1 : Annoying Boy

167 6 0
                                    

Kulangkah-kan kaki ku memasuki rumah yang akan kutinggali. Rumah ini sangat besar , bertingkat tiga kurasa. Dan selebar 3 rumah miliku di Yogya , bayangkan saja betapa besar rumah itu.

"Selamat siang nona , kau pasti Bella bukan?" Kata seseorang yang mungkin kepala pelayan disini. "Ya , aku Bella"

Nama ku Bella Axela Hilmawan , anak dari Alex Hilmawan dan Giselda Hilmawan. Orang tuaku hampir menginjak kepala empat , tetapi kelakuan mereka hampir sama dengan anak SMA yang sedang menjalani hubungan kasih , terdengar menggelikan tetapi itulah kenyataan-nya.

"Baik nona , saya akan mengantarkan nona sampai ke kamar nona". Ugh , aku muak dengan panggilan 'nona' itu.

"Bella , panggil Bella saja."

"Baik no - maksudku Bella"

Aku tidak menggubrisnya aku mengikutinya dari belakang , seperti penguntit. Aku sibuk mengagumi keindahan rumah ini , sampai - sampai aku tidak sadar aku sudah sampai di kamarku , ralat kamar tamu yang aku tumpangi. Yah , begitu lebih baik.

Kamar ini sangat indah , ukurannya sangat besar untuk ditiduri seseorang seperti ku. Ditambah warna ungu yang dominan terlihat begitu memukau.

Dari mana mereka mengetahui warna kesukaan ku? Yah , mungkin memang dari awal di desain seperti ini. Jangan Gr.
***
Aku segera membereskan barang-barang ku dan mencari om Dirga dan tante Marisa , sahabat orang tua ku , sekaligus pemilik rumah ini.

Aku menemukan mereka di ruang tengah , bersama seorang lelaki yang sangat tampan. Matanya yang berwarna hijau segar , bulu matanya yang lentik , hidung nya yang mancung. Badannya juga...sixpack.

"Hai Bell , kau sudah datang? Sini duduk" kata tante Marisa . "Hai tante , ya aku sudah datang dan membereskan barang - barang ku" kataku sambil berjalan menuju tante Marisa.

"Ngga kenalin ini Bella anak sahabat mama"

"Bella" aku menyodorkan tanganku

"Angga" ucapnya dingin

Sombong sekali dia , bahkan berjabat tangan pun ia tidak mau. Sabar Bel sabar , kau menumpang di rumahnya.

"Angga ke kamar dulu" katanya sambil berjalan ke kamarnya.

"Maafkan Angga ya Bell dia memang seperti itu "

"Ya tidak apa - apa om" ya itu adalah om Dirga.

Mengapa sifat Angga sangat berbeda dari orangtua nya? Apa Angga adalah anak angkat? Apa yang kau pikirkan Bel , tentu saja bukan , Angga adalah anak kandung mereka.
***
"Bell , bisa tolong bangunkan Angga? Dia ada kuliah pagi ini" kata tante Marisa.

"Baik tante Bella bangunkan"

Kumasuki kamar Angga , kamarnya rapi dan.... wangi. Damn! Dia tidur tanpa menggunakan baju atau shirtless. Ya sudahlah mau bagaimana lagi?

"Angga bangun" ucapku lembut. Dia membuka matanya , dan dia memandang ke arahku , matanya menyiratkan..... kemarahan.

"Hey lancang sekali kau memasuki kamar ku" bentak nya. Aku kaget , aku paling tidak bisa dibentak. Aku berusaha menahan cairan yang akan keluar dari mataku.

"Ma...maaf , ibumu menyuruh ku untuk membangunkanmu"ucap ku terbata-bata. "Tak bisakah kau membangunkanku dari luar? Ketuk saja pintuku bisa bukan?" Bentak nya.

Aku tidak dapat menahan air mataku lagi , aku segera berlari keluar kamarnya dan menuju kamarku. Cengeng? Memang. Kutarik kata-kataku bahwa aku tinggal disini adalah keberuntungan , tidak itu adalah kesialan bagiku.

Aku mengingat bentakannya kembali , apa keberadaan ku tidak diinginkan oleh nya? Ya tentu begitu , jika tidak , tidak mungkin ia membentakku seperti tadi.Annoying Boy. Batinku , sambil tetap menangis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Story of My LifeWhere stories live. Discover now