DELAPAN

924 56 6
                                    

Warning 21+

Mata Liza terbelalak kaget. Tubuhnya bahkan menjadi kaku saat tanpa diduga Jason mencium bibirnya, bukan sekedar kecupan tetapi ini adalah ciuman yang sangat agresif.

Satu tangan besar pria itu berada ditengkuknya seakan menahan Liza dan membiarkan Jason menciumnya lebih lama dan lebih dalam.

"Balas aku Liza." Bisikan itu membuat Liza tersadar dari keterkejutannya. Ia jadi linglung, pasalnya ini adalah ciuman pertama bagi Liza dan ini terjadi diluar dugaan.

Jason sendiri, terus melanjutkan ciumannya bahkan mencoba masuk lebih dalam hingga lidah mereka bertemu. Tangannya yang berada di tengkuk Liza mengerat saat Jason merasakan gerakan bibir Liza yang sangat kaku mencoba untuk membalas ciumannya.

Merasa Liza menerima dirinya, Jason beraksi makin jauh. Tangannya yang lain merambat naik hingga ia bisa menyentuh payudara Liza yang hanya terlindung dengan daster yang dipakainya, ukurannya lebih besar sedikit dari tangan besar Jason. Jason meremasnya pelan, membawa Liza ke suasana intim yang ia buat.

Setelah beberapa lama terus berpaut bibir, ciuman basah Jason beralih turun ke rahang dan leher Liza. Dapat Jason rasakan tubuh Liza yang gemetar dibawah kungkungannya. "Kamu takut?" Tanya Jason kemudian seraya menghentikan aksinya.

Tatapan mata Liza yang selalu terlihat tegas dan penuh percaya diri itu sekarang tampak bergetar, riak matanya menyiratkan ketakutan tanpa ditutupi sama sekali. "Aku akan berhenti kalau kamu takut Liza. Aku gak mau maksa kamu."

Dengan susah payah Liza mengeluarkan suaranya, "ini pertama kalinya untuk aku." Akunya dengan suara lirih. "Aku gak pernah begitu, aku- aku cuma kaget." Lanjutnya lagi.

"I'm sorry for that. Kamu pasti terkejut sekali ya." Kini Jason menjadi merasa bersalah, dan Liza tidak suka dengan itu.

Jelas Liza merasa kaget dan takut untuk hal yang belum pernah ia lakukan. Tapi tubuhnya sudah terlampau panas, Jason berhasil memercikkan api dalam diri Liza hingga Liza ingin kembali melanjutkan ciuman mereka. "It's okay Jason, kamu jangan merasa bersalah. Aku gak apa-apa. Kita bisa lanjutkan lagi." Kalimat terakhir yang Liza ucapkan terdengar lebih kecil. Meskipun begitu, Jason masih dapat mendengarnya dengan jelas.

"Are you sure Liza?" Liza mengangguk pelan. Liza tahu hal ini akan terjadi cepat atau lambat, pasalnya hidup dihirup pikuk ibukota membuatnya tahu banyak hal. Hal-hal seperti seks lumrah dilakukan sepasang kekasih disini, sangat berbeda jauh dengan peradaban kampungnya yang masih kuat dengan adat istiadat. Apalagi mengingat Jason adalah orang asing, Liza mendengar hal yang lebih tidak masuk akal lagi untuknya yang anak kampung. Orang-orang luar sana bahkan melakukan seks pertama dimasa sekolah menengah. "Aku akan melakukannya dengan lembut."

Bisa saja Liza mundur dan menolak Jason, tapi nyatanya Liza menerima pria itu. Mengembalikan mereka berdua pada bara yang sebelumnya hampir padam.

Kali ini tidak lagi membelakangi Jason, Liza tepat dibawah kuasa tubuh besar Jason yang menyangga tubuhnya dengan lengan pria itu disisi tubuh Liza. Mereka saling bertatapan disaat Jason makin mendekatkan wajahnya pada Liza. Berbeda dengan Liza yang masih merasakan debaran antara rasa takut dan penasaran, tidak ada keraguan dalam diri Jason.

Dapat Liza rasakan usapan disisi wajahnya, tatapan Jason yang lekat itu mencampuradukkan perasaan Liza. "Apa kamu bosan kalau aku selalu bilang kamu cantik Liza?"

Suara Jason sudah menjadi hal yang biasa Liza dengar, tapi malam ini suaranya tidak familiar untuk Liza. Terasa begitu dalam seakan bisa menarik Liza kapan saja jika ia tidak fokus sedikit. Bibir Liza hanya bisa membisu, ia tak sanggup untuk mengeluarkan banyak kata. "Kamu sangat cantik Liza."

Kalimat itu hadir sebagai pembukaan dari apa yang akan Jason lakukan. Pria itu kembali membungkam Liza dengan ciumannya, kali ini bukan ciuman menggebu tetapi ciuman lembut yang membuat Liza terlena. "Sangat manis."

Disini meskipun Liza dan Jason belum memiliki hubungan jelas, keduanya tahu bagaimana perasaan masing-masing yang sudah terpaut satu sama lain. Lagipula hal ini bisa menjadi awal mula peresmian hubungan mereka untuk hal yang lebih jelas seperti menjadi sepasang kekasih.

Meskipun jujur saja Liza tidak berharap banyak tentang hubungan mereka mengingat bagaimana bedanya ia dan Jason untuk banyak hal.

Pikiran Liza yang kesana-kemari tersadarkan saat tangan Jason berada di pahanya membawa naik kain daster yang Liza pakai. Kecupan dan jilatan yang Jason sampirkan di lehernya membuat Liza merinding bukan main.

Liza memejamkan matanya membiarkan Jason menguasai tubuhnya, udara dingin sangat terasa di kulit Liza saat ia tersadar bahwa dasternya sudah ditanggalkan entah kapan. Payudaranya tanpa perlindungan sudah berada dibawah tatapan Jason yang tidak pernah berhenti memuji dirinya cantik. "Ah.. Jas.." Liza terpekik kecil saat Jason melahap payudaranya dan menyusu seperti bayi. Tidak cukup disitu, Jason pun memberikan Liza kejutan lain dibagian bawahnya yang membuat Liza terkaget dan bingung dengan hal yang baru ia rasakan itu.

Setelah puas bermain dengan payudaranya, kecupan pria itu turun menuju area intim Liza yang sedari tadi sudah digoda oleh jari-jari nakal Jason hingga celana dalam wanita itu basah. Dilepaskannya benda tersebut hingga tubuh Liza benar-benar polos.

"Sangat cantik." Kembali Liza tersipu mendengar pujian yang sudah ribuan kali ia dengar dari Jason. Perlakuan lembut dan tatapan pria itu membuat Liza terperdaya.

"Jason, stop!" Liza panik saat ia melihat Jason melebarkan kakinya dan mendekatkan wajah pria itu ke area intimnya. "What are you do- ahh.. Jas.. don't do that ahh..."

Lidah Jason meliuk-liuk dalam diri Liza yang sebelumnya sudah tergoda oleh jari-jari pria itu. "Ahh... Hmm... Jas..."

Tubuh Liza terasa gemetar dan kakinya terasa lemas, meskipun begitu kakinya malah mengunci kepala Jason yang semakin liar dibawah sana. "Aku mau pipis... Stop Jas... Ahh..."

Liza berhasil mendapatkan orgasme pertamanya dan itu membuat Jason puas. "It hasn't even started yet my dear. With this I will never let you go away from me." Suara berat Jason membuat Liza merinding, ditambah lagi Jason yang dengan sekejap mata sudah menanggalkan semua pakaiannya hingga mereka berdua sama-sama telanjang.

"Remember my promise Liza." Liza mengedipkan matanya beberapa kali tidak tahu harus membalas apa, matanya lebih terfokus pada milik Jason yang luar biasa. Jelas ukuran itu bukan ukuran pria lokal, meskipun belum pernah melihatnya secara langsung tetapi Liza sering sekali mendengar kalau milik pria luar memiliki ukuran yang fantastis. Liza seketika meragu apakah mereka bisa- "Liza..."

Panggilan itu mengalihkan tatapan Liza, Jason menyematkan senyuman yang tidak pernah Liza lihat sebelumnya. Itu senyuman yang nakal. "Apakah kamu sangat menyukainya?"

"Anu- i-itu Jason, apakah tidak terlalu besar? Maksudku apakah bisa masuk?" Meskipun ragu dan malu, Liza akhirnya mengeluarkan pikirannya.

Vote and Comment guys!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUNATICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang