File 3: declaration

128 18 2
                                    

Word count: 2800

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Word count: 2800

*

Lampu chandelier menyala hangat. Cahaya menerangi dinding putih ballroom. Permadani merah terhampar di bawah meja-meja berselubung linen putih. Kursi-kursi dengan bantalan biru mengitari setiap meja. Semua dalam ruangan ini terlalu mengkilap dan penuh aura gemerlap.

Berdasarkan informasi yang Newt kumpulkan, hotel tempat diadakannya gathering ini juga masih milik kolega Edison Group.

Newt berkali-kali mengecek penampilannya sendiri. Tanpa sadar tangannya bergerak merapikan ujung lengan, lipatan kerah leher, dan ujung bawah punggung. Kemeja hitam di bawah lapisan suit pink; outfit ini memang pas di badan, tidak kedodoran maupun kusut.

Ia mengkhawatirkan setitik noda yang mungkin menempel di sepatunya. Sejak tadi ia sudah berhati-hati.

Thomas justru sebaliknya. Ia berjalan dengan mengangkat dagu. Tubuhnya tegap di bawah balutan suit biru. Kharisma memancar dari wajahnya seperti cahaya itu sendiri.

"Kau gugup?" Thomas menatap khawatir. Alisnya terangkat lucu.

"Tidak." Newt menggeleng. Mencoba menutupi kegugupan. Semoga Thomas tidak membacanya.

"Oh, benarkah? Karena gestur tanganmu mengatakan lain." Thomas menyeringai, yang sangat dibencinya.

Maka ketika seorang butler melewati mereka dengan nampan berisi gelas anggur putih. Newt segera menyambar satu. Perhatiannya sempat teralihkan sejenak. Meneguk likuid anggur itu, dan ketika menoleh lagi, Thomas sudah tidak ada di sisinya.

Bagus. Yang paling penting baginya ialah membaur.

Daripada memikirkan bagaimana cara mereka berdua saat berhadapan dengan event utama nanti, lagipula Thomas berkata dia punya strategi. Newt tidak yakin apakah itu bagus atau sebaliknya. Atau, apakah ia harus percaya pada Thomas sepenuhnya.

Ini semua dipenuhi keraguan.

Di panggung yang terletak di ujung ruangan, cukup jauh dari tempat Newt di dekat pintu masuk, sekelompok pemain orkestra menggubah lagu-lagu. Separuh meja sudah terisi oleh tamu. Ada satu meja besar yang tampak mencolok dengan dekorasi dan sajian melebihi yang lain. Tempatnya berada di bawah panggung. Tidak ada yang mendekat ke sana. Tampaknya itu meja yang dipersiapkan untuk sang Maharatu; Ava Paige, CEO Edison Group, sang penyelenggara sekaligus ketua gathering.

Beberapa saat setelah Newt tidak menyadari waktu yang lewat hingga gelas anggur di tangannya kosong, Thomas kembali. Ada sesuatu di balik seringainya yang bahkan tak dapat disembunyikan. Seperti kegelisahan yang berusaha ditutupi.

Musik orkestra berhenti dan terdengar bunyi nging pengeras suara.

Thomas menarik tangannya tiba-tiba, menyelipkan jari jemari mereka. Newt tidak diberi kesempatan untuk bereaksi selain membalas belitan jemari Thomas dan mengeratkan tautan tangan. Sementara langkahnya diseret mengikuti Thomas. Mereka berjalan menyelinap melewati barisan meja. Newt menyadari keberadaan mereka berdua menarik atensi tamu.

Fettered | NewtmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang