"Hah? makhluk apa?"

"Kau."

"Biu?"

"Iya kau, cerewet."

"Kenapa Biu? memangnya Vegas mau bersama Biu terus?"

"Mau, dan harus. Kau jadi pengantinku saja."

"Pengantin itu.. seperti suami istri ya nantinya?"

"Hmm. Mau tidak?"

Setelah pertanyaan itu dilontarkan, tiba-tiba saja sosok aku menangkup kedua pipi anak laki-laki yang terbaring di sampingnya. Kedua mata sosok aku pun terpejam dan dengan percaya diri memberikan kecupan yang cukup lama pada bibir anak laki-laki itu hingga membuatnya terkejut dan membulatkan kedua matanya lebar.

"Muach. Nah, sudah. Kemarin, waktu Biu nonton upacara pernikahan, pengantinnya dicium dulu baru katanya mereka resmi jadi suami istri, hihi."

"K-kau! it-itu! c-ciuman.. ciuman pertamaku!"

"Loh? Vegas belum pernah dicium? Biu sering kok. Nenek cium Biu kalau Biu sedang bertingkah menggemaskan. Vegas pasti  anak yang membosankan jadi tak ada yang mau cium Vegas."

"Ah sudahlah. Kau bahkan tak dapat membedakan maknanya."

"Vegas marah ya Biu cium?"

"Tidak. Tapi menjadi pengantin tak semudah itu."

"Memangnya harus apa? Vegas dan Biu akan terus main, makan, sikat gigi, dan bercanda bersama kan nantinya?"

"Tak hanya itu. Kalau kau jadi pengantinku, artinya kau harus memiliki banyak anak denganku juga."

"Ohh. Kalau itu tak masalah. Nanti kan Vegas yang hamil adik bayinya."

"Enak saja!"

"Terus? Biu yang harus hamil adik bayi?"

"Ya iyalah!"

"Tapi Biu laki-laki. Waktu menjenguk adik bayi tetangga, Biu bilang pada nenek kalau Biu mau adik bayi juga. Terus nenek berkata kalau Biu harus tumbuh dewasa dan menikah dulu dengan perempuan cantik. Kata nenek, nanti perempuan cantik itu yang akan hamil adik bayi."

"Kau kan juga cantik. Jadi kau juga bisa."

"Eh? benar? Biu bisa hamil adik bayi?"

Anak laki-laki itu sejenak diam berfikir. Ia nampak seperti mempertimbangkan banyak hal sampai akhirnya sebuah senyum penuh keyakinan terulas di wajah tampannya.

"Pejamkan matamu, Biu."

Sosok aku pun menurut dan langsung memejamkan kedua mata. Ia bahkan tak menyadari bagaimana anak laki-laki di hadapannya kini tengah menempatkan telapak tangan miliknya di atas perut sosok aku hingga sebuah sinar merah tiba-tiba terpancar sebelum akhirnya hilang terserap habis.

"Sekarang, aku sudah tanamkan Manik Hera milikku dalam tubuhmu. Kau sudah resmi menjadi pengantinku. Jangan lari dariku ya, janji?"

"Yeay! janji! Biu akan selalu jadi pengantin Vegas!"

Kedua anak laki-laki itu kemudian tidur sambil berpelukan. Begitu damai, begitu hangat, dan begitu akrab hingga rasanya sangat sesak bagiku untuk menyaksikannya. Air mataku meluruh saat tiba-tiba saja aku merasakan kerinduan yang teramat sangat akan pemandangan di hadapanku. Cukup. Peristiwa ini sudah cukup membuatku yakin bahwa selama ini, Vegas tak pernah bohong atas semua hal-hal aneh yang diucapkannya. He was right, i'm the bad guy here.

He's My Queen (VegasPete)Onde histórias criam vida. Descubra agora