Choice

624 65 4
                                        

Jisung dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kamarnya. Mengambil alih kertas di tangan minho dan mendorong teman satu apartmentnya untuk keluar dari kamarnya.

"Lu ga sopan masuk kamar gua tanpa izin"

Minho berbalik saat tubuhnya sudah di luar kamar jisung. Menatap jisung dengan pandangan yang jisung belum pernah lihat sebelumnya.

"Lebih ga sopan mana sama elu yang pakai nama gua untuk keperluan naskah mature?"

Wajah jisung bersemu merah mendengar ucapan minho. Benar sih ini salahnya tapi kan jisung tidak tau kalau akhirnya akan seperti ini.

"Oke gua minta maaf untuk masalah itu. Lagipula gua gaakan terbitin naskah gua kalo masih ada nama lu kok"

"Gua baru tau ternyata guru les musik ini juga penulis cerita bl"

"Lu tau dari mana gua guru les musik"

"Rahasia"

Minho berbalik meninggalkan jisung dengan kekesalan yang memenuhi kepala.

Setelah minho menghilang masuk ke kamarnya, saat itu juga jisung membanting pintu kamar tertutup. Jisung tidak henti-hentinya merutuki kebodohan dirinya karena menaruh salinan naskah sebelum revisi secara sembarangan.

"Gila mau ditaruh dimana muka gua sekarang"


Setelah kejadian itu, jisung sebisa mungkin meminimalisir pertemuannya dengan minho. Jisung akan berangkat sebelum minho atau sesudah minho dan pulang pun seperti itu.

Jisung tidak ingin melihat wajah minho karena dirinya benar-benar malu sekali mengingat perihal naskah yang dibaca oleh minho. Jisung rasanya ingin menenggelamkan diri di kolam tetapi dirinya belum skripsian.

Kalau mati sebelum skripsi seperti sia-sia sekolah sampai kepala pening. Lalu sekarang jisung harus apa.

Malam ini jisung menyeret tubuhnya setelah berkali-kali di tegur hyunjin untuk cepat pulang dari kos-kossannya karena hyunjin ingin pacaran bersama jeongin.

Jisung tidak henti-hentinya merutuki hyunjin yang terus mengusirnya.

"Pacaran terus lu. Biarin aja nanti tau-tau lu gancet tuh berdua"

Jisung begidik membayangkan ucapannya terjadi. Dengan kesadaran penuh jisung memilih langsung masuk ke apartmentnya yang berada di lantai 4. Sebelum itu jisung mencoba mengira-ngira apakah minho sudah pulang atau tidak.

Memeriksa seluruh apartment dan menatap pintu kamar minho yang tertutup untuk waktu lama.

"Kayanya udah pulang terus di kamarnya"

Jisung berjinjit agar tidak menimbulkan suara. Dirinya harus langsung masuk kamar dengan aman tanpa ketahuan, tetapi matanya menangkap sebuah buku yang covernya ia kenali.

Jisung menghentikan langkahnya di meja ruang tengah. Meraih buku itu dan membulatkan mata, itu adalah buku pertamanya dengan identitas J.One. Disana jisung menjelaskan secara rinci tentang tokoh utama, rino yang ciri-cirinya persis dengan minho.

"Mampus gua"

Setelah jisung berucap, tiba-tiba suara pintu terdengar dan jisung menangkap minho yang sedang berdiri di pintu kamar.

"Oh halo, J.one"

Jisung ingin lenyap saat itu juga. Tolong bantu jisung.

"Ini punya lu?"

Minho mengangguk dan berjalan mendekat kearah jisung. "Gua beli sih lewat online terus baru sampe tadi. Ternyata tulisan lu boleh juga tapi kenapa toko utama disana kok ciri-cirinya kaya gua kenal ya?"

jisung meneguk ludahnya kasar. memilih diam sambil menunggu minho kembali berucap.

".... itu gua ya?"

Mampus. Jisung benar-benar ingin lenyap saja sekarang juga. Mana mungkin dia berbohong kalau disana terpampang jelas sekali, tetapi misalnya jujur juga adalah hal mustahil. Bisa bahaya jisung.

"Apaan sih—"

"Jujur aja han jisung atau gua panggil J.one aja kali ya. Ini gua apa bukan?"

Jisung terdiam sejenak sebelum akhirnya berlutut di lantai dengan lemas.

"Iya itu elu. Maaf gua lancang bawa elu dalam tulisan mature gua, maaf karena buat lu ga nyaman sama sekali"

"Bangun han jisung"

"Maaf, gua beneran minta maaf. Gua bakal bakar salinan naskahnya dan anggap aja masalah ini ga pernah—"

"Hannie, did you hear what I said?"

Tubuh jisung menegang karena minho mengucapkan Hal tersebut apalagi dengan kata 'hannie'. Itu adalah kalimat yang berada di naskahnya kemarin dan pada posisi saat ingin melakukan kegiatan itu.

Jisung meneguk ludahnya dan mencoba menatap kearah minho yang menatapnya tajam.

Minho turun untuk berjongkok di hadapan jisung, menatap mata jisung dengan pandangan menyelidik.

"Udah minta maaf ya?"

jisung mengangguk.

"Gua ga butuh minta maaf lu, tapi gua cuma butuh pertanggung jawaban lu"

"Lu mau apa? Mau uang atau mau—"

"Ga butuh uang han jisung, duit gua lebih banyak daripada lu"

Jisung ingin protes karena merasa dihina tetapi tatapan minho membuat nyalinya cuit dan berakhir menelan amarahnya bulat-bulat.

"Terus lu mau apa?"

"Gini aja, kita bikin kesepakatan"

"Kesepakatan apa?"

Minho tersenyum tipis ke arah jisung. "Gua bantu lu selesain naskah lu dan lu bantu gua dengan ini"

Jisung bersemu merah saat melihat tatapan minho mengarah ke bagian vital di bawah.

"Lu sinting"

[c] MISTAKE • MINSUNGTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon