9: i have one request for you

Start from the beginning
                                    

"Kakekku tidak memedulikan latar belakang seorang pria yang aku bawa besok, 'kan? Baguslah kalau begitu, aku jadi bisa mengajaknya," Rochely bergumam dengan mengulum senyuman.

Suara boot heels yang beradu dengan lantai marmer menghiasi setiap langkah dari kaki jenjang Rochely yang hendak masuk ke dalam mansion.

"Apakah Jungkook sudah pulang?" tanya Rochely kepada salah satu pelayan yang menyambut kepulangannya.

Seorang pelayan bernama Jia mengangguk setelah membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat kepada Rochely, "tuan muda Jungkook sedang berolahraga di paviliun, nona."

Rochely mengubah haluannya, semula langkahnya yang menuju kamar menjadi berbelok ke arah paviliun untuk menemui Jungkook. Ia sangat jengkel dengan keponakannya yang selalu bertingkah seenaknya.

Sesampainya disana, mata hazel Rochely terus bergerak acak, memindai tempat sekitar untuk mencari presensi sang keponakan. Sejauh mata memandang, tempat tersebut dipenuhi dengan alat lukis dan peralatan olahraga kepunyaan Jungkook.

***

Di lantai atas paviliun, Jungkook yang baru saja memulihkan tenaganya selama 5 menit kembali meninju samsak dengan sepenuh tenaga, kakinya pun ikut menendang samsak tersebut berulang kali tanpa ada niat untuk berhenti.

"Haaa! Haaa! Haaa! Arrgghh!"

Keringat menetes dari dahi hingga pipi Jungkook dengan begitu deras, tapi tak dihiraukan oleh pria muda itu. Jungkook masih terus membabi buta samsak berwarna merah bercampur hitam besar itu dengan tatapan tajamnya.

Bughh
Bughh
Bughh

Bunyi samsak yang terkena pukulan serta tendangan tanpa jeda sedetik pun mulai terdengar menggema sampai lantai bawah.

"Arghhh!! Haa! Haaa! Arrghhh!" erangan Jungkook masuk dengan sopannya ke dalam indra pendengaran Rochely.

"Memukul samsak memangnya harus mengeluarkan suara erangan kencang seperti itu, ya?!" gumam Rochely kala suara erangan Jungkook menyuar di telinganya.

Suaranya—terdengar begitu seksi dan menggiurkan. Ada satu lagi yang ketinggalan, yaitu menggairahkan. Rochely belum pernah menangkap suara seindah itu. Sial, Rochely langsung menggelengkan kepala guna menetralkan isi pikirannya yang kotor.

Brughh!

Rochely tidak sengaja menyenggol sebuah buku sketsa yang tergeletak di pinggir meja yang dipenuhi dengan palet kayu, kuas, cat air dan beberapa tumpuk kanvas dengan ukuran berbeda hingga—buku tersebut jatuh ke lantai.

"Ehh jatuh," sontak Rochely membungkukkan tubuhnya untuk mengambil dan melihatnya dengan sekilas. Wanita itu sedikit penasaran, sudah sejauh mana kemajuan sang keponakan dalam bidang seni lukis—yang merupakan passionnya sejak beberapa waktu lalu.

Matanya terbelalak kala mendapati gambar erotis yang nampak begitu realistis. Terdapat beberapa gambar mengenai posisi bercinta—layaknya buku kamasutra. Guratan senyum seringai mulai terlukis di bibir Rochely kala matanya menangkap sebuah tanda tangan Jungkook di bagian kanan bawah kertas. Memastikan bahwa gambar tersebut dibuat oleh keponakannya.

Jungkook masih sibuk meninju samsak di balkon paviliun sebagai pelampiasan emosinya lantaran—mengetahui bahwa besok sang pujaan hati akan menggandeng pria lain ke pertemuan keluarga tepat di depan matanya. Sakit hati sudah pasti dirasakan olehnya.

Ketika pria muda itu mendengar suara benda yang terjatuh dari bawah, ia pun segera melangkahkan kakinya menghampiri sumber suara sembari melepas sarung tinju yang membungkus kedua tangannya dan menggeletakkannya sembarang.

AUNTYWhere stories live. Discover now