THE BARON OF THE FLOWER'S [OffGun]

11: 第十一章= 𝙺𝚎𝚛𝚎𝚜𝚊𝚑𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚝𝚒 𝙽𝚎𝚠

Dengan cepat Gun langsung memakaikan baju dan kembali merapikan penampilannya kembali.

"Bagus." Off mengusap kepala Gun dan mencium keningnya dengan kasih sayang yang sangat besar

•£££££•

Duel telah berakhir, Gun dan yang lainnya kembali ke asrama untuk bersiap dengan kegiatan terakhir yaitu pesta teh. Gun merebahkan dirinya di kasur, tubuhnya kini terasa begitu pegal dan lelah. Ia sama sekali tidak memiliki niat untuk pergi ke pesta teh, ditambah dengan kasur empuk membuat tubuhnya semakin lemas menuntut untuk beristirahat.

Tok! tok! tok!

"Gun," suara lembut terdengar dari balik pintu.

Gun yang tadinya ingin tidur sebentar mulai bangun dan membuka pintu. Ia dapat melihat rambut perak dan iris mata merah yang menatapnya dengan tatapan sedih.

"New? masuklah dulu," ujar Gun sembari membawa New masuk ke dalam kamar.

Sebuah cangkir yang berisi teh disajikan di atas meja. Gun juga menyiapkan beberapa kue ringan kesukaannya.

"Ini minum dan makanlah dulu."

"Terimakasih." New menghirup teh itu dengan tenang.

Gerakannya begitu elegan namun tidak ada getiran sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa New memang memiliki wibawa sebagai seorang bangsawan. Jika dibandingkan dengan dirinya yang baru memasuki dunia ini, jarak perbedaannya sangat lah jauh.

"Kenapa kau kemari New, apa kau perlu sesuatu?" Gun bertanya pada New.

New yang ditanya seperti itu mulai diam kembali dan lebih menampakkan ekspresi sedih. Melihat reaksi New yang seperti itu membuat Gun panik.

"M-Maaf apa aku salah bicara."

Menggelengkan kepala, New pun berkata, "Tidak, kau tidak salah. Aku sekarang hanya merasa bingung."

"Bingung kenapa?"

"Hm itu..." Bola mata New bergerak dengan tidak teratur menandakan kecemasan, "Hm.. Tay menyatakan cinta kepadaku."

"Apa?"

Tatapan heran terarahkan ke New. Jika dilihat dari alur cerita buku ‘An Flower Of War' itu, memang sekarang inilah saatnya Tay menyatakan perasaan kepada New dan New akan menceritakan kisah itu pada temannya. Semua sudah sesuai dengan alur yang ditulis, tapi mengapa dirinya malah menceritakan semua itu pada Gun.

Tunggu sebentar, Gun baru mengingat kalau teman yang diajak curhat oleh New tidak diketahui siapa itu. Banyak dari para penggemar novel itu mengatakan bahwa teman New itu akan terungkap ketika buku kedua keluar.

"Aku harus bagaimana Gun, Tay menyatakan cinta padaku setelah duel tadi."

"B-benarkah?"

New menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian hanya kesunyian yang menyebar dalam ruangan tersebut. Gun yang sedang duduk pun bingung ingin memberikan nasehat seperti apa. Kisah cinta dirinya di kehidupan sebelumnya berakhir dengan perselingkuhan dan sekarang kisah cinta antara dirinya dan Off pun bermula dari sebuah kesepakatan yang terbilang aneh. Tidak mungkin bagi dirinya untuk memberikan sesuatu yang malah akan membuat hubungan New dan Tay semakin memburuk.

"Bagaimana menurutmu, Gun?" mendengar pertanyaan demi pertanyaan yang keluar dari mulut New membuat Gun semakin cemas.

"Aku pun juga tidak tahu. Hanya saja yang kutahu pangeran Tay adalah orang yang baik. Selain itu pangeran Tay juga merupakan teman baik dari Off dan kau pasti tahu, Off sangat lah pemilih dalam hubungan pertemanan."

"Kau benar. Ini pertama kalinya bagiku bertemu seseorang yang menyatakan cinta secara langsung seperti itu."

Bagi seorang bangsawan seperti mereka sangatlah sulit untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Batasan antara sesama bangsawan begitu besar, jika mereka melakukan kesalahan sedikit saja maka rumor tidak mengenakkan akan langsung menyebar. Sehingga banyak dari bangsawan yang bersembunyi-sembunyi ketika ingin bertemu dengan seseorang.

"Coba pikirkan dengan baik dan ikuti kata hatimu, kau pasti tahu jawaban dari semua pertanyaanmu itu."

New tersenyum kemudian kembali berdiri untuk keluar ruangan, "Terimakasih Gun. Kalau begitu aku akan pergi sekarang, kita harus bersiap-siap dengan pesta teh nanti malam."

"Sama-sama," jawab Gun.

•
•
•
•
£££££