Pieces of Soul II

Start from the beginning
                                    

Kaisar mendongak. "Biarkan dia masuk," timpanya sembari duduk kembali ke tempat semula.

Ketuk suara sepatu dengan tempo teratur pun mulai mengisi ruang makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketuk suara sepatu dengan tempo teratur pun mulai mengisi ruang makan. Seorang omega wanita dalam balutan gaun mewah berwarna putih begitu anggun menjaga helai demi helai rambutnya agar tak berubah posisi saat menuruni tangga. Meski terkesan tenang, kebahagiaan  membuncah jelas bersarang dalam hatinya saat beradu temu dengan sosok yang sedikit lagi dapat ia panggil dengan sebutan ayah mertua.

"Semoga keselamatan dan ketenteraman Dewi Bulan selalu menyertai Sang Matahari dari Kekaisaran Hera." Nada suara itu tak pernah berubah. Mendayu dan halus, itulah dua kata yang tepat untuk mendeskripsikannya.

"Duduklah, nak. Kami sedang menikmati teh, biar aku panggilkan dulu pelayan untuk membawakan milikmu," ujar kaisar.

Vivian mengangguk dan berjalan menuju salah satu bangku yang berada di samping kakeknya. "Yaampun. Ini ada apa? kenapa ada pecahan kaca? apa kakek terluka?" Segera ia memeriksa tubuh tetua adat dengan penuh kekhawatiran.

"Salahku. Tadi aku tak sengaja menyenggol cangkir teh milik tetua adat. Kakekmu sepertinya masih sedikit terkejut. Apakah perlu aku panggilkan tabib kemari?" tanya kaisar.

Vivian mengangguk ribut. "Iya, paduka. Kakek harus segera diperiksa oleh-"

"Tak usah!"

Tiba-tiba saja ruangan menjadi hening. Intonasi tinggi dari protes tetua adat tentu mengejutkan Vivian. Ia baru saja datang. Tak tahu apa kesalahannya sampai sang kakek membentaknya seperti itu. "M-maaf, kakek. Saya hanya-"

"Ayo kembali ke kastil." Tetua adat menyela ucapan Vivian yang kedua matanya sudah dihiasi kilat bening.

"Tapi kakek, paduka kaisar baru saja mempersilahkan saya untuk-"

"AKU BILANG AYO KEMBALI KE KASTIL! ANAK KURANG AJAR! SELALU SAJA MEMBANTAH UCAPANKU!"

Tetua adat berusaha bangkit dari duduknya. Mengakumulasi seluruh keangkuhan dalam dirinya, ia tiba-tiba merasa bahwa kaisar boneka miliknya ini tengah mengejek kondisi tubuhnya yang entah karena apa menjadi aneh saat ini.

"Uhuk-"

"KAKEK!" Vivian berlari. Dengan sigap ia menangkap tubuh sang kakek yang ambruk setelah darah keluar bersama batuk yang terdengar menyakitkan. 

"TOLONG! TOLONG KAKEK!"

Kaisar segera berlari ke arah pintu keluar dan membukanya paksa. "Tetua adat tak sadarkan diri, bawa beliau ke tabib istana!" titahnya.

He's My Queen (VegasPete)Where stories live. Discover now