"AlLis (Albert & Lilis)"

2 1 0
                                    

Di pagi hari yang cerah, seorang anak laki-laki berusia delapan tahun sudah bersiap dengan seragam putih merah yang terpasang rapi di tubuh mungilnya, tak lupa sepatu hitam serta tas ransel merah bergambar _spiderman_. Anak laki-laki itu menuruni tangga dengan berlari sembari berteriak.

"MOMMY!" teriak Albert. Ya, anak laki-laki itu bernama Albert Williams Johns.

"JANGAN TERIAK AL!" sahut sang Mommy dengan tak kalah keras.

"Mommy juga teriak, hmm," jawab Albert dengan malas.

Albert pun menghampiri Mommy nya ke ruang makan yang kini tengah menyiapkan sarapan, sedangkan Daddy nya memang sedang berada di luar kota.

"Cepat duduk dan makan sarapanmu Al," titah Mommy.
_"No_, Mom. Al ingin bawa bekal saja, Al akan makan nanti di sekolah."

Sang Mommy mengerutkan dahi heran, biasanya anak tampan ini tak pernah mau membawa bekal ke sekolah, kalau dipaksa pun ia akan buang bekal itu. Lalu sekarang?

"Mom, ayolah mom _please,_" pinta Albert dengan _puppy eyes_ nya. Ugh, sungguh menggemaskan bukan. Sang Mommy akhirnya mau tak mau menyiapkan bekal untuk Albert.

Albert mengikuti langkah sang Mommy yang sedang menyiapkan makanan dalam sebuah kotak makan berwarna merah berlogo _spiderman._

"Dua mommy," ucap Albert membuat kegiatan sang Mommy terhenti. "Hah? Apanya yang dua Al?" tanya Sang Mommy bingung.

"Bekalnya buatkan dua, Mom."

"Ooh, oke." Mommy nya pun menurut saja apa yang dikatakan oleh Albert. Setelah semuanya siap Albert pun berangkat diantar oleh sopir pribadinya. Ia berangkat sekolah dengan perasaan senang, senyum pun tak pernah pudar dari bibirnya.

***

Sesampainya mobil mewah yang ditumpangi Albert berhenti di salah satu sekolah dasar _elite_ di ibu kota, saat kendaraan itu berhenti terparkir di halaman depan sekolah, sang supir turun terlebih dahulu membukakan pintu untuk anak majikannya.

Albert pun turun dari mobilnya dengan semangat. _“Thank you,_ Pak Mamat.”

“Sama-sama, tuan muda," jawab Sang supir.

Albert berlari menuju kelasnya berada. Anak laki-laki itu masih duduk di bangku kelas dua SD.

“Lilis!”

Di ambang pintu kelas, Albert berdiri sambil berteriak gembira memanggil nama seorang gadis yang tengah duduk di bangku paling belakang.

Kondisi kelas masih sepi, mungkin karena masih terlalu pagi sehingga murid-murid yang lain masih belum sampai.

Lilis Juliawanti, gadis menggemaskan yang rambutnya dikuncir dua, ia mengangkat wajah dari bukunya menatap siapa yang telah memanggilnya.

_Albert lagi._

Lilis memilih mengabaikan anak laki-laki itu dan melanjutkan membaca buku kegemarannya. Albert dengan senyum lebarnya berjalan menghampiri meja Lilis dan duduk di sebelah gadis itu.

“Selamat pagi calon istri.”

“Calon istri _ndasmu!_” kesal Lilis mendengar panggilan Albert terhadap dirinya.

“Udah makan, apa belum?”

“Udah.”

“Belum ya? Nih aku sengaja bawa dua bekel makanan buatan Mommyku.”

“Udah, Al. Aku udah makan.”

“Nih makan, jangan sungkan.”

Lilis menghela napas. Anak laki-laki itu benar-benar menyebalkan. “Aku–udah–makan, paham?” Lilis sengaja menekan bicaranya.

LABIRIN AKSARA (ANTOLOGI CERPEN)Where stories live. Discover now