"Tapi ini memang benar, jantung Tae sudah mau istirahat"

"Ternyata tidur terlalu lama membuatmu sedikit linglung" Yoongi berusah mencairkan suasana, meskipun tak berarti apapun, "Bagaimana kalau kakak ceritakan sesuatu?"

"Kak.. aku belum selesai"

"Apa? Kakak tidak ingin mendengar kalimat-kalimat anehmu"

"Aku titip kak Jimin, ya? Temani kakak ku nanti"

"Kakakmu sudah besar, bagaimana mungkin aku bisa merawatnya seperti anak kecil?" Yoongi sedikit terkekeh, "Lagi pula kakak mu itu orang yang hebat dan kuat, yang ada aku akan meminta perlindungan nya kalau terjadi sesuatu. Bukan begitu?"

"Iya, kakak ku itu hebat. Tapi dia butuh teman, dan Tae tidak bisa selalu menemani nya"

"Bisa. Maka dari itu cepatlah pulih, Tae harus sehat dan temani tuan Jimin" Taehyung tersenyum, tangan lemahnya berusaha meraih lengan Yoongi.

"Apapun yang terjadi nanti kak Yoongi harus selalu ada di dekat kakak nanti, Tae percaya kak Yoongi sudah paham"

"Tae.."

"Tae sayang kak Yoongi seperti kakak Tae sendiri, terima kasih ya kak.." Yoongi menggenggam lembut tangan dingin itu, mengusap perlahan kulit pucat yang mulai menguning.

"Tae mau tidur, huaaahhhh" Taehyung berusaha menyamankan posisinya sambil menguap kecil, menggeser kepala sedikit miring "Kenapa Tae selalu mengantuk? Nanti bangunkan Tae kalo kak Jimin kesini yaa?"

"Iya, tidurlah"



°°°

"Kenapa bisa? Aku datang kesini karena menaruh harapan besar pada kalian, lalu dengan mudahnya kalian mengatakan kalimat itu?!"

Jimin dibuat kesal, amarahnya tak bisa lagi terkontrol. Dirinya dibuat kecewa oleh keadaan atau mungkin harapan yang sudah dia tata sedemikian rupa, demi dunianya yang harus terus berjalan seperti semestinya.

"Maaf, Tuan. Kondisi adik anda memang sudah tidak bisa kami tangani dengan mudah, terlalu beresiko jika kita mengambil tindakan yang begitu rawan akan keadaan nya yang selalu menurun"

"Kalian ini dokter! Itu tugas kalian, saya tidak ingin mendengar lagi laporan-laporan yang sama sekali tidak ada gunanya"

"Tuan.." Yoongi mendekat, beberapa orang menunduk memberi hormat pada kedatangan nya.

"Urusi mereka" Jimin memilih pergi meninggalkan beberapa orang disana yang masih berdiri ditempat"

"Baik"

Setelahnya, Yoongi yang harus mengambil alih dan membicarakan kembali inti masalahnya.

Yoongi sudah hafal betul sifat tuan nya, sudah paham akan semua tindakan dan perilakunya yang terkadang terlihat tidak begitu ramah pada setiap orang. 

Dan kali ini bukan hal yang remeh, Jimin begitu berharap.

"Tidak perlu menjelaskan apapun lagi kepada tuan Jimin setelah ini, biar nanti saya yang sampaikan"



°°°



Wajah masam itu seketika berubah manis, senyuman hangat yang menenggelamkan kedua matanya menjadi ciri khas seorang Kim Jimin.



Tak


Tak


Tak



Tidak terburu-buru, langkah Jimin penuh kehati-hatian. Tak ingin sedikitpun membuat seseorang disana terkejut, memberi rasa tak nyaman pada tubuh rapuh itu.


"Sedang apa?"

Taehyung menoleh, senyuman tipis menyambut kedatangan Jimin.

"Maaf kakak terlalu lama keluar"

"Hmm"

"Butuh sesuatu" gelengan kecil menjadi isyarat jawaban dari tanya itu. "Dokter Yoon sedang ada urusan, sekarang kakak yang menemani adek disini"

"Kak.."

"Iya? Kenapa?"

"Tae tidak suka disini, Tae mau pulang" lirihnya dengan mata yang penuh harap.

"Kenapa? Disini kan lebih baik dari segala bidang dan peralatan yang dibutuhkan, adek tidak sendiri. Ada kakak disini"

"Tapi tidak suka, Tae mau pulang.."

"Iya, nanti kita pulang ya.." Tidak ingin membuat adiknya tertekan, Jimin hanya bisa meng-iya kan setiap kalimat itu.

"Kakak janji?"

"Iya, janji. Tapi.. setelah keadaan mu membaik yaa?"

"Kak.."

"Mengertilah"

Tidak. Tidak ada niat hati bagi Jimin untuk mengijinkan adiknya kembali pulang sebelum memang keadaanya sudah kembali pulih, kalau perlu tidak apa dia menetap disini untuk waktu yang lama. Tidak masalah.

Bagaimana bisa Jimin menuruti permintaan Taehyung? Dirinya sudah mati-matian untuk berusaha membawanya kesini dengan penuh resiko, mengorbankan segalanya hanya untuk satu kehidupan miliknya. Kim Taehyung. Adik satu-satunya seorang Kim Jimin, selamanya harus tetap berada disisinya.

Masih terus berputar dalam ingatan dan rungunya, bagaimana kalimat lirih penuh permohonan itu terdengar begitu jelas.


"Aku titip kak Jimin, ya? Temani kakak ku nanti"

"Apapun yang terjadi nanti kak Yoongi harus selalu ada di dekat kakak nanti, Tae percaya kak Yoongi sudah paham"

"Kak.. Tae sudah lelah. Sepertinya ruh ini sudah tidak akan lama lagi"


Jimin tidak ingin mendengar itu, tidak ingin tahu apa yang dibicarakan adiknya itu bersama Yoongi. Tapi semuanya seperti takdir, Jimin harus berada disana ketika kalimat itu keluar langsung dari belah bibir adiknya.


"Tuhan.. tolong berikan dia waktu lebih banyak lagi untuk bisa selalu menemani ku. Ku mohon" pinta jimin dalam hati.








Tiitttt



Tiitttt



Tiitttt





"Tae.. Taehyung...? Dek.. heyyy...!"

"Dokter! Cepat!"











°°°

Ada yang masih nunggu?

Gak tau gimana ini, dapet feel nya gak sih? Jadi bingung 😕

Tapi semoga aja kalian menikmati 🤗

Terima kasih🥰
See you

14/07/22








PULANG   ~~~ Lengkap ~~~Where stories live. Discover now