[Eleven]°Nicho Meninggal Pt.2°

Mulai dari awal
                                    

"Iya juga sih, baby. Aku pun jadi kasihan sama Damien. Waktu ada Nicho, si Damien itu lebih sering mengalah. Bahkan Damien menyibukkan dirinya di kantor dari pagi sampai dini hari buat kerja dan kerja. Padahal aku tau walaupun Damien nggak kerja juga uangnya itu gak bakalan habis."

"Damien kan termasuk orang penting kayak kamu, Leon dan yang lain sayang. Jelaslah dia gak akan kehabisan uang."

"Nah, makanya itu si Damien kerja seperti itu supaya dia nggak lihat Jasmine sama Nicho bersama. Aku aja dengar ungkapan hatinya itu sedih banget, baby."

"Ya itu tadi kamu harus ngomong ke Jasmine dan juga jadi support sistemnya. Oke?"

"Baiklah, baby."

Junior lalu mencium bibir Stella dengan lembut sekaligus sensual. Carla yang melihat kedua sejoli itu tengah berciuman sedikit tidak suka. Lebih tepatnya Carla tidak suka dengan Stella. Semenjak ada perempuan itu di hati Junior, kakaknya itu jadi jarang kasih perhatian lagi dengannya. Walaupun jika Carla meminta apapun ke Junior, kakaknya itu selalu memberikan apa yang dia mau.

Carla merasa kasih sayang Junior dia berikan sepenuhnya ke perempuan itu. Dari situlah, Carla tidak menyukai Stella. Kadang Carla juga bingung kenapa kakaknya itu menyukai perempuan seperti Stella. Padahal sudah jelas bahwa Stella itu asli orang Indonesia tidak ada campurannya. Salah satu orang kampung yang miskin. Pendidikan saja hanya sampai SMA. Pekerjaan pun dia cuma admin toko bangunan milik orang China. Dan parahnya dia orang Jawa tulen yang merantau saja ke Jakarta. Sudah jelas si Stella tidak pantas bersanding dengan kakak tercintanya.

Carla tersenyum sinis lalu pergi dari situ. Venna yang baru saja keluar dari kamar setelah melihat kondisi Jasmine itu langsung ditabrak Carla.

"Astaga, Carla! Kamu kenapa nabrak mami." Tegur Venna yang terkejut.

"Maaf mami, Carla nggak lihat tadi." Ujar Carla.

"Lagi pula ngapain kamu buru-buru gitu sih. Memangnya ada apa?"

"Aku itu lagi kesal mami. Masa sih bang Junior itu mau pacaran sama kak Stella."

"Stella itu baik anaknya. Mami sama yang lain aja suka kok. Toh, cocok juga mereka berdua. Terus kenapa kamu malah gak suka?"

"Soalnya kak Stella itu orang Jawa tulen, mi. Mana dari keluarga miskin pula. Kalo disandingkan sama kita ya beda jauh dong, mi. Kak Stella itu gak pantaslah sama bang Junior."

Venna tersenyum simpul mendengarnya. Menurut Venna, Stella adalah perempuan yang cocok untuk Junior terlepas dari latarbelakang perempuan itu seperti apa. Carly pun juga langsung menyetujui hubungan Junior dan Stella saat pertama kali Stella dibawa Junior ke mansion. Lalu kenapa Carla tidak setuju?

"Hey, girl. Jangan bicara seperti itu. Memangnya apa yang salah dengan latarbelakang kak Stella? Toh, dia bukan buronan polisi kan? Dia gadis sempurna di mata abangmu. So, kamu harus dukung hubungan mereka. Oke, cantik?" Ujar Dave yang baru saja muncul dari belakang Venna.

"Tapi papi tetap saja. Mereka berdua gak cocok. Mau disatukan juga tetap menentang takdir alam. Abang itu cocoknya sama perempuan yang berlatarbelakang sama dengannya. Dan juga harus yang sama-sama campuran papi bukan orang Indonesia asli ataupun Jawa tulen." Ungkap Carla tidak terima. Setelahnya, Carla langsung pergi dari situ meninggalkan Venna dan Dave.

"Carla kenapa terlihat seperti mengatur soal percintaan Junior ya, Dave? Lagian apa salahnya Junior cinta sama orang Jawa tulen yang latar belakangnya bukan dari keluarga berada? Memangnya cinta itu harus mandang fisik dan juga harta ya?"

"Entahlah, selagi Junior enjoy dengan pilihan hatinya biarkan saja Carla seperti itu. Maklum, Carla masih kecil belum mengerti apa itu cinta yang dia tau hanya cinta monyet. Jadi, kamu jangan terlalu banyak berpikir istriku yang mon---awhh sakit baby....,"

"Udah tua juga mulut gak bisa di kontrol."

"Kepala empat itu belum tua, baby. Aku tuh masih masuk ke dalam kategori pria matang yang lagi hot-hotnya asal kamu tau."

"Kamu ini terlalu menyebalkan. Udahlah ayo kita keluar. Masih banyak tau yang harus di urus!"

Venna pun langsung menarik Dave pergi keluar. Di tempat lain, Leon sekarang tengah duduk bersama Angela di salah satu kamar. Mereka berdua sedang larut dalam pikiran mereka masing-masing. Hampir satu jam kesunyian menyelimuti mereka berdua.

Drrrtt...

Drrrrtttt...

Drrrrtttt ....

Ponsel Angela bergetar di dalam tasnya. Dia pun langsung mengambil ponselnya itu dan mengangkat panggilan dari seseorang. Leon yang melihat Angela sedang berbicara dengan seseorang lewat sambungan telepon itu mulai penasaran. Dengan santai Leon pun menguping pembicaraan Angela tersebut.

••~••×••~••

TBC.

Hai gesss:)

AKU BAKAL UPDTE LAGI KLO MASUK 100K---EH 100+++ VOTE YAA!!

SATU KATA BUAT PART INI😭

.

▪CERITA INI HANYA KARANGAN PENULIS & TIDAK REAL▪

.

📍Puedes seguirme en Instagram : @lauretananda
📍Puedes seguirme en Wattpad : @nandalorren

I Can(t) Love You Anymore [DEWASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang