PART 31 : THE PAST

Mulai dari awal
                                    

Tujuh belas tahun lamanya Alexander Leopold tidak pernah tahu jika ia bukanlah anak kandung dari katerine, ibu Raymond. Alex dan Raymond dibesarkan dengan limpahan kasih sayang yang sama dari orang tua mereka, keduanya sangat akur layaknya kakak adik pada umumnya, saling menjaga, dan saling menyayangi satu sama lain.

Sampai suatu hari, paman Alex dari pihak ibu kandungnya menceritakan yang sebenarnya, bahwa Alex bukanlah anak kandung katerine, melainkan putra dari bangsawan Rusia bernama Alexandra, wanita malang itu meninggal ketika melahirkan Alex.

Tak ayal, Alex pun sangat murka pada saat itu. Memang berat dan tidak mudah bagi Alex, untuk menerima kenyataan pahit ini, Alex membenci semua orang, karena mereka semua telah membohonginya selama bertahun-tahun, termasuk ayahnya sendiri. Dan kemarahan itu ia limpahkan kepada Raymond, rasa sayangnya terhadap sang adik berbalik menjadi benci dalam waktu sekejap. 

Sejak saat itu, Raymond bukan lagi adik yang dia sayangi melainkan menganggapnya sebagai pesaing. Setiap pencapaian yang Raymond dapat, laksana ancaman bagi Alex, ia tidak ingin Raymond mendapatkan perhatian penuh dari sang ayah.

Suatu hari pihak kerajaan menggelar pacuan kuda, Raymond yang saat itu usianya baru menanjak remaja yakni empat belas tahun mengikuti event itu, karena latihan keras yang dijalaninya selama beberapa Minggu sebelum event, akhirnya membuahkan hasil. Yah, Raymond memenangkan pertandingan itu di tingkat remaja. Alex tentu saja tidak akan diam begitu saja melihat keberhasilan Raymond, lagi dan lagi adiknya itu mendapatkan perhatian lebih dari Albert sang ayah.

Beberapa malam berikutnya, pasca pertandingan, Alex menjalankan rencananya untuk membakar stable milik Raymond dan tentu saja kuda-kuda kesayangannya yang berada di sana turut terbakar.

Keesokan paginya Raymond mendapati semua kuda-kudanya mati mengenaskan. Remaja empat belas tahun itu menangis sejadi-jadinya.

"Bagaimana kau bisa tahu jika Alex yang membakar stable-mu?" tanya Grace penasaran.

"Memang tidak pernah ditemukan siapa tepatnya yang membakar kuda-kuda itu sampai detik ini," jeda Raymond, tatapannya menerawang. "Tentu saja karena Alex melindunginya."

"Aku turut bersedih atas kuda-kudamu." Grace mendesah pilu.

"It's been long time ago." Nada bicara Raymond kembali normal untuk mencairkan suasana. "aku akan mengajakmu ke labirin, kau mau?" tawar Raymond. Grace pun mengangguk sumringah.

Bagaimana tidak, labirin adalah salah satu sudut Palacio yang paling ingin Grace kunjungi sejak pertama kali melihatnya. Mereka berjalan membelah halaman Palacio yang luas untuk sampai ke sana.

"Ray!"

Namun, secara tiba-tiba salah satu sepupu Raymond memanggilnya dari kejauhan. Raymond dan Grace pun kompak menoleh ke arah suara.

"Siapa dia?" Grace bertanya.

"Francis, sepupuku," jelas Raymond. Lelaki bertubuh tinggi dengan rambut pirang kemerahan itu berlarian mendekat ke arah mereka.

"Aku mencarimu kemana-mana," kata Francis sesaat setelah tiba di hadapan Raymond. "Hay, Grace, bagaimana harimu?" Pertanyaannya kini beralih kepada Grace.

Grace tersenyum, ia sedikit bingung, bagaimana bisa lelaki ini mengenalnya. "I'm okay."

Francis dapat membaca raut kebingungan di wajah Grace, lalu ia menjelaskan. "Aku sudah mendengar banyak tentangmu." Berita tentang Raymond yang akhirnya pulang ke Palacio bersama gadis barunya tentu saja menjadi topik hangat di kalangan keluarga dan rekan-rekan kerajaan.

"Sungguh?"

"Yeah, kita juga bertemu di pertunangan Lucrezia, apa kau ingat?" Francis melirik Raymond keduanya saling cengengesan.

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang