18 - Bandung

310 29 0
                                    

Sesuai dengan rencana kami waktu itu, aku dan Lyn akan pergi ke Bandung selama weekend ini. Hanya semalam sih, tapi Lyn terlihat begitu senang. Aku sih senang-senang saja selama Lyn juga senang. Yang penting kami tidak ribut selama di Bandung.

"Van, Gambir kan?"

"Iya. Emang kamu mau stasiun mana lagi?"

"Siapa tau Senen."

"Gak salah sih. Tapi kelas ekskutif cuma di Gambir. Kalo Senen mah ekonomi."

"Ah gak paham. Yang penting kita kesana."

"Iya iya gak usah dipahamin gakpapa. Barang kamu udah beres semua?"

"Aman!"

Untunglah kami cuma pergi semalam saja. Jadi tidak perlu membawa koper. Hanya butuh tas kecil untuk menyimpan dua sampai tiga baju ganti. Kalo soal barang lain yang tidak terlalu penting sih, bukan urusanku.

Aku dan Lyn pergi ke Stasiun Gambir. Jujur saja aku sudah lama tidak bepergian dengan kereta di Indonesia. Ya tau lah, aku bertahun-tahun di Jepang. Di sana juga sering naik kereta. Dengan Fiony malah. Ah sial, jadi teringat lagi. Kenapa ya semua hal bisa membuatku teringat dengan Fiony? Apa sesulit ini untuk move on?

"Jam berapa keretanya?"

"8. Masih ada sejam, mau sarapan?"

"Oh iya aku lupa sarapan tadi!"

"Kamu semangat banget sampe lupa sarapan?"

"Iya dong, soalnya jarang-jarang pergi sama SUAMI sendiri," Lyn membalasku dengan sedikit penakanan menyindir.

"Kenapa tuh diteken?"

"Iya biar SUAMINYA peka."

"Peka apa?"

"Tuh kan gak peka."

Hah? Apa sih? Aku tidak paham. Aku kenapa?

"Ya kasih tau dong Lyn, biar aku ngerti... Kan aku bukan paranormal."

"Iya iya, suamiku yang orang biasa. Jadi aku pengen sering-sering jalan sama kamu, berdua gini."

"Oooo gitu... Bilang dong dari tadi. Ya udah kapan-kapan lagi. Mau ke Jepang lagi gak? Aku pengen ke Hokkaido. Tapi batal terus, kesel deh."

"Seriusan? Kamu serius?? Beneran???"

"Kenapa?"

"Aku gak nyangka kamu ngajak aku jalan-jalan ke Jepang... Soalnya kan... Uhmm..."

"Iya ngerti. Aku selama di Jepang minggu lalu jadi mikir, sesekali mungkin seru jalan sama kamu di sana. Gimanapun juga kan kamu istri aku."

"Aaaaakkkkk senenggg!!!"

Lyn memelukku tiba-tiba.

"Eh, Vano? Ibu Lyn?"

Aku dan Lyn menengok ke arah suara itu.

Kami sama-sama terkejut dan saling bertukar pandang.

"Chika? Ngapain di sini?"

"Mau ke Bandung. Kalian?"

"Mau ke Bandung juga..."

"Wahh hahahaha kok bisa ya? Kebetulan banget!"

"Hahaha iya kebetulan," aku sedikit berpura-pura ketawa.

Heran. Kok bisa kebetulan? Aneh. Aku curiga. Kenapa bisa kebetulan begini?

"Sendirian aja Chik?"

"Iya Van. Apa kita bareng aja sekalian? Kan seru gitu bertiga!"

Fall In Love AgainWhere stories live. Discover now