Pelajaran dan Solusi

Comenzar desde el principio
                                    

Tanpa suara, dia menaruh kembali kertas itu ke meja dan menaruh juga tas Itachi di sana. Setelah memperhatikan wajah Itachi beberapa saat, barulah dia berjalan keluar dan menutup pintu.

"Apa kau melakukannya sendiri selama ini? Hanya demi aku?" tanyanya pada keheningan malam. "Dasar kakak bodoh. Benar-benar bodoh."

=.=

=.=

Bruk

Hinata mundur selangkah saat tubuhnya terdorong ke samping hingga buku di tangannya terjatuh. Dia menoleh dan mendapati tiga siswi yang tersenyum aneh kepadanya. Senyum yang entah kenapa membuatnya tidak nyaman, senyum yang seolah ingin menantangnya berkelahi.

Hinata mengabaikan hal itu dan menunduk untuk meraih bukunya, tapi belum sampai tangannya meraih buku itu, tendangan kecil membuat buku itu menjauh.

Dia kembali mendongak ke arah siswi yang menendang buku itu, tapi selanjutnya dia hanya diam dan kembali bergerak untuk meraih bukunya.

"Dasar bodoh." Satu ejekan meluncur ke gendang telinganya.

"Tidak perlu diberitahu, semua orang juga sudah tahu fakta itu." Siswi lain merespon perkataan temannya. "Dia hanya gadis tidak tahu malu yang sok jadi playgirl."

"Ada ya, gadis yang sok polos, tapi berhasil mempermainkan hati pria dengan mudah?"

Hinata berdiri dan mengerutkan keningnya tak mengerti akan perkataan-perkataan itu, apalagi saat ketiga siswi itu tertawa mengejeknya. Dia menoleh ke sekelilingnya, mencoba mencari orang lain yang mungkin menjadi objek pembicaraan, tapi tidak ada siapa pun di sana selain dia. Jadi, para siswi itu pasti berbicara dengannya dan mengejeknya, 'bukan?

"Apa maksud kalian?" Akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya.

Satu siswi berambut hitam maju mendekat. "Dengar ya, selama ini kami hanya diam karena kami tahu kau sudah menjadi sahabat para pengeran kami sejak lama, tapi kau malah seenaknya mempermainkan mereka."

"Me-mempermainkan? Aku ... tidak mengerti." Hinata jujur, dia tidak mengerti apa yang dikatakan para siswi itu.

"'Kau tidak mengerti?'" siswi lain bertanya, "Kalau begitu tunggu saja pelajaran dari siswi lain yang akan membuatmu mengerti." Ketiga siswi itu melangkah pergi setelah mengucapkan hal itu. Meninggalkan Hinata terdiam semakin bingung.

Pelajaran apa yang dimaksud? tanya gadis Hyuuga itu dalam hati.

"Hinata!"

Gadis berambut indigo itu menoleh saat suara Ino terdengar, dia hanya menatap datar sahabat pirangnya yang berjalan mendekat. "Hei, maaf aku lama," ucap Ino dengan tersenyum kikuk.

Tadi dia bilang ke Hinata kalau ingin bertemu Sai sebentar, tapi karena ada 'sedikit keperluan', dia jadi lama.

Melihat Hinata yang hanya diam memandangnya, Ino mengernyit bingung. "Hinata, kau kenapa?"

"Ino-chan, apa ...." Hinata memiringkan kepalanya ragu, "... apa aku ... sangat bodoh?"

"Hah?" Giliran Ino yang terdiam. Dia bingung kenapa Hinata tiba-tiba bertanya seperti itu, selama ini Hinata tidak pernah menanyakan hal seperti itu. "Maksudmu apa, Hinata?"

Hinata melirik ke arah pintu yang menjadi tempat para siswi tadi menghilang dengan tatapan kosong. "Tadi ada siswi lain yang bilang kalau aku ini bodoh dan mudah mempermainkan orang, tapi aku tidak mengerti apa maksudnya. Jadi, mereka bilang akan memberiku pelajaran. Memangnya kenapa mereka sampai harus mengajariku?"

Mata biru Ino melebar, dia tidak bodoh. Para siswi yang disebut Hinata tadi pasti memang berniat menganggu Hinata karena tidak suka akan status gadis Hyuuga itu yang mempunyai empat pacar. Ino mengerti situasinya, tapi orang lain pasti akan berpikiran kalau Hinata seorang playgirl yang suka mempermainkan pria, contohnya para siswi tadi, dan pelajaran yang dimaksud adalah ....

Pacar(-pacar)kuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora