Reading too Much

232 13 1
                                    

                         Happy Reading

Aku berusaha. Berusaha melupakan mu Hamada Asahi. Aku berusaha untuk melupakan mu, namun kamu sudah menyimpan banyak kenangan di hatiku.

Membuat ku susah untuk menghilangkan mu dari hatiku. Benar, rasanya sesak. Jika aku merindukan mu, jangan salahkan aku mengikuti mu.

                             Flashback on

Pagi ini, rasanya sangat hebat. Dia, Asahi, sudah bisa makan. Aku rasanya sangat bahagia. Setelah di rawat selama 3 tahun, akhirnya ia bisa makan dengan lahap. Hati ku bahagia melihatnya.

"Pelan pelan, nanti keselek" ucap ku, melihat dia yang makan selahap itu membuat ku agak khawatir dia tersedak.

"Enggak kok, kamu juga sini makan" ajaknya. Aku tersenyum lalu mendekat ke arahnya. Dia memandang ku sendu. Entah apa yang di pikirkan anak ini.

aku diam di sampingnya yang sedang makan. Aku melihatnya, dia sangat tampan. Karya ayah Suho dan mama Mina sangat indah. Dia membuatku nyaman di sampingnya.

Dia kemudian melirik ku. "Kamu gak makan, hm?" Tanyanya. Suara beratnya membuat ku ingin sekali mencubitnya. Namun, aku harus menahan keinginan ku itu.

"Kamu aja, aku udah makan"jawab ku. Aku tak ingin menggangunya makan. Biarkan dia saja yang memakan habis. Demi kebaikan nya, aku rela melakukan apapun.

Dia mengerucutkan bibirnya, memandangku dengan sangat imut. Aku terkekeh lalu mengusap rambutnya yang lembut. Aku berdiri dari duduk ku dengan matanya yang mengikuti gerakan ku. Aku mengecup pucuk rambutnya, tanda aku menyayanginya.

"Eh, gak bilang" ucapnya seraya pipinya yang memerah. Aku tau dia malu. Namun, kami saling menyayangi satu sama lain. Aku terkekeh karna berhasil membuat dia malu.

Setelah makanan nya habis, dia berbaring di bangsalnya. Aku pun duduk di kursi di samping bangsalnya yang sebelah kiri. Membuat dia terkena sinaran matahari agar dia hangat.

Dia membalikan tubuhnya ke sebelah kiri agar bisa saling memandang dengan ku. Aku bertanya.
"Kenapa? Ada yang sakit?"

"Enggak, aku mau liat kamu aja. Kamu cantik"

Dia tersenyum begitu manis sehingga menampilkan lesung pipinya. Dia begitu tampan dan imut. Membuatku tak bisa berpaling darinya.

Aku membalas dengan senyuman. Kami saling mentautkan tangan kami. Aku berusaha menjaganya dari dia awal sakit, hingga sekarang.
Dulu dia bahkan tak bisa bergerak dari bangsalnya. Dia mengidap kanker jaringan darah, atau lebih disebut leukemia.

Penyakit ini susah di sembuhkan. Aku yang dulu mendengar kabar bahwa kekasih ku, Asahi, mengidap leukemia, sangat shock dan tak bisa berkata apa apa.

Saat itu, kami menyerah, namun keajaiban datang. Dokter spesialis kanker yang terkenal di USA secara sukarela datang dan bersedia membantu mengobati Asahi. Dia adalah dokter Jhon.

Setelah 3 tahun, akhirnya pengobatan itu membuahkan hasil. Hingga sekarang.

Dia tertidur setelah saling memandang dan bertukar senyum dengan ku untuk waktu yang lama. Aku lagi lagi tersenyum. Aku mengusap wajah lembutnya. Oh, karya Tuhan yang satu ini sangat luar biasa.

"Sleep well, my prince."

Setelah itu, aku pindah ke sofa untuk beristirahat juga. Aku juga lelah, dan butuh istirahat.

-Seeing you far away-

Aku terbangun. Aku membuka mataku, ternyata hari sudah petang. Pemandangan sunset di jendela mengarah ke pandanganku. Aku juga melihatnya.

Dear Asahi, From Lee AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang