11. Worst

401 93 22
                                    

5 chapter lagi work ini akan selesai, selamat membaca ❤️

_______

"Is it okay? Kamu bisa ikut Lin." Khandra bersungguh-sungguh dengan ucapannya, ia cemas dan tak mau meninggalkan Alin. Namun sialnya dia juga tak bisa bersikap acuh ketika cabang di negara paman Sam itu dalam masalah.

Alin tersenyum dan menggeleng, ia memahami kesulitan yang dialami Khandra, hanya akan merepotkan jika dirinya ikut. "you have to focus on your work, and I Will focus to my health."

Khandra tersenyum, mengecup jidat Alin begitu lama, rasanya semakin berat. "kabari aku ya."

Alin mengangguk pasti, tak lupa dengan senyum manis diwajahnya.

"Ma! Pa! Na! Jagain Alin ya!"

"Pasti bang!"

"Hati-hati ya dra!"

Setelah melakukan perpisahan yang cukup lama, akhirnya Khandra berangkat.

Perjalanan bisnis Khandra ini memakan waktu sekitar dua minggu, itu sudah paling cepat. Jika banyak masalah mungkin bisa sebulan.

Dulu Khandra tak masalah bahkan jika berbulan-bulan, namun kini rasanya begitu berat. Ya betul! Karena Alin! Saat ini Alin menjadi prioritasnya.

"Alin kamu mau tinggal dimana?" Tanya Rosalina dengan senyum manisnya.

Roxana yang muncul tiba-tiba, menarik tangan Alin, "Bareng kami aja kak! Walau Roxana bakal sibuk sekolah! Tapi Roxana bakal temanin kaka kok!" Saran Roxana membara.

Alin tersenyum, "Alin di rumah Alin aja tante. Roxana main ke rumah Kaka ya kalau ada waktu kosong."

Vijendra menatap Alin cemas, "Baiklah, tapi nanti kami kesana ya Lin."

Alin mengangguk dan tersenyum.

______

"Brother jangan kaku gitulah, kita disini untuk have fun!"

Khandra melepas tangan itu dengan kasar dari pundaknya, "Aku tak suka minum, dan jika kau lupa kehadiranku disini untuk kerja bukan party."

"Jangan munafik Khandra, tunjuk saja kau mau yang mana? Bule Asia? Bule Eropa? Kau cukup ucapkan satu kalimat. Aku akan menyiapkannya di kamarmu." Ucapnya dengan senyum setengah sadar.

Khandra berusaha bersikap sopan, karena biar bagaimanapun pria bajingan di hadapannya ini adalah partner bisnisnya kali ini.

"Dendra, tolong siapin kamar."

Dendra melotot, "pak ingat pak, Alin di Indonesia pak! Alin pak! Astafirullah pak!"

Khandra memutar bola matanya, "Aku tidak sebejad itu Dendra, aku hanya lelah, aku ingin tidur. Dan aku ingin menelpon Alin tanpa di ganggu siapapun." Ujar Khandra yang segera berdiri. Membuat Dendra bernafas lega, sejujurnya sejak tadi tangannya sudah gatal ingin menonjok bajingan yang terus mengompori bosnya itu.

"Girls! Come here!" Teriak dari pria yang masih memaksa Khandra untuk melakukan hal berdosa itu.

"Hey babe" goda salah satu perempuan yang sudah datang itu. Yang tanpa tau malu langsung membelai dada bidang Khandra.

"Keep your hands off me." Khandra menahan emosinya, dia benci dengan orang-orang yang mudah melakukan physical touch kepadanya. Sial! Hanya Alin yang boleh menyentuhnya.

Tala dan Alin ☑️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن