The 5th Time I Met Him.

Start from the beginning
                                    

"Jay?" Hyungseok segera menangkup pipi pria bersurai kuning itu dengan bersemangat, "Kau benar-benar Jay!"

Jay lalu ditarik dalam pelukan, meski bingung Jay tetap merasa senang. seolah tahu kalau sosoknya yang tampan sudah lama dirindukan. lantas pelukan itu pun dibalas dengan tenang.

"Kau sejak kapan sudah bangun?" Hyungseok bertanya, kini mereka berjalan beriringan dengan Hyungseok yang berpegang pada Jay untuk kemudian dibawa kembali ke ruang kamar rawat si cantik yang kebetulan terpilih untuk menjadi tempat istirahat mereka.

"Empat hari lalu."

Hyungseok menghela nafas dengan agak kecewa. sudah lewat dua minggu lamanya sejak mereka dipisah, dan Jay bahkan tak langsung menemuinya?

"Kenapa tidak langsung menemuiku?"

"Jahitannya basah." Jay lalu menunjuk pada dirinya sendiri sembari berkata, "Tidak boleh kemana-mana."

"Berarti sekarang sudah boleh?"

Jay menggeleng, "Menyelinap."

"Kau nakal sekali." Hyungseok terkekeh sembari mengatai Jay layaknya anak kecil yang bercanda pada satu sama lainnya. sedangkan Jay pun sampai tekekeh gemas dibuatnya.

"Habisnya.. tidak bisa kalau Hyungseok tak ada." Setelah membalas dengan tentang, Jay kembali melempar pertanyaan, "Hyungseok juga apa tidak rindu?"

Hyungseok bungkam, namun kakinya masih terus berjalan. kira-kira inilah kalimat Jay yang terpanjang. bagaimana suara berat itu terdengar begitu percaya diri membuat Hyungseok tak lagi mampu menghitung detakan yang telah diciptakan jantung.

"Benar. aku datang karena rindu." Hyungseok membalas dengan malu-malu, pun kekehan manisnya membuat Jay segera meremat lengan Hyungseok--entah gemas atau menyampaikan rindu yang menjadi satu, mereka mungkin takkan tahu. tapi Hyungseok benar-benar menyukai hal-hal kecil yang sering Jay lakukan seperti ini.

seolah-olah setengah mati dicintai oleh si tuan muda yang berusaha sama kerasnya untuk mengekspresikan diri.

"Jay keren sekali saat bicara dengan percaya diri."

Hyungseok dan Jay kini duduk berhadapan diatas branker yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hyungseok dan Jay kini duduk berhadapan diatas branker yang sama. dengan kedua kaki Hyungseok yang diluruskan di atas paha si tuan muda, seolah-olah Jay khawatir Hyungseok lelah. padahal jarak yang ditempuh pun belum jauh.

"Jay, boleh aku minta tolong sesuatu?"

mendapati suara si cantik, Jay pun mengangguk sembari mengulas senyum dengan baik.

"Gelitiki aku seperti waktu itu, kau mau?"

permintaan itu terdengar ambigu, lantaran di tengah malam seperti ini Hyungseok tiba-tiba punya permintaan aneh begitu. namun tak mungkin juga Jay menolaknya. lantas Hyungseok pun digendongnya untuk duduk diatas pangkuan si tuan muda.

"Tentu saja."

wajah Hyungseok memerah begitu Jay mulai memasukkan kedua lengannya ke dalam kemeja biru khas rumah sakit yang membalut tubuh si cantik. lengan besar itu mengusap lembut pinggang hingga punggung Hyungseok. geli pun mendera, namun perasaan Hyungseok kali ini berbeda.

sentuhan Jay terasa lebih panas dari yang sebelumnya. dan jauh lebih memabukkan dari yang pernah ia rasa.

pun tanpa sadar, Hyungseok menarik kepala Jay untuk medekat ke arah leher. Jay yang mendapati hal ini sebagai undangan, pun mulai memoles leher jenjang Hyungseok dengan kiss mark yang takkan mudah dihilangkan.

"A-ahh.." erangan itu lolos begitu Jay turun ke dada. menjumpai puting si cantik lalu mulai menghisapnya. sedangkan dua tangannya masih sibuk menggerayangi tubuh Hyungseok yang mulusnya luar biasa.

dengan puting yang dimainkan saja, Hyungseok sudah mengeras di bawah sana.

"Jay.." begitu Hyungseok mengerang seolah meminta lebih. Jay pun membalik posisi mereka, dan langsung menidurkan Hyungseok di atas brankar-nya.

dan malam itu, erangan kuat dari si cantik terus-menerus mengalun.

dan malam itu, erangan kuat dari si cantik terus-menerus mengalun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

pagi menyapa, dan Hyungseok bukan main lelahnya. tubuhnya lemas dan terasa lemah, terlebih karena perih yang menyerang dari bawah sana membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. berbeda dengan Jay yang hari ini berlihat berkali-kali lebih bugar dari biasanya.

niat hati ingin bisa jalan, Hyungseok malah akan semakin sulit berjalan untuk dua minggu kedepan.

namun ia puas, selain karena ia dan Jay kini secara resmi berada dalam sebuah hubungan yang lebih serius, Hyungseok kini bisa memutar kakinya dengan lebih leluasa. tentu saja berkat malam panas mereka, Hyungseok jadi banyak merenggangkan kakinya.

"Pantatku sakit~" Hyungseok mengeluh begitu melihat Jay yang tersenyum membawa dua nampan berisi sarapan mereka.

"Maaf ya." Jay membalas begitu lembutnya. ia kemudian menyodorkan sesuap nasi selagi tersenyum begitu cerah.

dalam hati Jay merasa lega. mulai hari ini Hyungseok adalah kekasihnya. yang mana artinya, bahkan jika Hyungseok sembuh dan Jay masih harus terperangkap di sana, setidaknya Hyungseok akan menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.

dan kekhawatiran Jay soal kembali meringkuk dalam kesepian, setidaknya akan sedikit mereda mulai sekarang.

To be continued.

[✓] " And we met. " [ JAYSEOK LOOKISM ] [BL]Where stories live. Discover now