19. Gagal Kencan

970 154 10
                                    

Nungguin ya? Makasiiih ya!. Akhirnya setelah sekian purnama aku up. Tidak di revisi kalai byk kurang makasiiig😭😭😭

Selamat menikmati!🥰.

See you..

............

"So gorgeous...." Ciro memuji saat Ceisya keluar dengan hot pans putih dengan atasan mini dress tanpa lengan dengan motif kotak-kotak berwarna biru dan juga snekers putih yang nyaman untuk berlari kalau-kalau ada fans Ciro nantinya. Ceisya tidak menganggap ini kencan, ini hanya wisata kuliner bersama adiknya yang sudah lama tidak melakukan quality time berdua.

"Yakin nih enggak naik mobil?" Ceisya bertanya sambil memasang helmnya.

"Ini jam pulang kantor Cei, pasti macet. Lagian 'kan lo mau pamerin motor doir lo ini ke masyarakat Indonesia. Di pikir cuma Rafi Ahmad yang bisa beli motor ini buat bininya. Gue juga kali." Ciro menjawab.

"Lo baru naik daun kali, dia artis legend." Ceisya mendengus karena belum berhasil memasang pengait helmnya. Ciro menghela napas pelan dan memasangkan pengait helm Ceisya.

"Gue emang masih berproses Cei, tetapi gue yakin kalau gue sanggup ngasih hal-hal mewah buat lo, semua yang lo mau gue usahakan asal jangan minta di buatin seribu candi dalam semalam aja. Gue Ciro bukan Bandung Bodowoso." Ciro tetaplah Ciro. Awalnya Ceisya sudah hampir terpesona dengan kalimat lelaki itu tetapi detik berikutnya Ceisya berdecak malas.

"Halah, bacot!" Ceisya naik ke boncengan motor. "Cepat! Sebelum gue berubah pikiran."

"Masker sama topi lo di pakai 'kan?" Ceisya menoleh ke arah Ciro yang akan menjalankan motornya.

Ciro menghela napas pelan lalu menarik kedua tangan Ceisya dan meletakkannya di depan perutnya. "Halah, bacot. Peluk aja gue!"

Ceisya membulatkan matanya, omongannya di balas dengan kalimat yang hampir sama dengan balasan ucapannya untuk Ciro.
Ceisya mendengus kesal, ia juga melonggarkan pelukannya di perut Ciro saat lelaki itu menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah mereka. Ciro berdecak kesal karena Ceisya yang melepas pelukannya, tetapi bukan Ciro kalau tidak punya banyak cara untuk membuat Ceisya luluh. Ciro melajukan motornya dengan tiba-tiba saat keluar dari jalanan komplek perumahan mereka.

"Ciro ...." Ceisya memekik dan refleks memeluk Ciro.

"Apa?" Ciro menyahut. "Enggak dengar nih."

"Enggak dengar tapi menyahut. Telinga lo mau gue gunting?" Ceisya membalas dengan sedikit berteriak.

"Waduh, ini telinga calon bapak dari anak lo. Emangnya lo mau anak kita nanti malu di bully karena bapaknya enggak punya telinga."

"Anak apanya? Mending lo bikin buku aja kalau halu. Lumayan di jual."

"Boleh tuh. Buku nikah kita." Ciro tertawa kencang melihat wajah Ceisya yang memerah karena kesal dari kaca spion motor. Sialnya, Ceisya malah bisa membayangkan bagaimana senyum lebar Ciro yang manis dari balik masker yang di kenakan lelaki itu.

"Gila!" Ceisya memukul Ciro, tetapi Ciro dengan sengaja membuat oleng motornya dan membuat Ceisya memekik lagi. "Ciro hati-hati! Kalau mau bunuh diri jangan ngajak gue!"

"Makanya lo tenang! Jangan main pukul bahu gue. Kita oleng terus jatuh juga karena lo. Udah, peluk aja gue!" Ciro tersenyum lebar di balik maskernya.

***

Mawar mendengus pelan melihat lelaki dengan kemeja salur navi tidak sengaja bertemu dengannya di salah satu pusat perbelanja'an. Mawar bertemu lelaki itu beberapa minggu lalu di pesta pertunangan lelaki itu yang gagal karena lelaki itu kabur dan menyebabkan sang kakek terkena serangan jantung dan syukurnya Mawar langsung memberikan pertolongan pertama bersama Ceisya. Singkat cerita Mawar pernah menjadi budak cinta yang tolol yang merelakan segalanya kepada seorang pemuda saat duduk di bangku SMA. Mawar yang lugu dan naif mempercayakan segalanya pada lelaki itu walaupun ujungnya lelaki itu meninggalkannya untuk melanjutkan oendidikan di luar negeri.

Pretty SistersWhere stories live. Discover now