Second Grade IV

1 0 0
                                    

Waktu terus berjalan layaknya orang berjalan, kelas dua ini merupakan satu dari beberapa tahun terburuk bagi Ran ketika berada dirumah.

Tahun ini ayah Ran akan mengetahui sifat asli dari Ran, karena pada malam itu pernah ibu Ran sedang tidak ada rumah dan kalian tahu kalau satu satu nya yang menahan Ran dari bersikap hanyalah ibu nya, maka ketika malam itu Ran bersikap seperti biasanya, dia berani berbicara kali ini bersama dengan ayah nya dan juga kakak dan abang nya, dia juga memulai untuk bergerak sesuka hati layaknya anak anak pada umum nya.

Ada suatu ketika dia mengambil sebuah kue dari kulkas

"Yeay saat nya buka puasa"

Lalu kakak Ran segela membalas

"Jangan lah kamu itu, itu punya mama"

"Iya loh Ran kamu itu"

Balas ayah

"Dia mah begitu yah, giliran ga ada ibu dia makan makan apa yang ada, bertingkah sana sini juga"

Saut kakak

"Loh kamu begitu sih Ran, ga boleh begitu kamu Ran"

Ran hanya terdiam saja lalu mengembalikan kue itu ke kulkas, sebenarnya dia hanya bertujuan untuk bercanda, tidak benar benar dia mencoba untuk memakan kue itu, tapi Ran merasa makin aneh mengapa kakak nya berkata demikian? Dan ayah Ran juga berkata demikian? Bukan kah mereka sudah tahu apa yang ibu Ran lakukan kepada nya? Dia apakah tidak ada sedikit pun di dalam pikiran mereka kalau Ran memiliki trauma?.

Tapi tak apa, kata kata di atas adalah kata kata yang Ran fikirkan ketika dia sudah dewasa seperti sekarang, dia juga paham sebenarnya ya, dahulu kakak nya juga hanya beda 2 dan 4 tahun di atas nya, yah mungkin mereka tidak paham belum mengerti mengapa demikian, tetapi agak aneh bagi Ran untuk melihat jika ayah nya sendiri pun sama tidak paham demikian.

Setelah malam itu ada juga kejadian ini di suatu malam, ketika itu ibu Ran baru pulang bekerja dengan ayah dan saat itu Ran sekali lagi katahuan berbohong kepada ibu nya dan tentu saja ibu nya langsung melakukan yang biasanya

Ran disuruh duduk di hadapan ibu nya ketika sedang memarahi nya dia pun sempat sungguh kesal sepertinya, karena sampai membanting sebuah gunting kecil sampai gunting itu patah

"Ck patah kan gunting nya, beresih tuh"

Ran mulai memungut pecahan pecahan gunting nya

"Tu lah kau kenapa sih, bohong terus ke saya hah?"

........

"JAWAB KALO SAYA TANYA!"

........

"OH GA PUNYA MULUT KAU? BISU KAU? OH KALAU BEGINI BISU? TAPI KALAU BOHONG KE SAYANGA BISU?"

........

"JAWAB.....(Mengambil pecahan gunting tersebut lalu menyayat bibir Ran)

Pada saat itu Ran hanya terdiam sambil merasakan agak sakit di bibir nya, tak lama terasa

"Tes"

Tetesan darah itu mengenai kaki Ran, ketika Ran melihat nya dia hanya terdiam lalu mulai menetes lebih banyak dan semakin banyak darah itu menyucur dari bibir Ran sampai ke lantai lantai.

Lantas dia gegas berlari ke kamar mandi dan mencuci bibir nya dengan air, dia tidak tahu harus apa jadi dia hanya mencuci nya saja terus terusan sampai Ran mulai merasa pusing, mungkin karena darah nya terus menyucur saja.

Datang lah kemudian mama setelah dia mengambil es batu dari lemari es lalu menempelkan nya ke arah bibir Ran, perlakuan nya dalam mengobati Ran pun tidak lah gentle melaikan justru agak kasar lalu setelah itu mulai tahan dengan tisu dan Ran disuruh untuk memegang sendiri tisu nya, dan setelah cukup tidak mengeluarkan darah maka di tempeli lah hansaplas yang cukup banyak di sekitar bibir Ran.

Lalu mereka berdua mengobrol antara Ran dan ibu nya

"Itulah Ran kau itu jangan lah buat aku kesal terus saja kau, kena kan kau jadi nya, udah lah jangan kau bohong bohong lagi lah ke saya, saya itu kan ibu kau, kalau kau bohongi gitu gimana coba, mau kau masuk neraka karena durhaka sama ibu kau? Bohong aja kerjaan nya kau itu, saya juga bisa stress lah kalau kau begitu terus, saya udah pusing makin pusing aja kalau kau bohong terus"

Ran masih hanya terdiam saja, mendengar hal itu sepertinya memang Ran adalah sumber masalah nya, dia yang menjadi tempat salah dirumah ini, dia lah penyebab utamanya, sepertinya jika saja dia tidak terlahir mungkin tidak akan terjadi keributan dirumah ini?

"Yaudah untuk kali ini kau saya maafkan, besok besok jangan di ulangi lagi ya?"

Lalu ibu Ran menyuruh nya untuk mencium tangan nya dan meminta maaf, maka meminta maaf lah Ran kepada ibu nya sambil menangis, setelah malam itu besoknya Ran tidak sekolah, disuruh ibu nya untuk dirumah saja entah mengapa alasannya, dan dia kurang lebih selama beberapa hari tidak kesekolah, dan juga dengan lukanya dia hanya sering terdiam saja karena akan menyakitkan Bila dia berbicara.

Setelah malam itu juga Ran mulai berfikir apakah dia adalah kesalahan untuk berada di dunia ini? Apakah dia itu sebenarnya tidak seharusnya ada di dunia ini? Ran seraya selalu berfikir, dan bertanya tanya kepada tuhan

"Ya tuhan... Mengapa kau ciptakan aku? Bila aku hanya selalu membuat ibu ku marah dan ibu ku stress saja dirumah? Mengapa kau ciptakan aku? Apakah tidak lebih baik bila aku hanya perlu mati lebih cepat?"

Ran lalu berfikiran kalau ternyata memang sepertinya dia hanyalah sampah dirumah ini, kadang juga ibu selalu berkata kalau dia adalah pembantu dirumah ini bukan lah anak nya, dan mungkin itu juga benar? Kalau seharusnya dia adalah pembantu disini, tapi juga dia berfikir, apakah pantas juga bila seorang pembantu malah membuat orang lain terus terusan marah, dan terus terusan stress saja? Bukan kah lebih baik dia mati saja?

Memikirkan nya membuat Ran berkaca kaca, seraya meneteskan air itu dia juga berkata

"Oh tuhan... Cabur saja nyawaku ini ya tuhan, memang guru ku juga berkata kalau semua manusia sudah ada waktu nya sendiri untuk meninggal tapi bukan kah lebih baik kau percepat saja kematian ku? Bukan kah akan lebih baik buat semua orang? Dan juga ibu ku pastinya tidak akan memarahi ku bukan? Dan dia juga tidak akan stress tidak akan marah..."

Lalu Ran terlarut dalam tangisannya, dia terus saja menangis malam itu dalam kesendirianya, dia juga segera menghapus air mata nya ketika ada melihat dia sedang duduk sendirian di teras rumah dan pura pura sedang menatap ke arah langit saja

A F T E R T A S T ETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon