Jisoo tak menjawab, dia hanya menatap Taehyung masih dengan tatapan kesalnya.

"Jisoo-ya ... Ma-maafkan aku ... A-aku berjanji, saat aku menjadi kuat nanti, aku akan melindungimu," ujar Taehyung sambil memegang tangan Jisoo, "aku masih ingin berteman denganmu ... Tolong jangan tinggalkan aku ... Aku juga janji tak akan menangis lagi ...." Lanjut Taehyung.

"Jangan pegang aku." Jisoo membuang mukanya seraya menepis tangan Taehyung.

"Taehyung-ah!"

Seorang pria berlari ke arah mereka bertiga dengan wajah yang panik.

"Eo, A-Ayah, kenapa-"

"Ibumu, dia ...."

"Ibu kenapa, Ayah?"

"Ibumu akan segera melahirkan, adikmu akan segera datang," jawab pria itu sambil memegang kedua bahu kecil Taehyung, "Eo? Adikku? ... Eh? Guyoung akan segera lahir?" Tanya Taehyung dengan mata yang berbinar.

Pria itu mengangguk, "Seokjin-ah, Jisoo-ya, Ibu dan Ayah kalian sudah lebih dulu berada di rumah sakit, aku datang untuk menjemput kalian juga, apa kalian mau ikut?"

Seokjin hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, sedangkan Jisoo hanya terdiam sambil menatap ayah dari Taehyung itu.

Mereka berempat pun datang ke rumah sakit, di sana Jisoo dan Seokjin bertemu dengan kedua orang tua mereka.

"Bibi, apa adikku sudah datang?" Tanya Taehyung dengan mata yang masih berbinar pada Ibunya Jisoo, sedangkan ayahnya langsung melihat istrinya.

"Taehyung-ah, tolong jangan marah, tapi nama Guyoung tak cocok dengan adikmu," ujar Ibu dari Jisoo dan Seokjin, "Tak cocok? Kenapa? Padahal nama Guyoung itu aku dan Ayah yang membuatnya," sahut Taehyung dengan raut wajah yang lesu.

"Saat dokter mengatakan adikmu kemungkinan adalah laki-laki ternyata salah, adikmu ternyata perempuan, jadi nama Guyoung tak cocok untuk adikmu,"

"A-adikku perempuan?"

Ibu dari Jisoo mengangguk, "La-lalu ... Apa adikku akan seperti Jisoo?"

"Kenapa kau bawa-bawa aku," ujar Jisoo yang sepertinya masih kesal, "Tapi kau perempuan," Jawab Taehyung, "Aku memang perempuan, tapi aku bukan adikmu," kesal Jisoo.

"Jisoo-ya, kau tak boleh seperti itu pada Taehyung," tegur Ibu dari Jisoo.

"Dia selalu saja membuatku marah dan kesal, jangan hanya menyalahkanku saja, kenapa Ibu dan Ayah malah membelanya padahal aku anak kalian, aku sudah tak mau berteman dengannya lagi." Jisoo pergi begitu saja, "Jisoo-ya, astaga anak itu," keluh Ayah dari Jisoo.

"Aku akan mengejarnya." Seokjin pergi mengejar Jisoo.

"Taehyung-ah, jangan masukkan kedalam hati perkataannya, apa dia masih menyuruhmu memanjat pohon dan mengambil mangga di pohon orang?" Tanya ayah Jisoo.

Taehyung hanya menundukkan kepalanya, ayah dari Jisoo menghela nafasnya.

"Paman, Jisoo tak menyuruhku lagi, hari ini aku sudah menjadi seorang kakak, aku ingin seperti Seokjin Hyeong yang selalu menjaga Jisoo, mulai sekarang aku akan menjaga Taera dan Jisoo juga," ujar Taehyung sambil tersenyum pada kedua orang tua Jisoo dan Seokjin.

"Taehyung-ah,"

Ayah Taehyung tiba-tiba keluar dari ruangan bersalin.

"Ayah ... Bagaimana? Apa aku sudah bisa melihat Taera? Apa Taera cantik seperti Ibu?"

"Taera?"

Taehyung mengangguk gemas, "Iya, Paman dan Bibi mengatakan jika adikku perempuan, jadi aku ingin menamainya 'Kim Taera'," jelas Taehyung dengan semangat.

"Kim Taera? Itu nama yang bagus, kau sungguh sudah dewasa Taehyung-ah ... Tapi Taehyung-ah, adikmu itu ternyata kembar ...."

Kedua orang tua Jisoo dan Seokjin terkejut, "Apa? Kembar?" Tanya Ibu dari Jisoo.

Ayah Taehyung mengangguk, "Tapi bukankah dokter mengatakan bahwa anaknya tidak kembar?" Tanya Ayah Jisoo dan Seokjin.

"Memang benar, aku sendiri pun terkejut karena saat aku masuk untuk melihat istriku, perutnya masih terlihat besar sedangkan Taera putriku sudah dilahirkan," jawab Ayah Taehyung.

"Aku juga bertanya pada dokter yang membantu proses melahirkan istriku, dia berkata kemungkinan saat aku dan istriku memeriksakannya, ada kemungkinan janin lain terhalangi oleh kembarannya." Lanjutnya menjelaskan.

"Ayah, aku tak mengerti-"

"Adikmu Guyoung sudah lahir, hanya berbeda 30 menit dari Taera, kau mempunyai dua adik, satu perempuan dan satu laki-laki," potong Ayahnya.

Taehyung mendengar itu langsung tersenyum senang.

"Apa aku bisa bertemu dengan Ibu?"

Ayah Taehyung langsung menggendong Taehyung, "Kau bisa menemui Ibuku ketika dia sudah di pindahkan ke kamar inap," jelas ayah Taehyung "terima kasih karna sudah mau membantu aku dan istriku." Lanjut ayah Taehyung berterima kasih pada orang tua Jisoo dan Seokjin.

"Sudahlah, lagi pula kita ini berteman, jadi kau tak perlu berterima kasih seperti itu,"

Ayah Taehyung tersenyum mendengar ucapan orang tua Jisoo dan Seokjin.

.

"Aku bilang aku tak mau berteman dengannya lagi!" Teriak Jisoo.

Jisoo dan Seokjin kini berada di taman rumah sakit itu.

Seokjin kembali menghela nafasnya, sedari tadi dia membujuk Jisoo, namun Jisoo bersikeras dengan ucapannya.

"Baiklah jika memang kau tak ingin berteman dengannya lagi, tapi bisakah kau memberitahukan alasannya?"

"Aku sudah bilang dia itu anak manja dan cengeng!"

"Benarkah hanya itu?"

Jisoo terdiam, kini wajahnya terlihat murung dan cenderung terlihat hendak menangis.

"Ada apa?" Tanya Seokjin pada adiknya itu karna sudah hampir akan menangis, "T-Taehyung sudah mempunyai adik ...." lirih Jisoo dengan nada suara pelan.

"Lalu kenapa? Apa kau iri? Apa kau ingin mempunyai adik ju-"

"Tidak! Bukan itu!" Teriak Jisoo sambil salah satu kakinya menginjak tanah dengan keras.

"Aku ... Jika Taehyung mempunyai adik, dia pasti tak akan mau bermain denganku lagi ...."

Seokjin yang mendengar isi hati adiknya itu hanya bisa memeluk tubuh adiknya sambil mengelus kepalanya lembut.

"Mungkin benar, Taehyung mulai hari ini akan selalu bermain dengan adiknya, tapi ... Oppa yakin, Taehyung tak mau berpisah darimu, kalian sudah berteman selama 2 tahun ini bukan?"

Jisoo menganggukkan kepalanya, "Aku percaya padanya, dia pasti tak akan meninggalkanmu" ucal Seokjin.

.

.

"Taehyung-ah ...."

"Iya Ibu, ada apa?"

"Bisakah kau berjanji sesuatu pada Ibu?"

"Apa itu?"

"Tolong jagalah kedua adikmu ...."

Taehyung menganggukkan kepalanya, "dan jaga juga Jisoo, Seokjin selalu menjaga kau seperti dia menjaga Jisoo adiknya, jadi kau juga harus menjaga Jisoo seperti kau menjaga adik-adikmu juga ya ...."

Taehyung mengangguk dengan wajah yang senang, dia lalu memeluk tubuh ibunya yang masih terbaring di atas ranjang.

"Aku akan menjaga adik-adikku, Ibu, dan juga Jisoo, bahkan jika perlu aku akan menjaga Bibi juga." Mereka tertawa bersama.

.

.

.

To be continued chapter 2 ....

Jangan lupa vote dan komen yaa ...
Dana : 083116782179
Oh iya kalo ada yang mau ngasih aku traktiran boleh bangett hehe, seikhlasnya aja juga gpp buat bantu aku beli kuota dan biar makin semangat nulis ceritanyaa😔🙏🏻 ... Makasih banyak yaaa udah baca dan dukung cerita akuu🥺🤗

Unconditional Love | VSOO | ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora