Bab 22 - Siapa sih? Kenalin yang benar, dong!

Start from the beginning
                                    

"Memang ini mobil siapa, Nat?" tanya Dara yang duduk di belakang bersama Dani.

Jujur ia kebingungan mengapa Natta meminta izin kepada Dani agar diperbolehkan menjemput Fla lebih dulu sebelum mengantarkan mereka. Bukankah Dara dan Dani harusnya bersyukur Natta mau menjemput ke bandara?

"Ya ... lo kan tahu, Dar. Gue enggak punya mobil."

"Trus?" Melihat Dara semakin kebingungan, Natta sengaja mencari tahu ekspresi Dani yang duduk dibelakangnya. Namun ternyata Dani terlihat tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tatapannya hanya tertuju keluar jendela. Padahal di sampingnya ada Dara yang butuh jawaban pasti dari pertanyaannya.

"Jadi gini, Dar. Kemarin itu ada yang minta tolong ke gue buat jemput ke bandara. Tapi karena gue enggak punya mobil, eh gue malah disuruh ke apartemennya. Ambil mobil di sana. Dan ternyata pas gue sampai ke sana, banyak banget mobilnya. Tapi sayang debuan semua. Jadi deh tuh, gue ke tempat cuci mobil dulu tadi pagi. Baru deh ke bandara."

Berhasil mencerna dengan baik, Dara melirik Dani di sebelahnya. Sungguh Dara hampir lupa siapa laki-laki yang duduk di sebelahnya. Terbiasa melihat Dani dalam keseharian di kost, dengan motor, dan celana buntungnya, Dara seakan mengabaikan fakta bila Dani adalah pemilik serta otak dari d'Express.

"Owh alah. Ya udah jemput Fla dulu aja. Gue juga kangen banget sama dia."

"Sial. Berasa dengar perintah dari ibu bos."

"Nat ... jangan bercanda, ya!!"

***

"Fla sama siapa tuh?" Pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari mulut Dara disaat mobil yang Natta kendarai memasuki parkir sebuah restoran mewah.

Sengaja membungkam. Natta seolah enggan ikut campur dalam masalah kali ini. Dia bahkan membiarkan Dara menebak-nebak atas kondisi yang perempuan itu lihat kini.

"Daraaaa ...."

Sambil membuka pintu mobil, Fla berteriak riang karena akhirnya mereka bisa bertemu kembali. Seperti anak kecil yang terpisah lama dengan sahabatnya, Fla bahkan sengaja memeluk erat tubuh Dara dari kursi bagian depan.

Semua yang mereka lakukan menjadi tontonan menarik untuk Dani dan juga Natta. Kedua laki-laki itu bahkan ikut tertawa melihat tingkah gila Fla dan juga Dara.

"Ih, udah ... udah. Diketawain kita," ucap Dara sembari mendorong tubuh Fla.

"Long time no see."

"Alah, semalam kita masih video call. Ngeselin deh." Fla terkekeh setelah mendengar respon Dara.

Terus mencermati gerak gerik Fla, yang terlihat sempat berbincang dengan wanita itu, Dara tidak bisa menahan rasa penasarannya. Setelah Fla masuk ke dalam mobil, dan Natta langsung menjalankan mobil tersebut, sebuah pertanyaan meluncur begitu saja dari mulut Dara.

"Temen lo, Fla?"

"Ah?"

"Itu yang tadi temen lo?"

"Owh ... bukan," ucap Fla sambil menoleh ke kursi belakang. Tak sengaja tatapan matanya bertemu dengan manik mata Dani. Sekalipun tidak ada suara yang terdengar, namun Fla bisa memahami arti dari tatapan teman abangnya itu.

"Hm, begitu."

Buru-buru mengalihkan pandangannya kembali, Fla menarik kedua sudut bibirnya dengan ekspresi panik. Keringat di pelipisnya mulai bercucuran sekalipun AC dalam mobil ini terasa sangat dingin. Hingga tanpa sadar tangan Fla mengibas-ngibaskan udara di area sekitar leher demi menghilangkan rasa panas dan juga tegang dalam dirinya.

"Gerah?" tanya Natta pelan.

Mengirimkan sinyal-sinyal panik, Fla berharap Natta paham bagaimana kondisinya kini. Namun anehnya kekasih menyebalkannya itu malah membuat kondisi mencurigakan sampai menarik perhatian Dara yang duduk di belakang.

"Kenapa sih? Kalau dia bukan temen kamu kan bisa jujur aja ke Dara."

"Maksudnya?"

"Itu, Dar. Si Fla tadi bohong sama lo. Cewek tadi bukan temannya."

"Owh, gitu. Terus siapa? Pegawai lo?"

Fla menggeleng. Bibirnya meringis, berharap Dara tidak mempertanyakan hal ini terus menerus.

Tapi sayangnya, ia sudah begitu penasaran hingga tak mungkin berhenti tanpa tahu kepastiannya. "Apa sih? Kayak ada rahasia gitu."

"Lo kenal tuh cewek tadi, Dan?"

"Enggak!"

Semakin curiga dengan gerak gerik Dani yang tidak kunjung meliriknya disaat laki-laki itu memberikan jawaban, Dara malah semakin penasaran. "Serius?"

"Hm. Kenapa sih?"

"Enggak kenapa-napa. Aneh aja gitu. Kalian sikapnya jadi salah tingkah. Padahal tinggal jawab aja dia itu siapa. Udah, gitu aja. Karena jujur gue penasaran. Habis tadi gue lihat Fla akrab banget sama dia. Dan dari yang gue lihat dia bukan orang Indonesia. Jadi kemungkinan besar pasti temannya Fla, kan?"

Mengungkapkan apa yang ia pikirkan, Dara menunggu respon Fla atau mungkin juga Natta yang duduk di kursi depan. Keduanya kompak membungkam hingga Dara percaya ada sesuatu yang sedang disembunyikan darinya.

"Ada apa sih? Emang siapa sih dia? Memangnya enggak boleh ya gue tahu?"

"Gini, Dar. Dia itu ...."

"Kerabat keluarga Fla dari Italia. Sewaktu mereka balik dari Italia ke Indonesia, ternyata wanita itu menyusul mereka datang ke sini," sahut Dani memberikan penjelasan singkat agar Dara dapat dengan mudah memahami.

Menganggukkan kepala berulang kali, Dani merasa yakin Dara paham atas penjelasannya. Apalagi kata yang dia pergunakan cukup mewakili semua, sehingga Dara tidak mungkin meluncurkan pertanyaan lanjutan mengenai wanita itu.

"Udah, kan? Paham."

Meliriknya curiga, Dara malah sibuk menerka-nerka dari mana Dani tahu semua tentang wnaita itu? Bukankah tadi Dani berkata tidak mengenalinya.

"Kenapa?"

"Jadi lo kenal sama dia? Kata lo sebelumnya enggak kenal sama dia. Ckckck, aneh banget. Kata-kata buaya emang susah dipercaya."

Menahan tawa semampu yang mereka bisa, Natta dan Fla, sibuk mengatur napas mereka agar tidak memberikan reaksi berlebih atas kondisi mengenaskan Dani saat ini. Natta dan Fla paham, maksud Dani menjelaskan semuanya adalah untuk kebaikan mereka semua. Tapi apesnya, Dani malah terjebak dalam penjelasannya sendiri.

 Tapi apesnya, Dani malah terjebak dalam penjelasannya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anak kicil kesayangan....

SPOSAMI! DANTEWhere stories live. Discover now