006

293 37 19
                                    

Kapankah aku bisa berhenti mikir buat nyerah? Soalnya ide baru numpuk dan alur yang udah kusiapin hilang begitu saja.

Enam tahun berlalu begitu saja, Izrail memilih untuk bersekolah di Jerman, Allen pergi ke Inggris, dan Damien bersekolah di Italia.

Dan hari ini, hari penerimaan murid baru di mana Izrail memilih untuk kembali ke kota asalnya. Meski dia lebih suka tetap rebahan.

"Host, sebentar lagi episode ke lima akan dimulai. Ini adalah saat Allen akan mengalami kecelakaan yang merusak matanya. Kecelakaan itu tentu saja disebabkan oleh Damien yang tidak rela Allen melihat orang lain."

"Tapi, aku merasa Damien tidak akan melakukan apapun pada Allen tuh."

"Host, bagaimana Anda yakin?"

"Firasat doang."

Izrail memasuki kelasnya untuk melihat seorang pemuda tampan sedang sibuk bermain dengan ponselnya. Dia mengenakan earphone hitam dan syal biru tua meski sekarang tidak begitu dingin.

"Siapa?"

Rambut hitam kelam agak ikal dan mata ungu kelam merupakan fitur yang sangat dikenal oleh Izrail. Namun, yang membuatnya kaget bukan itu. Melainkan fakta bahwa sosok di depannya tidak mungkin bisa dengan santai duduk di sini.

"Iza, senangnya kita bisa sekelas."

"Cowok kampung, kau harus duduk di sampingku."

Lilian, sahabat Izrail dan Allen datang dan memeluk Izrail seraya berteriak keras. Membuat pemuda yang sedari tadi dilihat Izrail mengangkat kepalanya.

"Ah, kau mirip dengan Iza. Siapa namamu?"

"Azrael, Azrael Silhouette. Aku kakak kembar Iza."

Azrael tersenyum lembut dan menatap Lilian kemudian beralih ke Izrail, tidak tepatnya ke arah Vieira yang bertengger di bahu Izrail. Meski ia tersenyum, tetapi matanya berkilat dingin.

Menggigil, Vieira melihat status Azrael.

Nama: Azrael Silhouette
Ras: Apocalypse Dragon <Sedang menggunakan status manusia>
Level: 100
Title: The Last Dragon, The Last Boss, Tower Heir, Way Becoming God
Skill: <locked>, <locked>, <locked>, [Semua skill dikunci karena sedang menggunakan status manusia].

Vieira tambah menggigil melihat status Azrael. Sekalipun sedang menggunakan status manusia, tetap saja dia adalah apocalypse dragon dan level 100. Bahkan hostnya saja baru level 96.

"Hm, kenapa semua berdiri di depan pintu?" Damien yang baru datang melihat ke arah Azrael yang tetap tersenyum.

"Iza, duduk denganku, ya?" Azrael bertanya seraya menarik lengan Izrail yang masih bengong.

"Tunggu dulu, bagaimana kau bisa keluar? Dan bagaimana mungkin kau bisa ada di sini? Dimana kau tinggal sekarang? Apa kau punya masalah dengan pacarmu?"

Azrael hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan beruntun Izrail. Sekalipun mereka kembar, mereka benar-benar bertolak belakang.

Izrail yang dingin, datar, dan pemalas. Dan Azrael yang ekspresif, manipulatif, dan penuh topeng. Keduanya yang merupakan saudara kembar benar-benar seperti cermin.

"Kau akan paham nanti. Dan ngomong-ngomong, aku tidak punya pacar. Tenang saja, masalahnya tidak seserius itu, kok."

Kalau yang dimaksud tidak seserius itu adalah ingatan kacau balau, dikurung di penjara bawah tanah, berusaha lari di setiap kesempatan, dan mati dibunuh oleh kakak ipar sendiri maka siapapun akan gila.

