"oke..... kalau begitu kita di rumah" ujar Jaebum sambil berdiri dari kursinya kemudian menatap kedua orangtuanya yang menganga tak percaya sejak tadi "kalian akan segera mengosongkan rumah kan?" perintahnya.
Nyonya Lim masih tidak berterima dengan keputusan ini "apa enaknya di rumah? Kalian kan bisa bulan madu di Paris, mengunjungi banyak tempat wisata disana, semuanya sudah disiapkan, kalian tinggal berangkat... "
"andaikan Seulgi mengatakan mau pergi maka akupun akan pergi, tapi dia mengatakan kalau dia akan mengikut saja, itu artinya terserah padaku, keputusan ada ditanganku dan aku hanya ingin menghabiskan waktu di rumah"
"memangnya apa yang bisa dilakukan di rumah selama 2 hari?" umpat nyonya Lim semakin tidak berterima.
"memangnya apa? Bukannya kalian juga meminta baby? Akan lebih mudah jika itu dilakukan di rumah"
Seulgi menatap Jaebum dengan wajah masam "ha? Baby kau bilang?" bisiknya.
Jaebum ikutan menoleh, dia bisa membaca raut wajah Seulgi yang kesal mendengar itu "kenapa? Kau tidak mau? Yahh sudah... aku tidak akan memaksa, lagian cepat atau lambat kita akan memilikinya"
"KAU GILA........" teriak Seulgi tak percaya.
"belum apa-apa kau sudah berteriak? Simpan suaramu karena selama 2 hari kau tidak akan berhenti berteriak" ujarnya berlalu meninggalkan ruang makan.
Semua orang yang berada di meja makan hanya terdiam, Seulgi tak bisa membayangkan apa yang sebenarnya ada dipikiran Jaebum saat ini, bukankah semua kalimatnya terdengar mesum? Ohh tidak... Seulgi harus ekstra hati-hati, dia tidak boleh masuk dalam perangkap, lagian bisa saja kalau Jaebum sedang berpura-pura agar bisa lolos dari paksaan orangtuanya.
"semangat Seulgi" nyonya Lim hanya bisa memberi semangat.
Semangat untuk apa?
.
.
.
.
5 jam menunggu sampai rumah benar-benar kosong, tak ada siapapun kecuali Jaebum dan Seulgi yang sekarang terdiam sambil menonton TV di ruang tengah.
Mereka menjadi dua orang yang canggung setelah ditinggal pergi, tak ada dialog diantara mereka, Seulgi hanya sibuk mengunyah kentang gorengnya, sedangkan Jaebum yang menguasi remote, mencari berita apa saja yang disiarkan hari ini.
Sebenarnya Seulgi benar-benar ingin memberontak, ingin protes tentang keputusan Jaebum dan ide gilanya tentang bulan madu di rumah, tapi merasakan rumah menjadi setenang ini membuatnya tak bisa mengatakan apa-apa, rasanya memang tidak seperti bulan madu ataupun liburan, tapi lebih ke menenangkan pikiran dan istirahat, rumah adalah tempat yang terbaik, bahkan sejak ditinggal berdua, Jaebum tak pernah mengganggunya ataupun mengajaknya bertengkar...... tak ada ajakan mesum seperti yang dia katakan di meja makan tadi pagi... ahh sykurlah, setidaknya Seulgi masih bisa merasa aman berdua dengan Jaebum di rumah besar ini.
Ditengah-tengah suasana yang canggung itu Jaebum tiba-tiba bersuara "ngomong-ngomong tentang temanmu yang dari jepang itu, siapa namanya? Aku lupa..."
"Jisoo...?" Seulgi sampai terheran-heran mendengar Jaebum tiba-tiba bertanya tentang Jisoo, iya hari ini dia membatalkan kencannya dengan Jisoo gara-gara Jaebum yang melarangnya keluar rumah.
"ahh iya... kau tidak ada niat menjodohkannya dengan Jinyoung? Aku rasa mereka akan cocok"
"ha? Kenapa tiba-tiba kau ada niat menjodohkan mereka?"
Benar kan...... Jaebum itu adalah orang yang random dengan 2 kepribadian.
Sekarang Jaebum merubah posisi duduknya lebih menghadap ke Seulgi "Jinyoung itu orang yang baik, hanya saja dia belum bertemu dengan orang yang cocok dengannya, coba kau bujuk Jisoo agar bisa berkencan dengan Jinyoung.... siapa tau mereka jodoh"
"ckckckkck......" Seulgi menatap Jaebum dengan wajah tak percaya "baik sekali sampai kau mau memikirkan tentang hubungan percintaan temanmu.... bukankah lebih baik kau memikirkan dirimu sendiri? Carilah juga orang yang cocok denganmu"
"kita kan sudah menikah" Jawab Jaebum sambil mencuri beberapa potong kentang goreng dipangkuan Seulgi "cocok atau tidak cocok denganmu sekarang sudah tidak jadi persoalan, aku tidak ada waktu untuk mencari perempuan mana yang lebih cocok denganku, karena sekarang aku adalah pria yang sudah beristri"
Lagi-lagi Seulgi terdiam, kalimat seperti ini yang tidak ingin dia dengar dari Jaebum , dia bahkan sudah setengah gugup hanya mendengar itu, dia tidak ingin terbawa suasana hanya karena ada mereka berdua saja di rumah ini, bukankah ini terlalu berbahaya?
"dulu aku benar-benar tidak ingin menikah" Suara Jaebum yang nyaring jelas terdengar, dia mengecilkan suara TV agar Seulgi bisa mendengarkannya "sama sekali tak ada perempuan menarik yang bisa kuterima, aku selalu punya alasan untuk menolak agar perjodohanku batal, tapi......" lagi-lagi Jaebum mengambil beberapa potong kentang goreng milik Seulgi dan mengunyahnya "tapi.... semenjak kita dijodohkan, aku jadi kehilangan semua alasan..... seperti apa yang sering aku katakan padamu bahwa aku sudah tak ada alasan untuk lari... tak ada alasan untuk menolak, semuanya terjadi begitu saja sampai akhirnya aku memilih untuk menikahimu" Jaebum mengatakan itu sambil menatap langit-langit ruangan, sesekali dia bahkan menghembuskan napas berat.
Mereka kembali terdiam.
Jaebum lagi-lagi menoleh, kali ini dia menatap Seulgi lebih lama dari sebelumnya "Seulgi..... aku mau..... aku mau kentang goreng, bisakah kau mengambilnya lagi di dapur?" perintahnya dengan wajah bodoh.
Kurang ajar memang, sekarang Seulgi benar-benar sadar alasan kenapa Jaebum meminta agar semua pelayan ikut diliburkan, hanya karena ingin melihat Seulgi tersiksa jadi pembantu pribadinya.
"ambil saja sendiri....! Aku tidak mau" Seulgi meletakkan piring kosong bekas kentang gorengnya keatas meja lalu mengambil posisi tidur diatas sofa sambil menjulurkan kakinya keatas pangkuan Jaebum, biar tahu rasa sekalian, biar Jaebum sadar kalau Seulgi bukanlah tipe orang yang suka disuruh-suruh.
Jaebum terlalu terkejut dengan sikap Seulgi yang seperti ini "hei.... kau lupa siapa boss disini?"
"tentu saja aku....." jawab Seulgi dengan wajah mengintimidasi "kau lupa janjimu pada orangtuaku ha? Kau akan menjagaku dan memperlakukanku dengan baik, sebagai laki-laki seharusnya kau malu jika tidak menepati janji......"
Jaebum semakin menganga, dia bahkan memukul kaki Seulgi yang bertengger di pangkuannya "hyaaa.... kau pikir cuma aku yang berjanji begitu..... kau juga punya janji yang sama pada orangtuaku..... DASAR...... CEPAT KE DAPUR AMBILKAN AKU KENTANG GORENG...!!!"
"aku tidak mau......"
Kali ini Jaebum menatapnya tajam sambil terus memperhatikan kaki Seulgi yang masih dengan santainya berada diatas pangkuan Jaebum "turunkan kakimu sekarang...!!!"
"ini posisi nyaman....." balas Seulgi dengan cueknya, dia bahkan memusatkan perhatiannya pada TV tanpa memperdulikan Jaebum yang merasa terganggu dengan kakinya.
"UUUUuuuuGGGggghhhh JAEBUM......." teriak seulgi tiba-tiba yang menghentakkan kakinya karena Jaebum mengigitnya dengan keras.
Laki-laki itu bahkan dengan santainya mengambil piring bekas yang tadi diletakkan Seulgi diatas meja dan membawanya ke dapur, tak merasa bersalah seolah tidak terjadi apa-apa.
Seulgi masih mengeluh ditempatnya sambil menatap kakinya yang memerah akibat gigitan Jaebum "akan kuadukan pada ibu kalau kau mengigit kakiku" umpatnya dengan suara keras bercampur marah.
Jaebum yang berjalan ke dapur hanya tertawa mendengar itu "adukan saja..... ibu akan senang mendengarnya...."
2 bocah yang ditinggal berdua di rumah tentu saja akan berakhir dengan pertengkaran.
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (Jaebum X Seulgi)
FanfictionBisakah seorang yang tidak punya rasa satu sama lain untuk mengikat sebuah janji pernikahan? Ternyata benar bahwa Tuhan sudah mengatur semuanya termasuk perkara jodoh.
at Home.
Mulai dari awal
