"Kau pasti tahu siapa dia kan? Katakan padaku siapa dia, kita bisa memenjarakannya," ujar Victor dengan penuh harap.
Verry menggeleng, kemudian dia berdiri dan menunjukkan suatu sikap.
"Dia sering berjalan seperti ini, dan begini dan seperti ini,"
Victor mengamati Verry, sahabatnya itu menunjukkan jalan pelan dengan tangan kanan yang di masukkan ke dalam saku celana. Sedangkan tangan kirinya, seperti memegang korek gas.
"Tak ... Tak ... Tak." Celoteh Verry menirukan suara korek gas yang berada di tangannya, seakan-akan dia sedang menyalakan korek tersebut.
"Apa kau tahu? Dia disini, dia disini, aku sangat hafal langkahnya!" Sery Verry yang tiba-tiba histeris.
Victor terkejut, dia segera memanggil suster untuk menangani Verry yang histeris.
Tak lama, sister masuk dan langsung menyuntikkan obat penenang. Victor menatap sendu pada sahabatnya itu, lagi-lagi obat penenang teman sahabatnya itu
"Sus, saya titip sahabat saya. Besok, saya akan kembali lagi," ujar Victor pada suster yang merawat Verry.
Suster tersebut mengangguk, setelah itu Victor beranjak untuk pulang.
DUGH!
TAK!
Victor terkejut, dia tak sengaja menabrak bahu seseorang yang menyebabkan barang orang itu terjatuh.
"Maaf, maafkan saya." Ujar Victor sambil mengambil barang tersebut.
Victor tertegun saat melihat korek gas yang terjatuh, dia kembali mengingat apa yang Verry beritahukan padanya.
Tersadar, Victor mengambilnya dan langsung menatap orang yang dia tabrak. Namun, tak ada siapapun di hadapannya. Sepertinya orang tersebut telah pergi saat dia mengambil barang yang terjatuh tadi.
"Kemana dia?" Gumam Victor.
Sedangkan pria yang menabrak Victor, dia tengah bersembunyi di balik tembok. Tatapannya masih mengarah pada Victor yang tengah mencarinya.
"Tak semudah itu, pria gila itu pasti sudah membocorkan segalanya. Aku harus segera membungkamnya,"
***
Cklek!
"Lo sudah datang? Gue titip Al," ucap Theo dengan singkat saat Alana memasuki kamar rawat putra mereka.
Alana mengangguk pelan, dia menggeser tubuhnya saat Theo akan berjalan ke arah pintu.
"Lo udah makan?" Tanya Theo.
"Sudah tuan," ujar Alana.
"Bagus, gue gak mau makin repot." Ketus Theo.
Setelah mengatakan hal itu, Theo pergi meninggalkan Alana yang memaki dirinya.
"Dasar kanebo! Kenapa anak gue bisa punya bapak modelan kayak lo sih!" Gerutu Alana.
Alana mengatur nafasnya, dia mencoba untuk menenangkan dirinya. Netranya melihat ke arah brankar putranya, hatinya seketika terasa perih saat melihat tangan putranya yang terinfus.
Dengan langkah pelan, Alana mendekati brankar putranya. Dia mengelus kepala putranya dengan perlahan karena takut membangunkan sang putra yang tengah tertidur.
"Sakit yah sayang hm?" Lirih Alana.
Perasaan Al dan Alana begitu kuat, sehingga bayi itu dapat merasakan kehadiran sang bunda. Perlahan, Al membuka matanya. Dia menatap ke arah Alana yang masih fokus melihat tangannya yang terinfus.
YOU ARE READING
Plot Twist Transmigration
FantasyMemasuki raga seorang wanita hamil, itulah kejadian yang di alami oleh aubrey Fathiah. dimana ia harus menghadapi berbagai masalah yang datang di kehidupan Alana yang merupakan raga yang ia tempati saat ini. "Mending kita cerai deh, buatnya aja aku...
Bagian 24: Susu kamu
Start from the beginning
