• luciole 17

242 49 1
                                    

•luciole•

Minho serius ketika ia mengatakan bahwa Chan bisa saja melihatnya sudah dalam keadaan tidak bernyawa besok pagi. Karena ketika Chan berusaha untuk menarik botol minuman itu dari tangannya, lelaki manis itu melempar botol yang lain ke lantai dan bergerak cepat untuk meraih pecahan beling dari botol kaca itu. Si Lee manis itu juga hampir menggoreskan potongan beling itu ke pergelangan tangannya.

Chan yang khawatir bergerak cepat untuk menghalanginya. Hasil akhirnya, lelaki Bang itu terpaksa membiarkan si manis minum lebih banyak malam ini.

Dan Chan malas menghitung sudah berapa botol yang Minho habiskan sendiri. Ia juga tidak bisa menahan Minho lagi. Lebih baik melihat si manis itu teler malam ini dari pada melihatnya tanpa nyawa besok lagi.

Chan masih menatap botol-botol yang berserahkan di atas meja ketika Minho kembali meracau tidak jelas. Chan sejak tadi hanya mendengarnya saja tanpa berniat menjawab. Kebanyakan lelaki itu mengoceh tentang kekesalannya hari ini.

Sebenarnya, Chan juga kesal. Tapi...

Astaga, apa ini?

Lelaki Bang itu menahan napasnya kaget karena Minho--yang entah sejak kapan sudah membuang botol di tangannya--bergerak naik ke pangkuannya. Efek alkohol memang tidak pernah baik.

Minho belum mengatakan apapun, ia masih menatap Chan dengan tatapan sayunya.

Chan?

Ia hanya menatap si manis dengan tatapan datarnya. Tapi percayalah, dibalik tatapan itu ada usaha keras yang ia lakukan untuk tidak kelepasan menyerang Minho saat itu juga.

"Kok lo ganteng banget sih? Apa selama ini gue terlalu buta buat nyadar kalo lo emang seganteng ini?"

Chan masih tidak merespon. Ia hanya menatap Minho dengan tatapan yang sama. Tapi, tangan kanannya sudah bergerak untuk memeluk pinggang si manis. Lelaki manis itu terlalu banyak membuat gerakan menyebalkan di pangkuannya--membuatnya hampir jatuh sehingga Chan harus memeluknya untuk menjaganya dengan baik. Oh ya, saat ini mereka sedang duduk di sofa besar yang ada di sudut kamar luas si Lee manis itu.

Ketika Chan masih diam, gerakan selanjutnya yang Minho lakukan terlalu mengagetkan. Si manis itu maju dan mengambil sebuah ciuman dari bibir Chan. Singkat saja, tapi jelas efeknya tidak biasa bagi Chan.

"Ini juga candu banget," pemilik marga Lee itu kembali berucap, "lo mau ngasih ini buat gue terus gak?" Lanjutnya kemudian sambil kembali memberikan banyak sekali ciuman-ciuman kecil dan menggoda di atas bibir Chan.

Tidak! Tidak bisa seperti ini!

Tapi, apa yang bisa Chan lakukan untuk itu? Ia tahu jika Minho berada di bawah pengaruh alkohol, tapi terlalu munafik jika ia ingin menolaknya. Chan lelaki dewasa dan ia tidak bisa bertahan terlalu lama jika terus digoda seperti itu.

Mata lelaki itu kembali mengarah pada si manis. Minho masih menatapnya dengan tatapan yang sama. Tapi, tangannya sudah bergerak untuk melepas kancing kemeja yang Chan pakai. Mari doakan agar Chan benar-benar tidak kelepasan.

"Kata lo, lo sayang sama gue, lo cinta sama gue, tapi kok lo gak pernah maju buat giniin gue sih?"

Tangan itu sudah bergerak mengelus dadanya saat semua kancing sudah berhasil dibuka. Chan masih diam saat matanya juga ikut bergerak untuk memindai setiap gerakan yang Minho lakukan.

Saat tangan itu sudah sampai di atas celananya dan hendak bergerak lebih, Chan bergerak lebih dulu untuk menahannya. Ini tidak bisa dilanjutkan.

Tatapan mata indah itu naik lagi untuk menatapnya. Kali ini dilengkapi dengan bibir yang mengerucut tanda merajuk.

"Gak mau ya?" Tanyanya kemudian.

Chan menggeleng, menarik pelan tangannya untuk diletakan di atas dadanya, "Jangan ya." Ucapnya pelan.

"Tapi gue mau."

"Gak boleh, lo lagi mabok. Gue gak mau lo nyesel pas udah sadar nanti."

"Gue gak akan nyesel."

"Sekalipun lo gak akan nyesel, gue yang gak mau. Gue gak mau nyakitin lo."

"Tapi kan gue yang minta!"

"No, tolong..."

Chan kembali menahan napasnya saat Minho bergerak cepat untuk menarik tangannya dari genggaman Chan. Kali ini, lelaki manis itu tidak membuat gerakan pelan seperti sebelumnya. Gerakannya terlalu cepat, membuat Chan tidak bisa mengantisipasinya dengan baik. Si Lee manis itu dengan sengaja menyentuh kebanggaannya di bawah sana sebelum menggenggamnya tanpa aba-aba.

"Sshhhh, Minho..."

Saat suara itu keluar, lelaki manis itu kembali menatapnya. Kali ini dengan tatapan berbinar yang sungguh membuat Chan gila.

"Kita main ya?"

"No, gak..."

Sialan!

Minho dan tangan nakalnya kembali bergerak di bawah sana. Membuat Chan mau tak mau menarik cepat tangan itu sebelum ia genggam keduanya sekaligus dengan tangan kirinya. Sedang tangan kanannya sudah menarik tengkuk yang lebih muda untuk dihadapkan langsung padanya.

"Gue tahu lo gak sadar, tapi gue juga laki-laki dewasa. Jadi berhenti, karna kalo gue gak bisa nahan, lo gak akan gue lepasin."

Tidak ada jawaban, Minho hanya bergerak cepat untuk menciumnya lagi. Ah, seharusnya Chan ingat jika tidak ada gunanya bicara dengan orang mabuk.

•luciole•





thank you...

l u c i o l e •• banginho/minchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang