chapter (16)

147 28 0
                                    

Kini Miko dan reiji tiba di rumah sakit, tentunya setelah mengobati luka memar di pipi reiji

Sret

Miko membuka pintu ruangan dimana draken di rawat, terlihat sosok draken tengah duduk di atas ranjang rumah sakit sembari menatap ke luar jendela

" Draken! "

Draken menoleh, tersenyum saat Miko berjalan masuk diikuti oleh reiji di belakangnya

" Bagaimana keadaan mu? "

" Aku baik baik saja, terimakasih sudah menyelamatkan ku "

Miko mengangguk, ia melirik sekilas ke arah reiji yang nampak sedang meletakkan sebuah bingkisan kecil di atas nakas yang berada di samping ranjang draken

" Miko membelikanmu buah, aku hanya di minta membawanya " ujar reiji sambil memukul mukul pelan pundak draken

" Tch.. sok akrab sekali " cibir Miko dan hanya di balas dengusan oleh reiji

" Terimakasih reiji san.. ngomong ngomong ada apa dengan wajahmu itu? "

Reiji mengedikan bahunya lalu menunjuk ke arah Miko yang sedang mengupas buah apel

" Tanyakan saja pada Uke tsundere mu itu " ucap reiji membuat sebelah alis draken terangkat lalu menoleh ke arah Miko

" Hei!! Apa apaan panggilan itu?! Aku bukan Uke! "

" Tapi kenyataannya kau kan Uke "

" Lihat?! Kau yang mulai duluan!! "

" Kenapa aku? Kau duluan yang tiba tiba memukulku tadi "

" Itu sepadan dengan sifatmu yang menjengkelkan, sialan! "

" Tapikan aku sudah minta maaf! "

" Sudah cukup! Kalian ini benar-benar " lerai draken sambil memijat pelipisnya, ya tuhan ia saja sudah lelah dengan tingkah Mikey yang kekanakan dan sekarang malah bertambah dengan sang pujaan hati dan sahabat karibnya tengah bertengkar tapi ayolah, bahkan saat ia sakit pun tidak ada ketenangan untungnya

" ... "

" Wah.. sepertinya kami datang di saat yang kurang tepat "

Seketika itu juga mereka bertiga menoleh ke arah pintu, nampak mitsuya dan kapten devisi pertama baji Keisuke sedang berdiri di depan pintu

" Oh kali—

" Mitsuya!! Bawa reiji pergi dari sini sebelum aku menghajar jeparat sialan ini!! "

" Tanpa kau suruh pun aku akan pergi! Tch.. ayo Takashi "

" ?? "

" Hah?! Hoy! Aku cuma bercanda!! "

" Sabar draken, Mitsuya " baji berujar sambil mengelus pundak kedua temannya yang nampak tertekan dengan keributan yang di buat Miko dan reiji

Lihatlah mereka, kembali beradu mulut dan sesekali menonjok satu sama lain hingga seorang dokter datang dan melerai mereka sekaligus memberi ceramah panjang karena ulah kedua remaja SMA itu para pasien lain terganggu bahkan Mikey yang baru kembali dari atap bersama takemichi pun mendapat omelan

" Hahh.. sebaiknya kalian berdua pulang sekarang, kau juga Mikey " ujar draken di angguki oleh Mitsuya sementara baji dan takemichi sudah pulang sejak tadi

" Kau mengusirku?! " Seru mereka bertiga secara bersamaan

Miko dan reiji saling pandang sementara Mikey hanya mengerjapkan matanya lalu memilih duduk di kursi di samping ranjang draken

" Kau!! "

" Berhenti mengikuti ucapan ku!! "

" Sudah cukup!! Rei san, kau pulang denganku saja, miko san.. tetaplah disini dengan Mikey, draken! Kami pergi dulu " putus Mitsuya sambil menyeret reiji keluar dari ruangan dengan paksa karena sejak tadi lelaki itu terus menatap kesal ke arah miko

" Ya! "

Setelah pintu tertutup, Miko nampak mendengus pelan lalu menatap draken dan Mikey yang juga menatapnya

" Aku tidak tahu jika kalian juga bisa bertengkar seperti tadi " celetuk Mikey sambil memakan potongan buah apel

" Aku bahkan sempat berpikir jika kalian itu bukan sahabat melainkan musuh lama yang baru bertemu " sambungnya membuat perempatan imejiner muncul di dahi Miko

" Hey cebol, kau mau mati dengan cara apa? "

***

Reiji menguap membuat Mitsuya yang hendak turun dari motor reiji pun berhenti lalu memukul pelan kepala remaja SMA itu setelah itu Mitsuya turun dari motor menatap wajah mengantuk reiji dengan sebelah alis terangkat

" Reiji san, kau mengantuk? Mau mampir? Kau bisa tidur sebent— "

Ucapan Mitsuya terpotong saat reiji meletakkan jari telunjuk miliknya di bibirnya sendiri sebagai tanda jika Mitsuya harus diam

" Ibumu dirumah? " Mitsuya mengerjapkan matanya pelan lalu menggelengkan kepalanya

" Ibuku masih bekerja, kenapa kau mencarinya? "

Reiji terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pelan " aku hanya ingin menagih sesuatu "

Dahi Mitsuya menyengit, ia menatap penuh kebingungan ke arah reiji, sepertinya ia dan ibunya tidak memiliki hutang apapun pada remaja itu

" Kau tidak ingat? " Tanya reiji saat menyadari ekspresi kebingungan Mitsuya dan di balas gelengan kepala dari remaja bersurai ungu perak itu

" Mari bertaruh, jika aku menaklukkan lebih banyak anggota moebius, maka kau harus menuruti semua permintaan ku begitupun sebaliknya, kau ingat sekarang? " Ujar reiji membuat mata Mitsuya terbelalak sambil tersenyum canggung

" Aku tidak ingat kita pernah bertaruh hal seperti ini waktu itu " reiji tergelak

" lalu kenapa kau mencari ibuku? " Seketika tawa reiji berhenti, ia menyeringai tipis

" Aku hanya bertanya, kenapa? Apa kau takut jika aku tiba tiba datang menghadap ke ibumu untuk meminta restu agar aku bisa membawamu ke pelaminan? "

Blush..

Reiji kembali tergelak saat melihat wajah Mitsuya memerah malu karena ucapannya

" Ekhm.. lalu? Apa taruhan ini masih lanjut? Aku mengalahkan 38 setengah, 36 anggota moebius, dan membuat pingsan dua anggota Toman  karena salah sasaran lalu yang setengahnya aku tak sengaja menindih anak kucing hingga mati gepeng dengan mengenaskan " ujar reiji dengan wajah polos tak berdosa

" Apa katamu?! "

" Maaf? Kucingnya sudah ku mandikan dan ku kubur dengan layak di pemakaman kok "

Mitsuya menggelengkan kepalanya pelan lalu menghela nafas berat, ia tak habis pikir dengan kelakuan lelaki di hadapannya ini

" sudahlah aku mau masuk, Luna dan mana menungg— "

" Eh?! Tunggu dulu! Lalu bagaimana dengan taruhannya?? Aku tidak mau rugi " potong reiji sambil mencekal lengan Mitsuya saat remaja itu akan berbalik

" Memangnya kau tau siapa yang menang? "

" Tentu saja aku, kau pikir aku tidak menghitung milikmu juga? Maaf saja bahkan aku menyuruh seseorang menghitungnya juga jika aku salah "

Mitsuya menatap reiji dengan tatapan yang sulit untuk di artikan, jika boleh jujur, mungkin ia akan setuju dengan Miko jika lelaki di depannya ini sangat! Menyebalkan

" Jangan menatapku seperti itu, aku tau aku tampan "

" Entah kau!! "

































Tbc
***

Pendek? Ya maap

Gw gak punya banyak ide buat book ini, ya Taulah kalo semakin mikir buat ide ini malah dapetnya ide buat bikin book baru, sialan emang

Ja~

Gara² Dijedotin!!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt