اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
O9. The Shining Night ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Mansion Duke of Peterbrough. 8:00 pm
Apakah keadaannya aman? Aku bisa pergi sekarang bukan? Pikir Adel dengan netra yang beberapa melihat ke arah sekitar.
Misinya kali ini adalah pergi diam-diam di luar jangkauan sang kakak lelaki. Bukan-bukan, gadis itu bukannya takut akan sang kakak yang akan mengadu pada orangtuanya, gadis itu lebih malas sang kakak yang akan menggodanya soal hubungannya dengan Elden.
Kurasa keadaannya aman, pasti Lionel tengah berada di perpustakaan mansion sekarang. Senyum gadis itu terbit lalu mulai berjalan menuju pintu keluar.
“Adel, sedang apa kau berjalan mengendap-ngendap seperti itu? Apakah ada pencuri? Dimana?!” Adel begitu terkejut begitu melihat Lionel yang berada di belakangnya. Gadis itu menghela nafasnya pelan, untuk apa dia mengendap-ngendap jika sang kakak malah ternyata berada di belakangnya.
“Katakan padaku, Adel! Dimana pencurinya! Lebih baik— “
“Tidak ada pencuri Lionel, diamlah!”
Wajah lelaki itu langsung berubah dan langsung memutar bola netranya jengah, “Lalu untuk apa kau mengendap-ngendap seperti itu malam-malam begini hah?”
Gadis bangsawan itu tak mungkin mengatakan akan melihat bintang di galeri seninya bersama Elden bukan? Jika ia memberitahunya, lelaki itu pasti akan menggodanya lagi.
“Aku pamit pergi ke galeri seni, ada lukisan yang harus kuselesaikan.”
Lionel memicingkan matanya, “Malam-malam begini? Tak bisakah kau menyelesaikannya besok pagi saja?”
“Oh ayolah, Lionel. Kau pasti akan mengizinkanku kan? Aku harus cepat pergi sebelum hari semakin malam,” kata Adel seraya memohon pada sang kakak.
“Mengapa kau tak membawa lukisannya pulang ke mansion, jika memang belum selesai. Sangat mencurigakan. Kau pasti akan berpacaran bukan?” Lionel menatap Adel dengan tatapan menggoda.
Ade menghela nafasnya lagi, ia mungkin bisa membohongi ayah ibu atau kakak tertuanya Nicholas, tapi tidak dengan Lionel. Lelaki itu selalu bisa menebak Adel. Menyebalkan sekali.
“Benar kan? Tak usahlah kau berbohong padaku, dik. Aku paham adikku sudah dewasa sekarang, kau pasti akan melihat bintang kan bersama Elden? Pergilah, jangan pulang larut malam.” Lionel tersenyum pada sang adik.
“Tumben sekali kau berbaik hati, pasti karena kau akan menikah dan meninggalkanku bukan? Jadi kau bersikap baik padaku sekarang?” Adel memicingkan netranya.
“Memang kau ini selalu dipenuhi kecurigaan padaku, seperti aku ini buruk sekali dimatamu. Aku ini kakak yang baik tahu.” Lionel mencebikkan bibirnya.
