aku adalah malaikat maut mu

Começar do início
                                    

Bell menatap tajam Gabriel, cowok itu menatap teduh kearah Bell.

Gabriel mengendong bell seperti karung beras. Bell memberontak. Tapi Gabriel tidak merespon.

Gabriel membawa bell ke taman belakang sekolah. Rayen dan yang lainnya hanya diam melihat Bell di gendong oleh Gabriel.

"Turunin gw anjing". Ujar Bell.

Sesampainya di taman Gabriel menurunkan bell. Bell masih kesal kepada Laura dan teman temannya.

"Duduk". Ujar Gabriel. Bell menuruti perkataan Gabriel.

Bell duduk di samping Gabriel. Suasana diantara mereka hening. Sampai Gabriel memecahakan suasana.

"Masih marah?". Tanya Gabriel.

"Menurut lo". Jawab Bell sinis.

"Nih ambil". Ujar Gabriel memberikan coklat kepada bell.

Bell mengambil coklat yang di berikan oleh Gabriel. "Jangan marah lagi. Anggap aja mereka orang gila". Ujar Gabriel.

"Hadeh, baru aja gw masuk sekolah udah kena masalah aja, apa lagi gw udah lama disini". Ujar Bell. Gabriel menatap kearah Bell.

Setelah lama mereka mengobrol, bell dan Gabriel kembali ke kelasnya. Mereka berjalan beriringan. Semua murid menatap iri bell karena bisa jalan bareng bell.

' iya lah, secara kan gw itu orang nya cantik' wkwk becanda.

Sesampainya di depan kelas. Mereka masuk kedalam kelas. Bell dan Gabriel duduk di bangkunya.

Jam kedua pun dimulai. Guru masuk ke dalam kelas. Bell mengeluarkan buku pelajarannya.

Sebenarnya bell sudah tamat sekolah bahkan ia juga sudah tamat kuliah 2 tahun yang lalu. Kedua orang tua nya juga sudah tau bell sudah lulus kuliah 2 tahun yang lalu.

Tetapi bell tetap ingin kembali bersekolah dengan alasan masih terlalu muda.

Jeffri dan Clara tentu saja menyetujui keinginan sang putri kesayangan mereka. Bell kembali bersekolah tetapi di Prancis. Gabriel menatap bell yang masih terfokus dengan buku buku yang sedang ia baca.

Bell terlihat sangat cantik jika di lihat dari samping.

"Bell". Panggil Gabriel.

"Apa?". Tanya bell.

"Lo sibuk gak nanti?". Tanya Gabriel.

"Gak". Jawab Bell.

"Temanin gw ntar". Ujar Gabriel.

"Oke". Jawab Bell. Lalu bell kembali fokus dengan pelajarannya.

Mereka berdua kembali melanjutkan pelajarannya. Tak terasa jam pelajaran sudah habis, bell pulang sudah berbunyi. Bell membereskan barang barang yang ia keluarkan dari tasnya.

Setelah itu bell keluar dari kelas. Hanya ia sendiri yang tinggal di kelas karena Bell terlalu malas untuk Mengantri di pintu kelas.

Bell berjalan menuju ke parkiran, sesampainya di sana bell melihat ban motornya kempes.

"Hadeh, gini amat nasib gw. Apes banget dah. Gw baru masuk ke sini udah kena bully ae, ban motor juga kempes. Besok apa lagi". Celoteh bell.

Tanpa bell sadari, Gabriel berada di belakang bell dan mendengarkan semua celotehan bell. Bell menendang ban motornya.

"Mau pulang bareng gw gak?". Tawar Gabriel dan membuat bell terkejut.

"Eh aing astagfirullah.ngagetin aja sih lo.untung gw gak punya penyakit jantung. Kalau gw mati kayak mana. Mana gw belom nikah lagi". Cerotos bell.

Quen Of MafiaOnde histórias criam vida. Descubra agora