Chapter 4

673 89 22
                                    

Angin menembus jendela mengayunkan tirai di depanya. Menatap ke bawah sekumpulan siswa tengah menyapu halaman dan bermain. Detik berikutnya lap di tanganya terhenti di sudut jendela di saat ia melamun.

"Ppfft bodoh"

"Siapa yg kau panggil bodoh?"

Jisung menoleh, tersenyum sekilas lalu beranjak dari bangku dan berbalik "Kau"

Plak

Renjun menampar dirinya sendiri ketika tersadar memikirkan hal tidak berguna.

"Renjun-ah"

"Apa?"

"Tolong buang semua sampah ini"

"Oke" menyimpan lap di tangan kemudian mengambil 4 kantong kresek yg sudah di ikat.

Renjun merasa malas untuk bolak balik jadi mengambil semua sekaligus tanpa memperkirakan beratnya.

"Eh sialan, kenapa begitu berat?" Gerutu Renjun lalu melirik ke arah wakil ketua yg hanya tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya.

Di tengah rasa kesalnya, sebuah tangan besar meraih 2 kantong kresek di tangan kirinya membuat Renjun menoleh terkejut.

"Eoh! makasih"

Jisung hanya berdehem lalu berjalan lebih dulu.

Renjun berbalik melihat kelas yg begitu ribut. Para anak laki-laki terlihat bermain-main dengan gagang sapu dan pel, seolah mereka tengah berkelahi dan berperang, sangat gaduh. Wakil ketua sudah hampir menyerah melihat kelakuan semuanya, dan malah meraih sapu di dekatnya lalu memukul semua pantat mereka dengan keras.

Untung saja aku tidak ikut-ikutan.

Jisung pasti kesal berada di kelas makanya ia membantu untuk bisa keluar dari kelas, pikir Renjun.

"Kenapa sekolah?"

"Eum?... Oh soal demamku? Aku baik-baik saja"

Jisung meliriknya sedikit lalu mengangguk dan kembali berjalan menuruni tangga.

"Jaketmu belum ku cuci jadi nanti ku kembalikan"

"Simpan saja" Jisung memposisikan dirinya di sebelah kanan Renjun agar ia tak berpapasan dengan yg lain dan bisa meraih pagar tangga untuk berpegangan.

"Tidak tidak. Aku dengar itu mahal aku tidak bisa memakai barang semahal itu"

"Tidak mahal"

"Tapi itu 17 juta kan?"

"Itu tidak mahal"

"...."

Keduanya memilah sampah itu dan berniat kembali namun seorang gadis menahan mereka.

"Jisung-ah bolehkah aku berbicara denganmu sebentar saja?"

Gadis itu terlihat malu-malu juga telinganya semerah tomat. Ini pengakuan cinta.

Renjun menepuk bahu Jisung tak ingin menganggu lalu berbalik pergi. Jisung dengan wajah kecewa melihat Renjun lalu menunduk menatap wanita itu. Menghela nafas ia mengajak gadis itu ke belakang sekolah.

🍂🍂🍂🍂

Makan siang.

Renjun membuka pintu rooftop berjalan ke tempat teduh di balik dinding lalu menyimpan kantong kertas berisi roti dan makanan ringan, sedikit meminum air di botol, menyimpannya di samping lalu berbaring santai.

Kakinya kirinya di tekuk dan lengan kanannya menutupi wajahnya bersiap tidur.

Klak pintu kembali di buka. Seorang gadis berjalan lebih dulu di ikuti lelaki tinggi di belakangnya.

ANTIDOTUM [SungRen] || ENDWhere stories live. Discover now