Its hurt

23K 1.7K 16
                                    

" I'll be there, when you feel your life like black Cloud. Because, i will be your own Rainbow, Ali. "
- Prilly

-----------

#AliPOV

aku tau semua ini rumit, ini juga rumit untukku. Otakku terus mengatakan bahwa aku.. Terjebak dalam permainan Ayah. Tapi hatikku, hatikku terus mengatakaan bahwa aku..... Jatuh cinta pada Prilly.

Ya, Prilly. Gadis itu, entah apa yang membuat hatiku mengatakan bahwa aku mencintai gadis itu.

Memori dimana aku selalu bermimpi gadis berpakaian putih yang selalu meninggalkanku setiap saat, dan persetanan! Itu yang membuat ku ketakutan untuk mencintai seseorang.

Termaksut Prilly.

Apa aku benar-benar sudah mencintainya? Atau perasaan ini hanya sebatas kekaguman ku terhadap wanita yang pertama kali dekat denganku selain Bunda?

Argh! Membingungkan..!

"Ali, dibawah Ada Dimas," suara lembut bunda membuat lamunan ku buyar. Aku melangkah ke arah tangga dan turun untuk bertemu sahabat ku, Dimas.

"Dim, ngapain?" Tanyaku datar. Dimas hanya nyengir dan menepuk-nepuk sofa disebelahnya.

"Gue perlu bicara sama lo," ucap dimas sok misterius. Aku menatapnya datar,

"Prilly, dia masuk rumah sakit."

"Apa?" Tanyaku kaget, bagaimana keadaan prilly? Kenapa denganya? Apa..

"Hey! Panik banget lo, santai dulu bro. Prilly masuk rumah sakit karena Kemarin gasengaja ada cowok yang nabrak dia di depan sekolahan."

"Terus?! Gimana keadaan dia?" Tanyaku panik. Tunggu, kenapa aku jadi panik seperti ini? Apa pentingnya?

"Santai bro, dia gapapa.. Cuman kepalanya di Perban sedikit, dan jalannya agak pincang karena keseleo." Ucap dimas tenang, aku berdiri, berlari ke kamar untuk mengambil jaket hitamku.

Dalam hitungan detik, aku berlalu cepat ke arah motor merah ku, lalu pergi begitu saja meninggalkan Dimas.

Kehawatiran ku tidak bisa ku benung lagi, aku menghawatirkan Gadis mungil itu.

"Nomor berapa kamarnya, rumah sakit mana," tanyaku di telphone dengan Dimas.

Saking paniknya aku lupa menannyakan dimana alamat rumah sakit itu, bodoh.

"Rumah sakit Mawar Indah, kamar nomor.. Tunggu!"

"223, kamar Tulip."

"Baiklah,"

***

#authorPOV

Motor hitam itu berhenti tepat di sebuah parkiran rumah sakit Mawar Indah, kaki ali dengan cepat melangkah masuk ke arah pintu besar rumah sakit itu.

Ia menghampiri Meja Informasi dengan tergesa-gesa.

"Sus, kamar nomor 223 dimana ya?" Tanya ali datar. Suster itu terbengong melihat wajah ali. Ali menaikan kedua alisnya bingung.

"Sus?"

"Eh.. Maa..f mas! Iya belok kiri, terus lurus aja mas.." Suster itu tersenyum menggoda. Tetapi lain pada ali, ali bersikap cuek dan menganggap senyum itu senyum biasa.

Dengan langkah cepat ali menemukan kamar itu. Kamar 223, kamar Gadis mungilnya dirawat.

Cekrekk...

Dilihatnya prilly sedang memeluk lututnya sedih. Suara isakan terdengar dari gadis itu. Membuat Tubuh ali terasa kaku untuk menghampiri gadis itu.

Rasanya dada ali terasa sesak melihat Prilly menangis seperti itu. Karna apa? Apa karna dirinya?

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang