

saat ini digo benar-benar emosi. entah apa yang membuatnya sampai se emosi ini hingga ia menyerang ricky secara brutal.

ia memukuli bahkan menghempaskan tubuh ricky ke sembarang arah. ketika ia merasa ricky lemah, ia melihat prilly sebentar untuk memastikan keadaanya.

tapi digo salah jika mengira ricky sudah lemah, seketika ia terhempas sangat jauh hingga tubuhnya membentur tembok besar.

Ricky menyeringai melihat prilly ketakutan. ia mendekat dan semakin mendekat untuk menjangkau tubuh prilly. tapi itu tidak berhasil.

dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat manusia biasa digo mengeluarkan kekuatannya yang membuat ricky menjadi debu.

"apa kau tidak apa-apa?". tanya digo datar
"a-a-aku baik baik saja". jawab prilly terbata bata. ia masih syok dengan kejadian tadi. mungkin saja ia sudah mati kalau digo terlambat menolongnya, ia berterima kasih soal itu.

"ayo kuantar pulang".
tanpa sadar digo merangkul pundak prilly ke parkiran.

Prilly pov

hangat, itulah yang kurasakan. ia seperti memberikan ku kehangatan yang sulit di jelaskan. dengan rangkulannya ini dapat membuatku lebih tenang dan sejenak melupakan kejadian tadi.

ia memasukan ku kedalam mobilnya dan mengantarku pulang.
sepanjang perjalanan aku hanya diam sambil melihat jendela sebelahku. sesekali aku merasakan ia memperhatikan ku.

tak berapa lama, kami sudah sampai di depan rumah ku.
aku mengucapkan terimakasih padanya dan berlalu masuk.
ini bukan berarti aku tidak sopan karena memang digo lah yang menyuruh ku masuk.

dengan langkah gontai aku menaiki tangga dan masuk ke kamar.

pov end

.........

di sebuah istana yang jauh dari jangkauan manusia,terlihat seperti zaman roma kuno. dinding nya yang terukir indah dengan sentuhan warna yang terkesan antik bahkan para penghuninya menggunakan pakaian khas kerajaan kuno.

beberapa orang yang terlihat seperti pelayan karena menggunakan baju yang sama, membawa banyak gelas berisi cairan merah kental dan diletakan pada meja yang panjang yang tersedia.

"kau kemarilah". panggil seseorang yang sedang menduduki kursi utama itu.

"ada apa yang mulia". ucapnya sambil menunduk hormat pada rajanya yang merupakan raja dari segala vampir.

"bisakah kau mengurus kereta kuda untuk mengantar para tamu kita pulang?". tanya raja vampir itu. meskipun ia raja namun sangat bijaksana.

"baik yang mulia". pelayan itu memberi hormat dan pergi menjalankan tugasnya.

tak berapa lama datanglah dua orang yang merupakan orang kepercayaan yang mulia raja.

"bagaimana dia?". tanya raja
"tepat seperti dugaan anda yang mulia". ucap salah satu orang itu

"maaf yang mulia, kalau boleh saya tau kapan yang mulia ingin membawanya kesini?".

"saya belum memikirkannya".

"baiklah, saya permisi yang mulia".
raja ridak menjawab tapi hanya memberi kode kalau ia mempersilahkan.

'apakah ini sudah waktunya?'. gumam raja

............

"dari mana saja, kau baru pulang jam segini?". tanya tristan yang masih berada di ruang tamu

"aku rasa kau tidak perlu tau". digo memanglah digo yang tidak suka ada orang yang mengetahui masalah pribadinya sekalipun itu kakaknya.

"digo kau..". belum selesai tristan berbicara tapi digo sudah lebih dulu melesat

"ck, anak ini".

Digo pov

hah, entah sudah keberapa kalinya aku menghela nafas. setelah menolong prilly tadi aku merasa lega, tapi bagaimana keadaannya sekarang? apa dia masih syok atau bagaimana?

rasanya aku mau meledak karna ini. padahal prilly itu bukan pacarku bahkan teman juga bukan.
tapi kenapa aku jadi khawatir begini??.

sekuat tenaga aku menutup hatiku dengan sebuah tembok yang membatasiku. namun rasanya sulit untuk menutup hati dengan prilly. mungkin karna ia mirip dengan mika, jadi aku seperti ini.

apa seharusnya aku menjadikan nya teman saja, tapi gengsi sekali kalau aku yang melakukan itu. dari pada aku begini terus lebih baik sekarang aku kerumahnya.

dalam beberapa detik aku sudah berada dirumahnya. saat ini aku sedang meloncat menuju salah jendela yang masih terbuka.

"ck, apa dia lupa menutup jendela". gumamku.

perlahan aku masuk ke dalam, lewat jendela itu karna tidak mau kalau prilly sampai terbangun.

ia tampak damai dalam tidurnya. matanya yang terpejam, memperlihatkan bulu matanya yang lentik. namun ia sedikit bergerak tidak nyaman. aku takut ia terbangun dan melihatku disini
akhirnya aku memutuskan keluar dari kamarnya.

tepat seperti dugaan ku ia terbangun sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. setelah benar-benar sadar, ia mengambil gelas di samping tempat tidurnya dan meneguknya hingga setengah.

"kenapa aku merasa ada seseorang disini, jelas sekali ini masih jam 1 pagi, mungkin ini hanya halusinasi ku".
ucapnya kemudian membaringkan kembali tubuhnya.

jika aku berada disini terus bisa-bisa dia menyadariku.
lagi pula aku sudah tenang melihat keadaannya. akhirnya aku melesat meninggalkan rumah prilly.


tbc

nah, gimana ya kelanjutan hubungan mereka?? apakah mereka akan berteman?? atau mungkin pacaran??? bahaya2 apa lagi ya, yang akan muncul.

buat para pembaca baru, terimakasih ya sudah membaca ceritaku ini.

kenapa aku belum ada cover? karna aku belum sempet bikinnya. jadi di maklumin yaa
:-).

untuk seminggu kedepan atau lebih aku gak bisa ngepost cerita dulu karna aku harus fokus dengan ujian.

terimakasih semua
"""bye bye"""".

Stay With Me BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang