BAB 4🌺FISIKA~FISIK KAGAK AMAN🌺

22 14 0
                                    

Seketika aura dingin menelisik pori-pori kulit, yang membuat bulu kuduk setengah berdiri. Padahal matahari bersinar terang diluar sana, tampak dari cahayanya yang masuk melalui jendela.

Dua gadis yang masih berseragam sekolah, tampak cemas menatap gadis dengan rambut terurai panjang didepannya. Kening mereka kompak sama-sama di kerutkan. Salah satu dari keduanya membenarkan posisi kacamata bulatnya.

"Salah elo nih, jigong Pipit! Bawa-bawa nama mbak Kun segala, dateng kan!." Gumam Nada memeluk lengan Viora.

"Diem Lo, pantat botol! Elo kan temennya juga, makanya dia dateng." Decak Viora seraya meremas ujung rok sekolahnya hingga mengkerut.

EKHEM..KHEM..HMM...

Nada tersentak kaget mendengar suara batuk Viora yang tampak sengaja dibuat kencang. Sepertinya Viora mencoba untuk mencairkan suasana yang beku, mungkin lebih ke tegang. Karena mereka dibuat bingung dengan tingkah Alana.

Di samping itu, Alana masih diam tak bersuara. Kepalanya seolah tak bisa berdiri tegak, terkulai seakan tidak memiliki jiwa. Tangannya pun tidak bereaksi sama sekali.

Satu..

Dua...

Tii...

HUWAAA!!!

AAAGGHH...

Tanpa aba-aba, Alana merentangkan tangannya menuju Viora dan Nada. Kepalanya dari semula menggelayut kebawah, kini berdiri tegak dan melototi dua gadis didepannya. Seperti zombi, mungkin.

Viora dan Nada terkejut melihat temannya yang seketika berubah. kerasukan menurut pendapat mereka. Mata keduanya terpejam dan bahu tangannya bergetar. Dalam beberapa detik Viora dan Nada menolak melihat dunia. Lebih tepatnya menatap Alana yang tampak berwajah mengerikan.

Begok banget punya temen!

Gumam Alana dalam hati. Yah, gadis itu hanya bercanda tentu saja. Dia sangat tidak bisa menahan gejolak didalam perutnya. Tidak butuh waktu lama bagi Alana, untuk menertawakan wajah ketakutan Viora dan Nada. Dia sampai terbahak-bahak dan sakit perut.

"Hahaha... Gilak! Jelek banget muka kalian, hhha. Nih! perut gue mau pecah keknya, wkwk! GAK KUATT..." Seru Alana dengan sisa suaranya yang mau habis karena gelak tawa.

Viora dan Nada lagi-lagi terkejut, dengan suara tawa Alana. Mereka baru saja menyadari kalau ditipu oleh temannya itu. Seketika keduanya saling tatap, Viora memasang wajah masam.

"Asem, Lo! Bisa-bisanya becanda, orang udah serius juga." Celetuk Nada memegang dadanya, sedari tadi detak jantungnya berdegup kencang.

"Ha ha, tai Lo Al! Lo kira lucu, hah? ENGGAK!" Decak Viora meraih bantal dan melemparkannya kearah Alana.

"Hehee.. just kidding plen, just kidding! Peace! Peace! Wkwk..." Ujar Alana dengan sisa tawanya.

Nada kembali duduk di samping Alana yang masih terkekeh. Dia memutar bola mata malas melihat wajah bahagia Alana.

"Ga usah ketawa, Lo tambah jelek kalo nge-tawain gue kaya gitu!" Nada membenarkan posisi kacamatanya.

"Serah gue pantat botol, bilang aja Lo tadi beneran takut kan! Wkwk,"

"Enggak! Cuma kaget aja."

"Alahhh, nggak usah nge-les deh Lo."

"Eh, mbak Kun! Yang harus takut itu saudara-saudara per-hantuan Lo. Bukan gue!"

Semesta Bahagia [ℝ𝔼ℙ𝕆𝕊𝕋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang