BAB 3🌺THE SHIGAR DEZIE🌺

Mulai dari awal
                                    

"Daki kulit!"

"Panuan!"

"Dakian!"

"WOII! Sesama kembaran, ga boleh saling ejek! Bacok dong, biar epik! Haha..." Sahut Kenzie terkekeh.

"Diem Lo, budak!" Seru Bima dan Deden kompak.

"Cari mati Lo berdua! Hah" decak Kenzie seperti tak terima.

Bima dan Deden yang melihat raut wajah temennya itu seketika berubah. Membuat mereka saling tatap dan meneguk air liur. Semua tau dan sangat hapal bagaimana sifat Kenzie ketika marah.

Suasana tampak menegang, tidak biasanya pria yang tidak menyandang status jomblo diantara teman-temannya itu. Tiba-tiba emosi dan cepat tersinggung.

Bahkan hari-hari sebelumnya ucapan mereka lebih parah dan lebih kasar dari ini. Tetapi semua bualan itu hanya lelucon jenaka.

"Eh! Eh... Kenapa jadi ribut Lo pada, mending cariin gue pacar!" Sentak Garrend yang membuat semua melongo.

"Aikhhh!"

Dia Garrend, pria yang paling susah dengan yang namanya perempuan. Sedangkan pria dengan rambut halus itu selalu didekati lawan jenisnya.

Bukan berarti dia gamon alias gagal move on. Karena seumur-umur, Garrend tidak pernah mempunyai pacar. Prinsipnya adalah komitmen, bukan pacaran!

Pernah ada! Tapi ya itu. Hanya komitmen, yang bagi si wanita itu hanyalah sebuah dongeng dan merasa digantung begitu saja oleh Garrend. Bukan sekali dua kali, kejadian itu terus terulang.

Oleh sebab itu, mendengar Garrend yang berkata seperti tadi, membuat semuanya tercengang. Apalagi Shan yang tidak ambil pusing dengan cerocosan teman-temannya.

"Ini, Abang Garrend seriusan? Demi apa coba! WUIHHH!" Seru Kenzie merangkul pundak Bima..

"Anjir! Dari dulu kek ngomong gitu, gue kira Lo hom's, alias homo!" Imbuh Bima membalas rangkulan Kenzie sambil terkekeh.

Ketegangan sebelumnya jelas saja langsung pecah, apalagi perselisihan antara SHIGAR DEZIE. Pasti berujung candaan bagi mereka.

"Bapak Lo yang hom's, enak aja pantat panuan Lo kalo ngomong!" Decak Garrend tidak terima.

"Bangsat Lo, Gar! Bapak gue kalo hom's, nggak mungkin dapet gue. Nih pantat juga udah nggak panuan, mo liat nih!" Sanggah Bima menepuk bokongnya diiringi gelak tawa oleh yang lainnya.

"Idih, jijay gue dengernya!" Garrend memalingkan muka.

"Lo seriusan Gar, mau cari pacar?!" Sahut Shan yang sedari tadi diam dan tidak menanggapi percakapan teman-temannya. Tentu saja, kejadian belakangan ini menganggu konsentrasinya.

"Yah, jelas beneran dong bos Shan. Kapan coba, pak wakil kita bo'ong?!" Timpal Deden sebelum dijawab oleh Garrend.

"Bisa aja, sekarang! Maybe." Balas Shan menggindikkan bahunya.

"Haaa, nggak mungkin bos!" Kilah Deden

"Tapi gue setuju sih, sama bos Shan!" Sambung Kenzie.

"Lo beneran kan, Gar?!" Tambah Bima memastikan.

Shan membuat semuanya menjadi over thinking dari yang awalnya positif thinking.

"Bener!"

"Tuhhh... kan! Kal-,"

"Bener-bener bo'ong, maksudnya! Ha ha ha.." Garrend tertawa lepas melihat wajah kesal teman-temannya. Shan sudah menduga, Garrend memang sulit ditebak.

Mereka bertiga, Kenzie, Bima dan Deden. Seperti disambar petir di siang hari. Wajah-wajah kesal amat jelas terpancarkan disana. Shan pindah posisi duduk disamping Garrend.

"Cuma becanda gaesss! Peace!..." Garrend menyenggir kuda dengan tangan yang berdiri dua jari.

"Jangan-jangan beneran hom's, nih anak buwung!" Celetuk Deden.

"Beneran bosan hidup, Lo!" Deden dengan cepat menyenggir sambil kedua telapak tangan yang disatukan.

Suasana hening sejenak, demi mendengar suara terompet tukang sate didepan rumah Shan. Deden dan Bima dengan langkah seribu, langsung menuju kebawah. Suara ribut hentakan kaki jelas terdengar.

"LIMAAA, PAK MAMAT!!!" Seru Deden.

Shan, Garrend dan Kenzie hanya bisa menggeleng melihat tingkah kedua sohibnya itu, ajaib memang. Note, sudah biasa seperti itu.

"Lo kenapa, tadi?" Tanya Garrend mengarah pada Kenzie yang sibuk dengan gadgetnya.

"Hah! Emang tadi gue kenapa!" Lanjut Kenzie masih fokus pada layar handphonenya.

"Nggak, jadi!"

"Ini pacar gua, masa tadi dia nuduh gue selingkuh. Terus marah-marah nggak jelas, abis itu tiba-tiba nyuruh beliin cemilan. Mumet gue mikirnya."

"Terus, Lo bales apa?" Sambung Shan meraih gitar dari tangan Garrend.

"Gilak! Gue belum sempet bales Shan, ini udah ada lagi!" Decak Kenzie dibuat bingung oleh pesan beruntun pacarnya.

"Dia cuma gabut, mungkin! Terus spam wa Lo. Salah sendiri, punya cewek ga disuruh chat sama siapapun."

"Gue lakuin itu, biar dia bisa menghargai kalo ada gue. Itu aja!"

"Ya udah, mampus Lo makan spam pacar Lo!"

❃.✮:▹🧸◃:✮.❃

Nexxxt...

Note:
1). Vote setelah baca /part!
2). Penuhin kolom komen di setiap paragraf!
3). Kritik dan saran yang membangun sangat dianjurkan!
4). Pisss.·'¯'(>▂<)'¯'·.

Sad, liat mereka yang nggak ninggalin jejak:)

DON'T FORGET TO FOLLOW!
@armhitaaaa_
@armhitaaaaa_
@bpk_sean01
@aln_stfnny02

©Copyright

Semesta Bahagia [ℝ𝔼ℙ𝕆𝕊𝕋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang