cerminan manusia

347 56 7
                                    

Halilintar menghela nafas lega. Setelah seharian membersihkan gudang, akhirnya sekarang ia bisa bersantai sambil menikmati segelas coklat dingin atau setidaknya sebotol soda (walaupun ia tidak yakin sodanya tidak di buang oleh Gempa) untuk melegakan dahaga.

Kakinya dengan ringan melangkah pergi menuju dapur. Tidak peduli dengan kondisi dirinya yang harus mandi karena terlalu kotor dan meninggalkan bercak hitam di lantai, Halilintar tetap berjalan menuju dapur dan melewati ruang tamu.

Di sana, di sofa ruang tamu terlihat jelas sosok Blaze yang sibuk berkutik dengan ponselnya tanpa menyadari kehadiran Halilintar di sana.

Halilintar itu orang nya kepo-an.

Karena itu untuk sejenak ia melupakan tujuan awalnya dan memilih berjalan mendekati Blaze yang tengah sibuk dengan ponselnya.

Melihat Apa yang Blaze lakukan membuat Halilintar tersenyum masam.

"Blaze.. kamu.. ngapain?"

"Eh? Kak Hali! Udah siap bersihin gudangnya?" Halilintar mengangguk mengiyakan dengan wajah masam.

Tatapan matanya masih fokus menatap Blaze yang berusaha keras menyembunyikan ponselnya dari hadapan Halilintar. Tahukah Blaze jika perbuatannya hanya akan membuat seorang Halilintar semakin kesal?

"Blaze.. tadi apa yang kau lakukan?"

"E-eh?! G-gak ada kok kak Hali!"

"Oh.. benarkah?" Halilintar kini mengeluarkan aura gelapnya yang membuat Blaze harus bersusah payah meneguk ludahnya dengan tubuh gemetaran.

Blaze dalam masalah besar sekarang.

"Berikan ponselmu"

"E-eh?! Gak ada apa-apa kak di ponselk--"

"Apa kau tuli Blaze? Aku bilang berikan ponselmu"

Dengan ragu-ragu Blaze mulai menyodorkan ponsel yang tadi ia sembunyikan. Ponsel itu dirampas oleh Halilintar dan di tatap lama membuat Blaze harus meneguk ludahnya dengan susah payah.

Nyawa Blaze berada di ujung tanduk sekarang.

"Blaze.. jujur denganku.. apa yang tadi kau lakukan?"

"G-gak ada k-ak Ha--"

"Blaze"

"Oke.. oke aku jujur! Tadi aku lagi unfoll akun orang"

Halilintar menghela nafas. Blaze menundukkan kepalanya dalam-dalam. Untuk sejenak ruang tamu itu menjadi sunyi karena diamnya 2 manusia pemilik mata marah.

"Blaze.. kenapa kau melakukan itu?"

Blaze semakin menundukkan kepalanya. Rasa ragu menghinggapi dirinya yang ingin menjawab pertanyaan Halilintar. Ia takut Halilintar akan memukul kepalanya atau setidaknya di banting karena tindakannya yang sama sekali tidak bisa di benarkan.

Blaze tahu itu salah. Tapi tetap saja ia melakukannya.

"Blaze.. aku tanya sekali lagi kenapa kau melakukannya?"

"Maaf kak.."

"Minta maafnya nanti aja! Jawab dulu pertanyaanku"

"I-itu ka-karena.." Blaze meneguk ludahnya kasar berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara di hadapan seorang Halilintar.

"A-aku hanya ingin melakukannya kak.. k-kalau aku follow akun orang lalu di follback maka aku akan unfoll biar kelihatan banyak followers tapi sedikit follow akun orang.."

"Kalau pemilik akun gak follback kamu unfoll juga?" Blaze mengangguk mengiyakan dan membuat seorang Halilintar menghela nafas lelah.

"Blaze.. kau tahu itu salah?"

Blaze mengangguk dengan kepala yang masih setia menatap bawah. Melihat adiknya yang enggan menatap dirinya membuat Halilintar tersenyum kecil.

"Kau tau kan tindakanmu hanya akan membuat pemilik akun kesal, marah dan sedih?"

"Tapi kak kan banyak orang kayak gitu!"

CTAK..

"Hadeh! Sakit Kak!"

"Habisnya kamu bodoh~ yang gak betul kok diikut"

Blaze terkekeh gugup dengan tangan yang mengelus kepalanya habis disentil oleh Halilintar. melihat hal itu membuat Halilintar memutar bola matanya malas.

"Memangnya kalau aku unfoll kamu terus followers kamu berkurang kamu terima?"

"Ya enggak lah Kak! Kakak kan juga gak suka digituin"

"Nah yaudah! Jangan kayak gitu ke akun orang lain"

Untuk sejenak Blaze terdiam. Halilintar benar. Ia tidak suka di perlakukan seperti itu.. lalu kenapa ia melakukannya ke orang lain? Rasa sesal mulai menghampiri ulu hatinya.

Dan hal itu membuat Halilintar menggelengkan kepalanya.

"Maaf deh kak.. aku gak ulangin lagi"

"Gak percaya! Kamu kan orangnya gak bisa di percaya"

"Iihhh.. Sumpah! Blaze gak akan lakuin lagi! Minta maaf ya kak"

"Masa?"

"Iya kak Hali! Blaze gak ulangin lagi!"

"Oke.. oke.. aku percaya" kini ponsel milik Blaze dikembalikan oleh Halilintar. Mendapatkan ponselnya kembali membuat senyum Blaze mengembang. Ia menyambut ponsel itu dengan suka cita.

Walaupun tanpa ia sadari Halilintar tidak akan memberikan ponselnya begitu saja.

"Follow lagi akun yang udah kamu unfoll"

"E-eh?! T-tapi ka--"

"Gak ada penolakan! Cepat!"

"Iya kak iya"

"Sekalian chat pemilik akunnya terus minta maaf"

"Kak! Gak mau! Malu!"

"Gak mau? Gak apa-apa kok tapi mulai besok bukan keluarga ini lagi"

"Kak Hali?!"

END

tamat dengan gaje:v

Cerita ini di tulis singkat mengikuti kasus yang sering terjadi di media sosial:v

Semoga sang pelaku yang membaca ini segera sadar

FollowersWhere stories live. Discover now