[29] ke mall bareng Refan

Start from the beginning
                                    

"Lo pasti senang banget kan karena udah punya suami, udah ada yang bisa  ngebucinin lah gue harus bucin sama siapa?"

Mendengar itu sontak tawa Amara pecah, kasihan sekali nasib adiknya di dunia ini. Jadi jomblo akut karena tak ada yang mau, padahal kalau dilihat dari tampang Refan termasuk jejeran cowok tampan walau tak setampan Arkan nya.

"Kasian banget nasib lo, makannya jadi cowok jangan sok jual mahal. Nggak ada yang suka kan ujung-ujungnya? Syukurin"

"Gitu amat dah ucapan lo, kasih calon kek buat gue deketin. Siapa tahu lo punya adik atau kenalan yang seumuran sama gue. Dikenalin, siapa tahu cocok dan bisa gue ajak serius" Ucap Refan.

Dengan tatapan memindai Amara melirik wajah Refan "kalau diliat dari tampangnya, lo nggak ada tampang-tampang seriusnya, bukannya mau lo ajak serius mereka malah kabur liat lo" Sindir Amara.

"Perasaan yang keluar dari mulut lo nggak ada yang baik satupun dah, doanya buruk mulu kalau soal gue"

"Udah ah, dimakan tuh makananya." Ucap Amara saat makanan yang mereka pesan tadi sudah terhilang diatas meja.

Lihatlah pemuda di depannya ini, sudahlah memesan makanan banyak terus cara makannya kayak nggak pernah dikasih makan sebulan. Rakus bener, sampai Amara jadi malu apalagi saat sejumlah mata melirik kearah meja mereka.

"Bisa pelan nggak sih makannya, semua orang pada liatin kita. Bikin malu tau nggak?" Sentak Amara yang membuat Refan langsung memelankan laju makannya.

Keduanya melanjutkan acara makannya sampai setengah jam mereka menghabiskan waktu di restoran itu. Tak hanya makan berat tapi mereka juga memakan makanan penutup berupa cake dan es krim.

•••••

"Makasih karena udah mau nemenin gue ke mall," Ucap Amara tulus.

"Tenang aja, kalau emang perlu bantuan gue atau mau gue temenin kemana langsung aja hubungin gue"

"Thanks, kalau gitu gue masuk dulu" Saat hendak berbalik Amara kembali menoleh kebelakang karena melupakan sesuatu.

"Fan" Panggil Amara.

Refan yang memang belum berbalik langsung berhadapan dengan Amara. Amara mengeluarkan sebuah boneka pinguin yang tadi sengaja dia beli untuk diberikan kepada Refan.

"Nih buat lo" Amara menyerahkan boneka itu kepada Refan.

"Jangan cuma ngoleksi boneka bebek, pindah haluan ke pinguin kek, enek juga tau liat boneka yang warna kuning semuanya" Ucap Amara seraya terkekeh geli.

Refan menerima boneka pemberian Amara "makasih" Ucapnya.

"Hmm, sama-sama. Jangan lupa datang nanti ya"

"Tenang aja, beres pokoknya"

Refan berjalan menuju mobilnya lalu melajukan nya keluar dari halaman rumah Amara. Meninggalkan Amara yang harus mengangkat belanjaannya sendiri, dengan susah payah akhirnya dia dapat membawa semua belanjaannya kedalam rumah.

"Huh capek banget rupanya" Amara menjatuhkan bokongnya diatas sofa empuk menyandarkan tubuhnya di sana. Sunguh capek setengah hari berkeliling mall dan membuat kakinya sedikit keram.

Jika kalian tanya kemana Anta, maka jawabanya ada dirumah mama Arkan karena hari ini ada kedatangan saudara jauh dari Arkan dan salah satu anggota keluarganya merupakan teman baik dari Anta. Hingga tadi pagi anak itu merengek untuk diantarkan kerumah neneknya, bahkan sampai sore begini belum pulang sama sekali.

Dia membuka ponselnya lalu menuju aplikasi Whatsapp, dia melihat satu nomor yang membuatnya sangat bingung.

"Nih orang keliatannya makin ngejauhin gue deh," Gumam Amara memandang nomor milik Jhon yang aktif satu minggu yang lalu.

Menghela nafas pelan lalu Amara kembali bangkit kemudian meraih semua paper bag dan boneka lalu membawanya masul kedalam kamarnya. Meskipun kesusahan dia tetap ngotot ingin sekali jalan membawa semua barang itu.

"Mending sekarang gue mandi terus rebahan sambil nonton drakor, mumpung Mas Dud belum pulang, bisa bebas kan"

Langkahnya langsung masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandi yang jelas memakan waktu yang tak bisa dibilang sebentar.

•••••

Holaaa!! Semua, kembali lagi bareng aku, buat kalian semua jangan lupa buat vote dengan cara menekan bintang yang ada dibagian pojok kiri paling bawa, terus kalau emang ada kesalahan penulisan atau masukan kalian bisa langsung komen. Satu lagi yang bisa dibilang penting, tapi nggak penting-penting amat sih, kalau bisa dibantu follow dong akun aku. Masa iya sih udah baca karya aku tapi nggak difollow.

Kalian ngerasa nggak sih kalau part nya tuh terlalu pendek?

Sekian dulu semuanyaa, babayyy!!

Istri Mas Duda  [End]Where stories live. Discover now