Second Grade III

7 0 0
                                    

Kelas 2 SD sebenarnya tidak banyak ke malangan yang di terima oleh Ran, seperti agak damai seingat nya tapi tentu ada sesuatu yang terjadi di dalam nya dan ini membuat sebuah satisfaction di dalam diri Ran ketika habis melakukannya.

Pagi itu seperti biasa Ran pergi berangkat sekolah dengan kedua hubungan darah nya bersama, mereka di antar menggunakan mobil yang pada saat itu di miliki karena masih ada hubungan keuangan antara keluarga Ran dengan keluarga lain/tidak milik Pribadi.

Saat itu adalah saat dimana Ran masuk siang tetapi sudah di sekolah dari jam 6 pagi karena ya kalian tahu lah dia kan tidak boleh spesial di antar pada jam 8/9 dan bisa bangun siang, nah tetapi tidak buruk bagi Ran untuk di antar sepagi ini karena dia sendiri selalu memiliki rencana untuk menghabiskan waktu nya di sekolah, dan juga hitung hitung lumayan lah dia tidak akan menjadi target pelampiasan oleh ibu nya.

Bel sekolah berbunyi bagi Ran ini sudah saat nya bagi dia bergerak melihat ke arah kelas 2 lainnya yang sedang masuk pagi, dia akan memantau kelas mana yang kosong/sedang olahraga di luar kelas dan pada saat itulah dia akan masuk dan mulai mengecek semua tas yang ada, Ran cukup cekatan dalam melakukan ini, dia seakan bisa mendengar suara langkah kaki dari luar ketika dia beraksi, dan feelingnya selalu kuat, dia bisa saja mendapatkan semua uang yang ada di kelas itu jika dia mau, tapi dia selalu menahan diri, takutnya nanti akan ada kecurigaan kepadanya.

Terdengar tindakan yang buruk? Tentu saja ini memang buruk tapi begitulah dia mencari kebahagiaan diluar dari lingkungan keluarga nya yang tidak memberikan bentuk rumah dan bentuk kasih sayang, dia juga selalu merasakan iri yang menjulur ketika dia pergi jajan dengan teman nya yang memiliki uang lebih banyak dari pada diri nya.

Pencarian Ran dalam mencari kesenangan walau hanya sementara ini tidak putus di pikirannya, dia pun selalu beraksi hampir setiap kali ada kelas yang berolahraga, mudah saja bagi dia, dia bahkan tidak hanya melirik kelas 2, kakak kelas nya juga bila di ketahui oleh nya sedang berolahraga dia pasti memasuki nya dan mengais ngais sumber jajan orang orang itu.

Terdengar menyedihkan memang dan pasti menjijikkan bukan? Seorang anak kelas 2 SD sudah menjadi seorang pencuri murahan di sekolahnya, tentu saja derajat nya sangat rendah, derajatnya sangat di bawah karena mencuri, seharusnya Ran sudah kehilangan tangan bukan? Dan juga sudah di maki oleh mereka yang tercolongan oleh Ran.

Terkadang bila Ran kebetulan memiliki teman yang juga datang pagi seperti nya, dia akan mengajak mereka melakukan hal yang sama, mudah saja membohongi anak seumurannya, mengajak mereka dan memanipulasi nya untuk terus melakukan hal itu, dan yang paling menyenangkan adalah, mereka membantu tapi tidak perlu di berikan imbalan oleh Ran.

Semuanya mudah bagi Ran ketika dia kelas 2 di sekolah nya, pelajaran juga mudah, dia juga sudah menjajani beberapa teman nya dan dia mendapatkan banyak teman baru, dia tidak kesepian lagi, dan dia juga sudah bisa senang bila dia ada di sekolah ketimbang ada dirumah, sebuah jalan keluar yang sempurna bagi Ran untuk melupakan yang dilakukan ibu nya itu.

Ran terus melakukan hal yang sama di sekolah dengan bantuan temannya, tapi pernah suatu ketika Ran benar benar kacau, dia pernah katahuan sekali, pada saat itu sedang beraksi di kelas 3 kakak kelas nya, kelas ini adalah langganan bagi Ran untuk merampas apa yang ada, tapi kali ini seperti ada yang berbeda disana ada orang itu tampang nya agak mengerikan bila kau melihatnya langsung di matanya, tatapan itu adalah tatapan yang curiga kepada Ran.

Tapi Ran tetap santuy karena dia itu pandai menyembunyikan perasaan nya, rasa takut yang tampak pada wajah hanya akan terlihat wajah biasa saja yang tidak dapat di artikan oleh anak SD, permainan untuk saling memperlihatkan siapa yang akan berpaling duluan dari kecurigaan satu sama lain ini sudah di tentukan pemenang nya.

Kakak kelas itu memalingkan wajah nya dan Ran hanya lanjut jalan melewati kelas itu lalu turun tangga dan pergi ke kamar mandi, tentu saja dia tidak melakukan kegiatan membuang cairan, dia hanya menunggu beberapa menit lalu keluar lagi dan naik ke lantai dua.

Dia perhatikan oramg itu sudah tidak ada, dia coba memandang ke arah lapangan dari sudut berbeda untuk melihat apakah orang tadi sudah ada dilapangan atau belum dan ternyata dia sudah ada maka tanpa ragu lagi Ran memasuki kelas itu.

Saat di dalam dia langsung mengecek satu demi satu saat saking asik nya dia tidak menyadari bahwa feeling nya sudah berteriak seakan sesuatu akan datang dan menangkap basah nya.

Benar saja tiba tiba ada orang yang membuka pintu dan masuk, tapi Ran tidak bodoh dia langsung melakukan akting nya dengan berpura pura menangis ketika mereka mulai mencurigai nya.

"Heh ngapain lu"

"Lah lu siapa"

"Hah? Oh engga kok gua cuman liat liat aja"

"Masa iya?"

"Boong kali lu, lu mau nyolong kan?"

Wah sudah mulai tidak favourable untuk Ran

"E...enggak gua ga nyolong" (sambil menangis)

"Eh eh jangan nangis"

"Yaudah engga tapi gua ga nyolong" (semakin menangis)

"Eh eh yaudah yaudah udah"

Dan dengan begitu saja Ran lolos dari mereka, bagaimana? Tidak buruk kan hasil dari aftertaste apa yang sudah terjadi di rumah, tidak buruk sama sekali, ini akan mudah bagi Ran untuk menipu seluruh anak SD di sekolah ini.

A F T E R T A S T EWhere stories live. Discover now