Jaemin berdecak kesal, mendapati Jeno, renjun, jisung, chenle dan yangyang tengah berada di apartemennya.
"Tzu, aku tambah lagii!!"
"Gue juga"
"Enakk banget tzu"
Dan apa apaan ini? Kulkas dia di sabotase, kini atensi kekasihnya juga telah direbut oleh mereka. Ia menatap tidak suka saat Tzuyu tersenyum sambil menambahkan lauk kepada kawan kawannya itu.
"Apa kalian tidak punya hati nurani? Bukankah ini waktunya kalian pulang? Tzuyu sama gue butuh waktu berdua!"
"Yakk!!"
Kata kata pemuda itu diabaikan.
"Woah ternyata masakanmu seenak ini~"
"Andai ningning bisa memasak"
"Aku iri pada jaemin. Apa ia selalu mendapat bekal seenak ini tiap hari?"
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
"Benarkah? Aku kira Jaemin membuang bekalnya"
Mata Tzuyu berbinar setelah mendengar ucapan Jeno. Jaemin menjadi sedikit tersinggung. Heol, ia tidak seburuk itu.
Bekal Tzuyu selalu jadi favoritnya, yah walaupun ia jarang —ah bahkan tidak pernah sekalipun memujinya.
"Apa dulu aku sedingin itu?"
Tzuyu mengangguk. Jaemin berjalan ke arah sang gadis lalu memeluknya dari belakang.
"Kalau begitu aku akan jadi pria terhangat untukmu mulai sekarang" ucapnya sambil mendusel.
Pipi tzuyu merona. Ingatkan mereka, masih ada teman jaemin disini. Dan jaemin biasanya slalu menolak memamerkan kemesraan mereka di depan umum.
"Gerah ya jen?" -yangyang kompor
"Duh, kipas mana kipas?"-renjun
"Apa kalian tidak ada niatan putus?" Tanya Jeno.
Tzuyu melepaskan pelukan Jaemin. "Nana,maluu~"
Jaemin mengacak rambut Tzuyu gemas. "Jangan lucu lucu, nanti banyak yang suka"
Jaemin tidak mau menambah saingan lagi. Haechan, Jaehyun, 97 line, belum lagi Jeno yang merupakan sahabatnya itu. Ya walaupun Jaemin tau, jeno tidak mungkin menikungnya. Tapi, ia jamin jika ia putus dengan tzuyu pasti pemuda samoyed itu pasti gencar melakukan aksi pendekatan.
"Tiket ke mars nya kakakk~" ucap chenle.
"Mereka aja yang pindah! Gue mager kalo harus ke mars!" Ucap renjun
