Sam merasa tidak dihargai namun begitu dia tidak mencari pelampiasan, Sam tidak tahu ke mana istrinya pergi tapi dia tahu akan pulang ke mana dalam situasi seperti ini.

Perlukah Sam mengatakan pada orang tuanya bahwa dia menikah bukan karena saling cinta tapi sebuah komitmen yang nilainya dihargai dan ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa dia bisa menjalin hubungan layaknya pasangan suami istri lain. Terlebih dia melihat sosok Ria pada Jinan.

******

Ketika Sam tiba di rumah orang tuanya bibi mengatakan bahwa mama dan papa sedang keluar, Cakra juga tidak ada di rumah.

Di rumah dia sendiri karena ditinggal pergi istrinya, sekarang ketika pulang ke rumah orang tuanya juga tidak ada sepertinya Sam perlu teman. Bukan teman kantor tapi teman ngobrol.

Sam sudah berusaha untuk tidak mengingat lagi teman adiknya, tapi dalam kondisi seperti ini hanya Nuha satu-satunya orang yang dipikirkan pria itu.

Tidak, Sam tidak boleh memikirkan gadis itu.

******

Dia tidak ingin memikirkan gadis itu tapi sekarang dia sudah berada di kantin rumah sakit tempat Nuha bekerja. Sam tidak tahu apakah hari ini Nuha bekerja atau tidak, dia juga tidak memiliki nomor ponselnya.

Sudah satu jam Sam duduk di kantin namun yang ditunggu tidak kelihatan, tidak mungkin pria itu meminta nomor Nuha pada adiknya. Dia berharap bisa melihat Nuha setelah itu akan pergi.

Yang paling membosankan adalah menunggu, tapi Sam laki-laki paling sabar. Contohnya sekarang, dia sedang menunggu seseorang yang bahkan tidak diketahui apakah akan melintas di sini atau tidak.

"Heran deh gue sama Nuha, kurang apa coba dokter Salim. Udah ganteng, baik alim pula."

Tiga orang wanita melewati Sam, salah seorang diantaranya menyebutkan nama Nuha.

"Gue sih mikirnya Nuha lebih tahu diri aja."

Memangnya ada berapa Nuha di rumah sakit ini?

"Iya sih," timpal gadis yang berhijab. "Nuha pernah bilang ke gue, nyari calon suami yang biasa saja bukan dari kalangan atas pokoknya."

"Karena dia takut ditindas?" tanya yang satu lagi.

"Tahu sendiri dong makmer zaman sekarang."

Jika didengar dengan baik Nuha yang digambarkan oleh ketiga wanita yang melewatinya adalah Nuha yang dikenalnya, Cakra pernah bilang gadis itu berasal dari keluarga sederhana ditambah jawaban saat dia menanyakan kalung hadiah ulang tahun darinya.

Baru kali ini Sam tertarik mendengar pembicaraan orang lain, saking terlalu fokus dia tidak melihat Nuha berdiri di hadapannya sampai suara ketiga wanita tadi terdengar serempak mengatakan, "Panjang umur, tuh orangnya."

Barulah Sam mengangkat wajahnya.

"Ada yang ingin dijenguk?" tanya Nuha setelah melambaikan tangan pada rekan kerjanya yang duduk selang dua meja dari Sam.

"Tidak. Oh ada." Sam mengusap tengkuknya.

"Siapa yang sakit?" Nuha masih menatap pria itu. "Bukan tante atau om kan?"

"Bukan." Sam tidak mungkin mengatakan yang ingin dijenguk olehnya adalah gadis itu sendiri. "Rekan bisnis."

Nuha mengangguk. "Oh, aku ke sana dulu."

"Sebentar," kata Sam menghentikan langkah gadis itu.

"Iya, kenapa?"

"Kamu mau makan siang?"

"Bukan," jawab Nuha. Gadis itu tidak mengatakan keperluannya.

"Kira-kira jam berapa kamu pulang?"

"Belum tahu."

Belum tahu?

Perlukah Sam bertemu kepala ruangan gadis itu dan menanyakan jam berapa Nuha selesai kerja?

Saat merasa tidak lagi kepentingan lagi Nuha meninggalkan pria itu.

Sam tahu apa yang akan dilakukannya, dia perlu mengirimkan pesan pada adiknya untuk meminta nomor ponsel Nuha.

******

"Mama tidak sengaja membuka pesan masuk darimu, boleh Mama tahu alasan pria beristri meminta nomor ponsel seorang gadis?"

Ria ingin mendengar jawaban putranya, ia tidak akan berprasangka dulu sebelum Sam memberitahunya. Entah sebuah kebetulan atau memang dia harus tahu, Ria baru saja selesai mengangkat telepon ibu mertuanya yang menghubungi ponsel Cakra, panggilan baru saja dimatikan dan saat itu juga pesan dari Sam masuk.

"Aku ingin berteman dengannya."

Seketika air muka Ria berubah.

Dalam pernikahan suami bisa menjadikan istri sebagai teman setianya begitupun sebaliknya. Mereka yang paling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga lebih bisa menghargai.

"Ada apa denganmu, kamu ingin mengulang sejarah buruk itu?"

Sam menggeleng, lalu dia bertanya. "Apakah menginginkan seorang teman butuh alasan?"

"Kalau itu pria beristri bukan alasan yang dibutuhkan karena tindakan itu sudah salah, apapun masalahmu dengan Jinan selesaikan dan perbaiki hubungan kalian."

Ria tidak akan meninggalkan putranya sendiri begitupun dengan menantunya, jika dibutuhkan dia akan mendampingi keduanya membantu sebisanya.

Sayangnya Ria tidak tahu jika sang menantu tidak ingin melibatkan dirinya bahkan orang tuanya sendiri dalam rumah tangganya dengan Sam.

Diamku Di Atas DustamuWhere stories live. Discover now