Izrail hanya menatap Azrael dengan datar seolah ia tidak percaya pada omong kosong itu. Karena ia tahu, kakak kembarnya dan kekasihnya tidak pernah punya hubungan normal.

Seingatnya, keduanya sama-sama punya keinginan untuk merantai satu sama lain. Dan kabar terbaru yang didengarnya, Azrael berhasil mengurung Gabriel di Tower of Eternity. Itu sekitar 9158 tahun yang lalu.

Dan satu hal yang pasti. Hubungan sex mereka tidak akan lepas dari hal-hal berbau BDSM, sex toy, dan roleplayer. Jadi, mustahil pertengkaran mereka itu 'tidak seserius itu'.

Terakhir kali bertengkar saja, mereka menghancurkan satu menara yang memuat sembilan dunia. Apa lagi yang akan mereka hancurkan kali ini?

Ding Dong~

"Ah, sekarang upacara penerimaan murid baru, bukan? Ayo ke lapangan. Kita harus dapat barisan terdepan."

"Aku ingin ke UKS."

"Tidak boleh, MOS adalah masa yang dihadapi dua kali seumur hidupmu."

(Nasib Riel gak pernah ikut MOS)

"MOS adalah masa paling mengerikan bagiku."

"Tapi, saat MOS kita diajari banyak hal. Seperti senioritas, kerja sama, dan banyak lagi."

"Tidak terimakasih, sudah cukup sekali. Saya trauma."

Izrail kembali mengingat MOS SMP yang dilaluinya. Mulai dari disuruh nyari tanda tangan senior disaat dia berada di mode termagernya. Atau permintaan gak masuk akal bawa beras warna merah. Emangnya ada? Ya, waktu itu Izrail mati-matian buka mata untuk ngecat beras. Malah besoknya diketawain senior lagi. Malunya itu loh.

Namun, terlambat sudah Izrail menolak. Karena Azrael dengan teganya menarik Izrail ke barisan terdepan yang selalu kena bagian paling panas. Udah gitu gak bisa tidur berdiri lagi.

"Kenapa kembaran laknat ini ada di sini sih? Gak bisa molor di UKS kan."

Vieira hanya menatap datar hostnya yang mengomel di dalam hati menyumpahi pemuda yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum manis.

"Host, apa saudara kembarmu bisa melihat sistem lain? Aku merasa dia menatapku dari tadi."

"GR sekali Anda. Tapi, seingatku dia memang bisa ngeliat mahkluk halus kayak kau sih."

"Aku bukan hantu, ya."

"Sejak kapan saya bilang hantu?"

Disaat Izrail dan Vieira adu bacot dalam telepati, Azrael hanya tertawa kecil. Dia menatap kakak kelas yang menjabat sebagai ketua OSIS dengan tajam.

"Ah, bagaimana ini? Aku benar-benar ingin mengurungnya. Kemudian merantainya dan menyembunyikan dia agar tidak seorangpun bisa melihatnya."

Azrael bergumam menatap Gabriel yang entah bagaimana berdiri sebagai ketua OSIS. Dan membiarkan Izrail serta Vieira menggigil mendengar gumaman Azrael.

"Ayo berharap hidup kita bisa tenang selama setahun kedepan."

"Amin."

»»————>TBC<————««

Riel serius soal fakta bahwa Riel gak pernah ikut MOS. Kenapa? Karena waktu SD, Riel gak tau itu bisa disebut MOS atau kagak. Waktu SMP, Riel ikut ujian seleksi kelas unggulan. Waktu SMA, karena covid MOS dilakukan dengan metode zoom. Tapi, waktu itu Riel sibuk main game. Jenius bukan?

Jadi, bagi kalian pembaca budiman tolong beritahu Riel bagaimana rasanya MOS. Oke, siders?

Dan untuk beras merah, itu makanan sehari-hariku. Beras merah yang diproduksi dari kota asal ku rasanya luar biasa. Jadi, jangan ngewarnain beras dengan cat merah waktu disuruh bawa beras merah. Oke, siders?

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Jun 17, 2022 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

MineOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz