Ratna dan Sahabat Kapasnya

47 1 0
                                    

Suatu kabar mengejutkan datang kepadaku. Kabar itu datang melalui pesan dari sahabatku, Byan, yang muncul di ponselku.

From : Byan

Number : +62816xxxxxxxx

" Ratna, datanglah ke rumah Tyas sekarang. Penting."

Aku mendengus kesal membaca pesan itu. Bukannya aku tak mau. Tapi, Byan selalu membuat rencana seenaknya. Aku tak suka. Apalagi aku sedang ujian sekarang. Pesan itu kuhapus dan ponselku kumatikan. Aku tak peduli dengan mereka. Bagiku, mereka cuma sahabat kecilku yang telah lama terlupa dan aku tak bisa lagi seperti dulu karena kami telah menempuh jalan yang berbeda. Aku, gadis yang berasal dari keluarga kaya dan berstatus sebagai mahasiswi kedokteran di kampus yang bergengsi se-Indonesia. Sementara mereka hanya berkuliah di kampus pinggiran kota. Aku tak sudi apabila aku yang se-classy ini bersama dengan mereka. Aku menggeleng-gelengkan kepala karena jijik memikirkannya.

Aku bergegas pulang setelah urusanku selesai. Kunaiki mobil high lux berwarna biru ku dan meninggalkan kampus. Kukendarai mobil kesayanganku melewati jalan poros Makassar. Kudengar suara mobil ambulans yang sangat menggangguku. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia kedokteran, segera kutepikan mobilku untuk memberikan ruang bagi ambulans itu lewat. Dalam hati aku sedikit mengeluh. Sirinenya sangat berisik. Beginilah Indonesia. Sifat tenggang rasa yang berlebihan terlihat dari kebiasaan yang warganya lakukan. Bahkan hanya untuk memberitahukan bahwa seorang dari mereka sedang sakit sekarat atau meninggal, mereka membuat heboh para pengendara di jalan dengan membunyikan sirine yang sangat memekakkan telinga.

Aku sampai di rumah dan memasuki kamar. Aku mengganti pakaian dan berwudhu lalu melaksanakan sholat isya. Setelah itu aku mengambil handuk. Aku ingin berendam setelah dari pagi hingga malam kujalani aktivitas perkuliahanku. Bukan hanya itu. Aku juga menjadi salah satu asisten professor di kampusku. Jadi, wajar saja kalau kelelahan yang kurasakan sekarang berlipat-lipat.

Kutuangkan cairan aroma bunga melati ke seluruh bak. Ah, inilah yang paling kusukai. Setelah lelah menjalani semuanya akhirnya aku bisa menikmati waktuku sendiri. Tanpa sadar, aku tertidur dalam bak.

Sebuah kenangan yang kuat kini muncul di hadapanku. Kurasakan semilir angin membelai wajahku. Dan kulihat kapas-kapas melayang di langit biru yang jernih. Tiba-tiba hatiku menjadi bahagia. Aku berada di tempat dimana semuanya bermula ketika masih berumur tujuh tahun. Bukit yang ditumbuhi oleh pepohonan kapas itu berada di belakang sekolah lamaku. Saat itu kurasakan hatiku sangat damai. Suara denting piano dari balik kaca jendela kelas lima sekolah dasar menambah indah suasana.

Aku berlari menggapai kapas yang beterbangan di sekelilingku. Aku tak peduli meski baju dan rambutku dipenuhi oleh kapas-kapas. Lalu suatu suara terdengar olehku. Suara dari dua orang anak perempuan yang berusia sama denganku.

" Hei lihat Byan ! Anak baru itu ternyata disini !" teriak salah satu dari mereka. Oh, aku ingat suara itu. Suara itu adalah suara Tyas.

" Mana ? Mana ? Oh iya ! Hei kamu ! Mengapa kau sendirian disini ?" kata suara yang lain. Aku mengenal suara itu juga. Suara itu adalah suara Byan.

Tyas dan Byan mendekatiku. Tyas, gadis berjilbab biru itu tersenyum saat melihatku. Semetara Byan, gadis berambut pendek dan berwatak tomboy menyalamiku.

" Namaku Byan. Namamu siapa ?" Tanya Byan sambil memperlihatkan gigi depannya yang patah.

" Nama.. Namaku Ratna." Jawabku gugup.

" Ratna ya.. nama kamu bagus banget. Namaku Tyas." Kata Tyas sambil meniup kapas-kapas yang hinggap di rambutku. Tyas adalah gadis yang baik dan lembut. Ia juga sangat manis ditambah dengan hijab biru yang semakin menambah kecantikannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ratna dan Sahabat KapasnyaWhere stories live. Discover now