"Apa maksudmu Ariana?" Tae Yong menjadi penasaran.

"Sudahlah, untuk apa kau ingin tahu tentang sepupuku. Apakah kau ingin menggodanya." Jeka bersikap ketus pada Tae Yong. Sebagai pria ia juga tahu bahwa temannya itu mesum dan sering berganti wanita.

"Jim, mulai sekarang kau harus berhati-hati padanya. Jangan sampai Ariana terjerat olehnya." Jeka memberi saran.

Jo Tae Yong hanya ber-smirk.

Jeong Jimin berpaling. Pria itu mulai gelisah, padahal untuk apa merasa gelisah? Sebagai pria dia juga sudah memiliki kesempurnaan dari segi fisik, tubuh yang kekar, perut sixpack dan senyuman yang menawan, serta mempunyai sikap yang ramah dan hangat pada semua orang. Menjadi nilai plus dari dirinya yang menambah ketampanannya selama ini.

"Baiklah, kita akan tetap di sini sampai Ariana datang ke mari. Kita lihat saja, jika benar kalian tidak pernah bertemu selama lima tahun. Mungkin saja Ariana akan salah mengira, siapa tahu dia akan menganggapku sebagai dirimu, Jimin?" ujar Tae Yong sambil ber-smirk ke hadapan Jeong Jimin. Tubuhnya bersandar pada meja bar, memegangi satu gelas minuman berisi wine terlihat begitu aesthetic. Bersiap menunjukkan pesona untuk menguji Ariana Go di hadapan Jeong Jimin.

Sambil menepuk pundak Jimin, Jeka tampak antusias menerima tantangan Tae Yong. "Baiklah, mari kita lihat si playboy ini," tukasnya.

Jimin menatapnya dengan intens. Jeka memberinya keyakinan, bahwa Ariana itu sangat berbeda dengan wanita-wanita yang pernah ditemui oleh Jo Tae Yong sebelumnya.

Jimin memandang ke arah depan. Jantungnya mulai berdegup kencang. Ia melepaskan topeng wajahnya kemudian menunggu sosok yang dinantikannya selama ini.

Lampu pesta kini meredup menyesuaikan alunan musik.

"Jangan pakai topeng kalian!" Jimin memberi titah pada kedua temannya yang berdiri di sampingnya masing-masing.

Jimin begitu setia menunggu Ariana. Outfit hitamnya menambah pesona, membuatnya terlihat begitu menawan. Beberapa kancing kemejanya dibiarkan terbuka hingga mampu menampakkan sedikit dada bidangnya. Keramaian itu terasa hening, sorot matanya tampak berbinar mencari sosok gadisnya.

Satu wanita terlihat sedang melangkah ke hadapannya yang tidak mengenakan outfit warna hitam seperti yang lainnya. Melainkan mengenakan gaun warna merah yang elegan lengkap dengan topeng mata di wajahnya. Berjalan dengan perlahan ke hadapan ketiga pria yang terlihat sama tampannya.

Ariana terdiam cukup lama. Ia tersenyum tipis di hadapan ketiganya. Menoleh pada Jeka yang memberinya sebuah anggukan. Ia memandang sosok Jeong Jimin yang sama sekali tidak berubah. Fisiknya masih hampir sama, tetapi kini ia akui bahwa kekasihnya itu terlihat lebih memesona. Semakin tampan dan benar-benar terlihat seksi persis seperti apa yang ia bayangkan selama ini.

Jeong Jimin tidak bergeming sedikit pun terlihat begitu tenang, tetapi menunjukkan sorot mata yang mematikan. Ia tahu bahwa wanita yang berdiri di hadapannya itu adalah Ariana Go, kekasihnya.

Jo Tae Yong mulai melangkah ke hadapan Ariana dan menatapnya dengan intens. Ariana menundukkan wajah kemudian berlalu dari hadapannya.

Jeong Jimin mengepal tangan lalu beranjak untuk mengikutinya sampai ia berhasil meraih salah satu tangan gadis tersebut. Ariana menoleh memerhatikan wajahnya. Jimin mendekat untuk membuka topeng yang menutup wajah Ariana secara perlahan. Ariana tertegun merasakan debaran jantungnya, begitu pun dengan Jeong Jimin yang kini terpaku menatap wajah manis yang ia rindukan selama ini.

"Hm, dasar egois," gumamnya.

Ariana pun tercengang mendengarnya.

"Ada apa, Nona Go? Apakah kau pikir aku tidak akan mengenalimu?" Jimin menatapnya dengan penuh kehangatan. Senyumnya terukir indah membuatnya semakin memesona.

LDRWhere stories live. Discover now