16. Berbeda

949 205 24
                                    

...............

Pagi ini Ceisya sadar sepenuh nya, tidak seperti kemaren yang sedikit dalam pengaruh alkohol.
Dan satu hal di kepala Ceisya saat ini adalah Sejak kapan Ciro bisa memasak?.

"Morning Cei," Ciro menyapa lalu meletak kan dua piring nasi goreng lengkap dengan telur ceplok dan dua jus apel.

"Morning too Ci" Ceisya membalas lalu duduk di kursi depan meja pantry "..buat gue kan?"

Ciro mengangguk "ya kali buat Jeje, ogah banget gue masakin dia"

"Enggak lo masukin sesuatu kan?" Ceisya kembali bertanya.

Ciro mendengus lalu menyuap nasi goreng Ceisya, lalu meletak kan lagi sendok Ceisya. "Aman, kalau terjadi sesuatu. Gue yang pertama kena"

Ceisya mengangkat alis-nya lalu mulai memakan nasi goreng hasil masakan Ciro.

Ciro menyetel satu lagu di handphone-nya.

Lagu berjudul Bucketlist dari Ghea Indrawari mengalun menemani Ceisya dan Ciro makan.
Sebenar nya lagu itu adalah lagu kode keras Ciro. Seperti salah satu bait lagu itu.

"Bisakah kau mengabulkan tiga permintaanku
Permintaanku
Namun jika tiga terlalu banyak ku mohon satu,
Jadilah kekasihku
Karna dirimu
Ada di bucketlist ku
Uhhhh uhhhh uhhh
Uhhh Jadi milikmu
Adalah harapanku.."

"Tumben enggak nyetel lagu rock?" Ceisya bertanya.

"Soalnya lagu ini mewakili perasaan gue," Ciro menghentikan makan nya lalu menatap Ceisya yang juga menatap nya dengan mulut sambil mengunyah.

"Soal nya lo juga ada di bucket list hidup gue," Ciro melanjut kan kalimat nya.

Tenang, kali ini Ceisya tidak tersedak. Ceisya cukup hapal gombalan Ciro sejak dulu tapi ya walau pun sekarang agak berbeda.
Pertama fisik lelaki itu, kedua perlakuan nya, ketiga gaya gombal nya yang dulu terlihat kekanakan dengan cengiran khas nya. Kali ini gombalan Ciro terkesan serius tanpa senyum tapi di ganti kan tatapan intens.

"Wow, gue meleyot," Ceisya mendengus lalu melanjut kan makan nya, "ganti lagu nya!, lagu ayang gue Zayn Malik"

"Zayn suka nya yang tinggi enggak pendek Cei, gue yang suka nya pendek"

"Lo sekarang body shamming sama gue?"

"Lo bagi gue peluk-able," Ciro mengedip kan satu mata-nya.

"B-A-C-O-T," Ceisya mengeja tiap huruf sebagai balasan-nya pada Cito.

Ciro mendengus pelan.
"Habisin sarapan lo!, biar gue antar"

Ceisya sedikit mengerut kan kening-nya, demi apa Ciro ngalah?.

"Gue bawa mobil sendiri," Ceisya membalas

"Gue antar, gue enggak mau ambil resiko kalau lo pulang ngantuk dan berakhir-" Ciro menghentikan kalimat-nya.

Ceisya terdiam. Ceisya sadar betapa Ciro benci dengan kecelakaan, orangtua mereka pergi selama nya juga dalam insiden kecelakaan.

"Ci.." Ceisya memanggil pelan.

Ciro menghela nafas "inti nya gue pengen lo aman, gue enggak mau lo ninggalin mobil lo di parkiran karaoke kayak squads rimba lo"

"Cei, gue ingin lo selalu ada di jangkauan gue. Gue enggak ingin kehilangan untuk kesekian kali nya. Please pahami gue!" Ciro melanjut kan.

Ceisya terdiam, kali ini rasa-nya wanita itu seperti terhipnotis.

Pretty SistersWhere stories live. Discover now