8) Mating 🔞

5.5K 514 30
                                    

Jeno menoleh saat mendengar derap langkah kaki menapaki anak tangga, didapatinya Jaemin turun dengan senyum cerah, dia sudah mandi dan rapi meski rambutnya masih berantakan dan setengah basah.

Serigala itu sudah mengerti cara mandi sendiri, dan memakai baju meski kadang, pakaian yang ia kenakan berantakan dan tidak macthing. Dia akan memakai kaos Jeno yang ia suka tak perduli apakah itu cocok atau tidak. Jeno juga jarang membelikannya pakaian mengingat kebutuhannya bertambah besar sejak Jaemin datang. Tapi dia punya beberapa dan itupun dia jarang memakainya karena dia lebih suka Hoodie kebesaran milik Jeno.

Jaemin berlari dengan tangan berayun, mengenakan sandal rumah yang kebesaran hingga jari-jarinya melewati batas sendal. Selalu saja Jaemin yang nyentrik dan tak acuh pada penampilan, namun itu justru terlihat lucu bagi Jeno.

Kini serigala itu sudah duduk manis di sofa ruang tamu dan menonton tv sementara Jeno masih sibuk membuat sarapan. Pria itu nampak hilir mudik didapur. Saat ia tengah menata meja makan, ia sempatkan melihat Jaemin yang asik menonton tv.

Bibirnya ikut mengulum tawa kecil melihat Jaemin tertawa terbahak-bahak bak anak kecil saat menonton tayangan pagi yang lucu. Dia bahkan sudah tahu tentang hal-hal lucu di dunia manusia. Dia tatapi lagi dengan lekat wajah itu, dia baru sadar jika Jaemin sangat cantik.

Dia bertambah cantik dari hari ke hari meski pria itu tak mengenakan produk perawatan wajah. Sejak tiba, kulitnya sudah semulus kulit bayi, sangat kenyal dan lembut. Entah mungkin karena Jaemin bukan manusia sesungguhnya.

Jika saja Jaemin manusia seutuhnya, sebuah perasaan mungkin akan muncul dalam hati Jeno. Dia suka bagaimana sikap lucu Jaemin mengisi hari-harinya. Dia rindu jika pulang terlambat, dia khawatir jika meninggalkan Jaemin terlalu lama. Dia sudah menjadi terbiasa dengan Jaemin.

“Jaemin, ayo sarapan” Panggil Jeno.

Jaemin dengan pipi menggembung karena asik menyantap roti sontak menoleh. Dia langsung meletakkan toples bersisi roti kering ke meja lalu berlari menghampiri Jeno.

“Lee Jeno” Panggil Jaemin seraya memeluk Jeno dari belakang dan mengalungkan tangannya pada leher Jeno.

“Apa?” Tanya Jeno menoleh kearah Jaemin disampingnya.

“Aku menonton acara tadi, piknik itu apa?” Tanya Jaemin.

“Piknik? Pergi berlibur dan bersenang-senang” Jawab Jeno membuat mata Jaemin berbinar cerah.

“Wahh Lee Jeno aku mau piknik. Ayo kita piknik” Ajak Jaemin membuat Jeno terkekeh.

“Aku belum bisa Jaemin. Nanti jika aku dapat jatah libur, kita akan pergi piknik oke?” Tanya Jeno, Jaemin tersenyum melihat Jeno mengacungkan ibu jarinya lalu ia pun balas mengacungkan ibu jarinya.

“Oke” Jawab Jaemin, dia kemudian mendudukkan tubuhnya didepan Jeno dan keduanya mulai menyantap sarapan bersama.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Jeno mengernyitkan dahinya saat merasakan tempat tidurnya bergerak membuat tidurnya tak nyenyak, perlahan matanya terbuka dan melihat Jaemin nampak gelisah dibalik selimutnya. Matanya terpejam tapi dia merintih terus menerus membuat Jeno khawatir.

Apakah sesuatu terjadi di dunianya seperti terakhir kali?

“Jaemin?” Tanya Jeno menepuk pundak Jaemin.

“Nghh Lee Jeno jangan sentuh” Desah Jaemin, pria itu membulatkan matanya saat mendengar Jaemin mendesah, lalu ia tatap Jaemin yang berkeringat.

Sementara kakinya didalam selimut saling bergesekan tak tenang. Jeno yang tak tahu apa-apa ikut bingung melihat Jaemin terus menggeliat gelisah.

NANA ; The Stranded Wolf [NOMIN]Where stories live. Discover now