21. Progker Dulu, Liburan Kemudian

Depuis le début
                                    

Yusuf yang sedari tadi sibuk mencomot kentang goreng yang ada di depannya mulai melontarkan sebuah tanya—sebenarnya Yusuf sendiri tidak yakin apakah ini adalah sebuah pertanyaan atau pernyataan. "Karin termasuk pendiam juga, kan? Selama kita kumpul-kumpul, dia cuma nyahut ala kadarnya. Kalau bukan karena diajak ngomong soal progker sama Renan paling tuh anak lebih banyak diemnya."

"Kenapa lo liatin gue?" tanya Renan yang merasa sangat asing ditatap oleh Yusuf seperti itu. Sedangkan yang menatapnya hanya menghendikan bahunya pelan, "Karin, kan, kebanyakan sama lo kalau apa-apa."

"Apa-apa tuh apa? Lo jangan ambigu begitulah."

"Kayak ke Pak Lurah, ke Kecamatan, nyari kertas, revisi proposal."

"Wajar, dia sekretaris gue."

Jawaban dari Renan yang terkesan bodoh amat membuat sebagian dari mereka menganggukkan kepalanya. Kalau dipikir-pikir benar juga. Hubungan antara ketua dan sekretaris mengharuskan keduanya untuk sering berkomunikasi agar progker KKN dapat berjalan dengan lancar.

"Menurut kalian, mereka semua ada yang udah punya pacar nggak?"

"Pertanyaan lo random banget deh, Jev." Sejujurnya Jev hanya menanyakan apa yang tiba-tiba muncul dalam kepalanya. Walaupun ia sendiri juga ingin tahu akan hal ini.

"Emangnya lo mau deketin salah satu dari mereka?"

"Lah, lo lupa? Jev, kan, pernah bilang kalau pengen deketin cewek sini. Gue nggak tau siapa orangnya," sahut Hilman mencoba mengingatkan yang lain.

"Gue pernah mergokin Shasha kapan hari yang lalu, dia senyum-senyum sambil lihatin hpnya. Bisa aja dia punya pacar. Logikanya aja nih yaa. Cewek cantik-cantik kayak mereka mana mungkin jomblo sih. Gue yakin pasti udah ada pacar semua. Minimal lagi pdkt lah."

Hilman membenarkan kalimat tersebut. Lagi pula selama hidup bersama beberapa hari ini, para perempuan tidak terlihat tebar pesona kepada yang lain. Yang ia tahu dari sepupunya, kegiatan KKN terdengar sangat rawan akan cinlok—cinta lokasi. Hal ini sangat berbahaya bagi anggota yang sudah memiliki kekasih.

"Lo mau deketin siapa emangnya, Jev? Janji deh kita nggak bakal bocor," ucap Yusuf yang terdengar sangat ingin tahu.

"Kalau gue bilang terus besoknya nyebar. Pasti pelakunya di antara kalian. Gue nggak mau yaa kalau sampai dia tau. Biar gue sendiri yang kasih tahu. Itupun kalau gue jadi ngedeketin."

"Santai aja. Kita nggak ember kali," ucap Hilman terdengar meyakinkan. Urusan akan bocor apa nggak, itu bisa jadi urusan belakang. Yang terpenting rasa kepo-nya harus terpenuhi terlebih dahulu.

Sampai sebuah nama berhasil mengejutkan yang lain. Karena bagaimana pun, beberapa di antara mereka menyangka kalau Jev akan mendekati perempuan lain dan itu bukan….

"Ajeng."

Selepas mengambil foto yang memerlukan waktu cukup lama, Shasha dan kelima teman perempuannya memutuskan untuk kembali ke tempat duduk yang sudah ditempati oleh anggota laki-laki. Awalnya memang menyenangkan, berpose sedemikian rupa agar bisa diunggah ke berbagai macam media sosial yang mereka miliki. Tapi kalau dirasakan lama-lama cukup menguras banyak tenaga.

"Capek nggak sih? Kok gue capek banget ya?"

"Gue juga capek habis bawa motor ke sini," ejek Seno yang duduk di tak jauh dari Shasha.

"Lo, kan, cowok. Pasti tenaga kuda. Beda sama kaum gue, jiwa muda tapi fisik jompo."

"Udah-udah. Mending sekarang makan dulu mie-nya. Capek, kan, tadi bilangnya."

Aroma mie kuah serta mie goreng sudah tercium semenjak kedatangan mereka. Terlihat sangat menggugah selera. Terlebih jika dinikmati dengan cuaca dingin seperti sekarang ini.

Dear, KKNOù les histoires vivent. Découvrez maintenant