Chapter 21: Queen and Mother

1.7K 75 3
                                    

"Ehm!! Kita akan mulai introgasinya" tiba-tiba seorang polisi masuk dan duduk dihadapan ku dengan tubuhnya yang besar, dan disampingnya seorang pria yang agak cantik? Dan mungkin kurus serta sepertinya dia agak pendek? Sekarang dia berdiri di sebelah pintu untuk menjaga satu-satunya pintu untuk dapat keluar dari tempat menjijikkan ini.

"Huh....."helaku pelan ternyata menjaga pintu itu terlihat mudah di buat pingsan,

"Hah? Ada apa?" tanya polisi yang ada didepanku, lalu dia mulai megeluarkan buku catatan kecil.

"Tidak....."

"Orang bodoh...." serunya pelan, sial! Dia berani mengejekku!!!

"Mati saja kau paktua!!" seruku, membuat polisi itu membelakakan matanya dan berdiri dari bangkunya serta menarik kera bajuku, dan dia mulai menatapku dengan tatapan sinisnya.

"APA!!!" teriakku kepadanya dia terus memutar kera bajuku dan mulai mengangkat tangannya untuk memukul mukaku yang indah, dan kemudian dia mulai memukuliku lagi dan mulai melemparku ketanah dan terus menendangiku diperutku.... tapi entah menyapa bocah polisi dibelakangnya terus saja dia untuk beberapa saat dia tersenyum tapi kemudian dia merunduk dan membuat hanya satu matanya terlihat tatapannya terlihat lumayan tajam.

Kemudian konsentrasiku menjadi terpotong lagi karena paktua ini masih saja memukuliku terus aku kemudian meneggok kearah cermin di sampingku aku tau pasti di sisi lain kaca ini ada yang sedang memperhatikanku, apa yang mereka lakukan.....? apa mereka sedang menertawakanku seperti bocah polisi itu sempat menertawakanku, kemudian bocah itu mulai maju dengan sarung tangan pendek ditangannya dia menyentuh pundak polisi tuabangka itu tersenyum seperti malaikat dan aku merasa baru saja menemukannya......... Malaikatku.

"Pak Yusuf? Bukannya anda harus berhenti karena kau disini bukan untuk menghukumnya mati" seru Bocah itu dengan suara lembut tapi tidak terdengar seperti wanita.

"HAH??? Apa maksudmu kau ini masih anak bawang sudah berani-beraninya memerintah seniormu!!!" pria itu langsung melepaskan pukulannya dariku dan  mulai berjalan kearahnya dan membiarkan aku terbaring di lantai dengan keadaan lemah, tapi ini membuatku kaget bocah itu berhasil menendang kaki pria besar itu hingga terjatuh dan kepalanya terbentur kelantai hingga kepala atau hidungnya megeluarkan darah.

"HOI!!! Kai!!! Apa yang kau lakukan!! Kenapa kau memukul seniormu sendiri!!" teriak seorang polisi dengan tiba-tiba yang sepertinya dari ruangan sebelah,

"Eh? Kau harusnya sadar sebagai senior kalian harus bisa berfikir lebih dewasa untuk memukuli seseorang bukan?" tanya bocah itu sambil tersenyum, kemudian Kai mulai duduk di bangku dan melihat polisi dari ruangan sebelahnya mendobrak pintu masuk.

"Ah? Senior? Ternyata kau datang?" seru Kai lalu mulai berdiri dan meangakyku ke pundaknya yang kecil.

"Kai?!! Jangan bilang selama 2 bulan terakhir ini semua kerja kerasmu itu...??? bohong!!!" teriak pria itu dengan agak memaki-maki sedangkan aku masih sangat lemas karena pria berengsek itu,

"Ahahaha!! Yuei! Jangan konyol!! Maafkan aku! Tapi aku tidak cocok menjadi polisi teralalu merepotkan" ucapnya dengan sangat datar dan kemudian mulai tersenyum,

"Kai?..........."

"Yuei? Aku bukan seorang polisi kau tau seperti yang sering kau bilang saat kita berpartoli atau bertugas 'Kai kau ini polisi atau bukan?' dan aku selalu saja tertawa tebahak-bahak karena tidak menjawab"

"Jadi kalo kau bukan polisi apa kau ini!! Kai!!!"

"Astaga... kalian dramatis sekali?" seruku sambil berusaha menangkat kepalaku, Sial! Semua bagian tubuhku terasa sangat perih aku memang tidak bisa bertarung dengan tangan kosong tapi soal menembak aku sangat ahli.

How Do I Turn into a Psychopath (In EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang