Bab 22 - Siapa sih? Kenalin yang benar, dong!

592 169 76
                                    

Ayolah komen yang banyak.. 
Kalian enggak kasian sama aku. cuma berharap dikomen kok


-------------------------


Sampai akhirnya aku kembali, aku tidak pernah mendapatkan kabar yang berarti dari dirimu lagi.

Dara langsung berlari menghampiri Natta yang sudah menunggu kedatangannya di bandara. Sambil merentangkan kedua tangan, Natta terlihat siap menyambut kembalinya Dara. Sungguh dia berharap mendapatkan pelukan hangat dari sahabatnya itu.

Akan tetapi ternyata Natta salah menebaknya. Bukan mendapatkan pelukan hangat, tangan Dara secara cepat melayang, memukul bagian bahu Natta dengan kuat.

"NGESELIN YA LO!!!"

"Eh ... kenapa ini? Buset deh. Gue bukannya dipeluk, malah dapat penganiayaan begini."

"Lo pantes dapat pukulan itu ya, Nat. Atas sikap kurang ajar lo selama gue di kampung."

"Hahaha, dendam banget lo jadi cewek. Kan cuma bercanda elah."

"Enggak ada ya bercanda kayak gitu." Bersidekap, seolah memberitahu Natta bila dia sedang marah, Dara malah mendapatkan rangkulan hangat dari Dani yang langkahnya baru saja sampai mendekati mereka.

Mencermati kondisi yang terjadi, Natta membungkam. Dalam pikirannya tercetus banyak tanda tanya atas hubungan Dara serta Dani yang keduanya tunjukkan kini.

"Jadi ...." Kalimat itu sengaja dia gantung. Jari telunjuknya mengarah pada Dara dan Dani yang malah menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Syukurlah hubungan kalian udah membaik," ucap Dani tanpa beban.

Mulai menyadari kalimat yang Dani katakan, Dara menghindari rangkulan itu. Terlihat kikuk karena Dani menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa Dara pastikan artinya, buru-buru ia bergerak menjauh. Namun sebelumnya Dara sengaja merangkul lengan Natta, mengajak laki-laki itu berjalan lebih dulu sambil membahas percakapan mereka yang sebelumnya hanya terjadi lewat telepon.

"Jadi lo bakalan kenalin anak lo ke gue, kan?"

"Hm. Iya. Nanti kalau ada waktunya. Karena dia enggak tinggal bareng gue."

"Gitu, ya."

Merasa tidak enak karena membiarkan Dani berjalan sendirian dibelakang, tentu saja sambil menyandang tas ransel serta tas pakaian Dara di tangannya, Natta sengaja memperlambat langkahnya.

"Kenapa sih, Nat?"

"Sorry, Dar. Lo emang sahabat gue, tapi dia tetap bos gue. Enggak enak gue rasanya," ucap Natta pelan. Melepaskan rangkulan tangan Dara dilengannya, Natta putar arah. Dia kembali mendekati Dani, sambil menawarkan bantuan untuk membawakan tas yang kini disandang laki-laki itu.

"Lo emang orang baik, Nat. Tapi sayang Tuhan selalu menguji lo dengan hal-hal yang enggak baik."

***

Karena tidak mau ketinggalan moment kembalinya Dara, Fla memaksa Natta untuk menjemputnya lebih dulu, baru mereka sama-sama mengantarkan Dara ke rumah kost mereka. Apalagi Fla mengatakan bila dia akan menginap di rumah kostnya demi melepaskan rindu dengan Dara yang selama kurang lebih sebulan ini berada di kampung halaman.

Atas dasar paksaan itulah, mau tidak mau Natta meminta izin terlebih dahulu kepada Dani untuk mampir ke sebuah restoran di mana Fla sudah menunggu mereka. Lalu setelahnya, barulah mereka sama-sama ke rumah kost itu.

Sejujurnya Natta tidak enak untuk melakukan hal ini, terlebih lagi mobil yang Natta pergunakan untuk menjemput keduanya adalah milik Dani, sehingga mau tidak mau Natta harus mengantongi izin dari Dani lebih dulu barulah dia bisa melakukan hal yang Fla perintahkan.

SPOSAMI! DANTETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon