• luciole 37

206 43 1
                                    

•luciole•

Juyeon sedang sibuk dengan beberapa pekerjaannya ketika pintu ruangannya tiba-tiba terbuka dan seseorang masuk. Ia pikir itu pasti sang papa karena selama ini, hanya pria itu yang bisa masuk ke ruangannya seenaknya.

Tapi, matanya langsung melebar ketika yang ia lihat bukan papanya.

"Bang, kok lo bisa ada di sini?"

"Gue pulang buru-buru."

Chan--sudah jelas, bukan?--menjawab cepat sambil mengambil tempat di salah satu sofa yang ada di ruangan itu. Raut wajahnya tidak Juyeon pahami sama sekali.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Baru seminggu yang lalu lelaki Bang itu pergi ke Madrid untuk urusan bisnisnya. Baru beberapa hari yang lalu juga lelaki itu menyuruhnya pergi untuk menangkap ayah Minho.

Lantas, apalagi sekarang?

Apa yang membuat kakaknya itu tiba-tiba pulang seperti ini?

"Lo kenapa sampe pulang buru-buru gini? Papa udah tahu kalo lo pulang?"

"Belum." Jawaban cepat itu Chan berikan. Lelaki Bang itu sudah beranjak lagi dari duduknya dan berjalan ke arah meja Juyeon. "Gue langsung ke sini waktu dikabarin Seungmin."

"Hah?"

Juyeon jelas bingung. Apa maksud ucapan sang kakak barusan? Apa ada yang sudah ia lewatkan selama ini?

Tapi, Chan terlihat tidak peduli dengan semua kebingungannya. Lelaki Bang itu lebih memilih untuk mengulurkan tangan kanannya di depan Juyeon.

"Kunci mobil gue."

"Tunggu dulu!"

Jika Chan tidak peduli, Juyeon tidak akan tinggal diam dan membiarkannya dilanda kebingungan seorang diri. Paling tidak, ia harus tahu sedikit. Menjadi orang bodoh untuk sesuatu yang kau urus terasa menyebalkan, kawan. Juyeon tidak suka itu.

"Apaan?"

"Jelasin dulu ini ada apa! Jangan bikin gue kayak orang bego. Biar nanti kalau ditanya papa bisa gue jawab juga."

Chan menarik tangannya, menatap ke arah lain sebelum kembali menatap Juyeon.

"Minho dibawa kabur sama Changbin."

"Hah? Lo tahu dari mana kalo dia dibawa sama Changbin?"

"Kan tadi gue udah bilang kalo gue dikabarin sama Seungmin."

"Seungmin temen lo yang hacker itu?"

"Hm."

"Dia tahu dari mana?"

Tidak langsung menjawab, Chan menatap Juyeon dulu selama beberapa saat. Setelahnya, ia menghela napas baru memberikan jawabannya untuk Juyeon.

"Changbin sendiri. Seungmin itu udah nikah sama Changbin."

•luciole•


"Kok bisa dibawa pergi sih?"

Dokter itu diam, lalu menatap wanita yang baru saja sampai di rumahnya itu. Raut wajah wanita itu sangat khawatir dan ia yakin sekali jika wanita itu memang khawatir.

"Itu dia, tante. Aku juga gak tahu."

"Tapi, gimana ceritanya? Bukannya selama ini Minho diam aja di sini? Gimana bisa dia dibawa pergi sama Changbin?"

Kembali mengambil jeda sesaat, dokter itu menjawab dengan lirih kemudian.

"Minho minta buat jalan-jalan."

"Kamu ijinin dia jalan-jalan?"

Dijawab gelengan cepat dokter itu. "Aku enggak ijinin. Aku bakal ijinin kalo aku bisa ikutin dia. Tapi karna aku ke rumah sakit, makanya aku gak ijinin."

"Terus gimana bisa?"

"Dia minta ikut ke rumah sakit."

"Hah?"

"Aku bilang aku mau ke rumah sakit, jadi dia minta buat ikut. Awalnya aku gak mau ijinin dia juga, tante. Tapi aku gak tega juga. Dia pasti bosan sendirian di sini."

"Jadi, kamu bawa dia ke rumah sakit?"

Dokter itu mengangguk cepat. "Dia nurut kok sama aku buat diam aja di tempat yang aku bilangin. Tapi kata cleaning service yang di situ, dia sempat ke toilet. Balik dari toilet itu yang dia langsung pergi. Katanya kayak orang ketakutan."

"Katakutan?"

"Aku kejar keluar rumah sakit. Dan pas itu aku liat dia lagi diseret sama Changbin. Aku kejar, tapi telat, tante."

Wanita itu mengusap wajahnya frustasi. Menatap ke sembarang arah berkali-kali sebelum menatap dokter yang ada di depannya itu.

"Terus gimana lagi? Anak tante udah kamu kasih tahu?"

Di jawab anggukan cepat oleh dokter itu. "Udah kok, udah langsung aku kabarin."

"Kapan dia baliknya?"

"Ya enggak tahu. Habis aku kasih tahu gitu dia cuma bilang 'bangsat' terus telponnya dimatiin."

"Ya ampun Minho. Calon mantu mama kenapa gini banget nasibnya. Pantesan anak mama gak mau jauh-jauh dari kamu. Ditinggal dikit aja langsung kayak gini."

Dokter itu diam. Tidak tahu juga bagaimana menjawab ucapan frustasi wanita itu. Lagi pula, apa yang mau ia jawab. Ia sendiri juga memiliki pemikiran yang sama tentang hidup Minho.

"Oh ya, kamu udah cari tahu belum di mana Changbin?"

Dokter itu mengangguk. Kemudian menunjuk laptop yang ada di atas meja.

"Lagi aku..."

Drrrrtttt drrrttt...

Belum sempat dokter itu menjawab, deringan panjang dari ponselnya yang ada di sisi laptopnya membuat ia menatap benda itu. Ada nama Changbin yang tertera di sana.

"Si bangsat satu ini."

•luciole•





thank you...

l u c i o l e •• banginho/minchanWhere stories live. Discover now