The Vibes Chapter 15 : Being With You (Part 2)

Start from the beginning
                                        

Mew melihat ke samping kirinya.  Kekasihnya yang cantik sedang menutup mata, mengatupkan tangan dan memanjatkan doa. Mew kemudian kembali fokus pada doa miliknya. Matanya kemudian tertutup....

.

.

.

.

"Apa yang kau minta?"

Mew bertanya pada Gulf yang kini sedang menatap bebek-bebek yang sedang mandi di sungai. Kini keduanya sedang berada di rumah makan tradisional yang ada di desa wisata tak jauh dari kuil itu berada. Mereka duduk di gazebo yang memiliki pemandangan sungai yang cantik. Makanan tradisional khas Thailand telah memenuhi meja mereka, beberapa piring telah kosong karena dimakan keduanya.

"Meminta apa yang hatiku minta,. P'Mew..." Hazel cokelat itu masih terus menatap pemandangan yang ada disana.

"Iya, phi tahu. Tapi kau minta apa?"

"Aku minta kebaikan untukku, untuk keluargaku, serta untuk dirimu, phi.."

"Hmm?" Mew menopang kepalanya di meja, siap mendengarkan cerita Gulf.

"Aku berdoa agar kau sukses disana, selalu diberi kemudahan. Semua keinginanmu dapat tercapai dan... "

"Dan..?"

Gulf menunjuk dada Mew. Mendorongnya dengan pelan tepat dimana letak jantung Mew berada.

"Dan yang satu ini tetap menjadi milikku..."

Mew tersenyum dengan lebar. Tangannya mengusap-usap rambutnya sendiri dengan kasar. Matanya membentuk setengah bulan sabit, tanda bahwa dirinya benar-benar bahagia. Tersipu malu dan bahagia di saat yang bersamaan.

"Itu do'a Phi na, untukmu,. Agar kau selalu jadi milik phi.. Phi akan pergi ke luar negeri selama dua bulan, jangan nakal na~"

"Aow Phi,. Aku tidak pernah nakal ya! Justru aku yang harus mempertimbangkan apakah aku perlu menyewa detektif untuk memata-mataimu selama kau disana.." Mew tahu bahwa Gulf pada dasarnya bercanda tentang 'detektif' atau orang suruhan untuk mengawasinya, tapi yang sebenarnya adalah rencana itu sudah siap ia laksanakan ketika ia pergi nanti. Dirinya benar-benar akan menyuruh orang untuk 'menjaga' Gulf.

"Hey,~ Kekasih phi yang satu ini menarik banyak orang na. Tentu phi harus khawatir bukan?" Menaik turunkan alisnya sambil menggoda sang kekasih.

"Tapi kau yang terus menerus bilang bahwa dirimu itu single!"

"Single but not available! Beberapa hari ini aku sudah keras sekali memberikan hint na~ Harusnya mereka sudah sadar saat aku memakai barang dengan semua inisal namamu.."

Gulf masih menyatukan dua alisnya. Pertanda emosi yang  selama ini ia simpan membuncah. Pastinya, dia sudah banyak menahan tekanan dari mana-mana. Dari tuntutan sebagai seorang aktor yang profesional, paparazi, pertanyaan fans yang tiada hentinya,. Pasti itu membuat dirinya lelah.

"Hah~" Mew menghela nafas maklum. Pria bertubuh kekar itu kemudian pergi ke sisi lain meja, ke tempat Gulf. Ia duduk dibelakang tubuh pemuda manis itu. Tangannya sudah otomatis berada di area perut, menarik tubuh si pemuda untuk bersandar ke belakang, ke arah tubuhnya. Mew cium puncak kepala Gulf lagi dan lagi sampai ia puas. Ia hirup aromanya sampai aroma itu memenuhi paru-parunya.

"Hey,. Jangan marah. Phi tahu kau sudah menahan semuanya dengan baik hingga sekarang ini. Phi minta maaf dan terima kasih. Terima kasih karena kau sudah mau bersabar untuk Phi.. Phi mencintaimu na.."

"Hmm.." Gulf masih belum memberikan banyak respon atas ucapan Mew. Dirinya benar-benar  kesal. Beruntung Mew dengan cara halusnya dapat mengongtrol emosi Gulf, sehingga hasil yang dikeluarkan tidak terlalu buruk.

The VibesWhere stories live. Discover now